Senin, 09 September 2013

Sepotong Kata : SEGENGGAM GANDUM UNTUK SURIAH


Laporan tim 6 HASI (Hilal Ahmar Society Indonesia) di Suriah terasa menyesakkan dada. Betapa tidak, dalam kunjungannya ke masyarakat di sekitar rumah sakit lapangan, mereka masih mendapatkan banyaknya keluarga yang hanya bisa makan satu kali dalam sehari. Dalam situasi perang, perdagangan dan pertanian terganggu yang menyebabkan roda ekonomi masyarakat berhenti. Mereka bertawakal hanya kepada Allah. Tidak meminta-minta. Dan menunggu datangnya bantuan dari sesama muslim

Sejarah revolusi bercerita bahwa pembentukan tatanan politik baru adalah suatu proses yang sulit, berlarut-larut dan tidak bisa diprediksi.

Ayat ini berulang kali dibaca, bahkan menjadi pilar bagi banyak organisasi Islam bekerja.

"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan hari pembalasan? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.."
(al-Ma'un 1-3)..

Perintah Allah berbunyi :

'Maka tidaklah sebaiknya (dengan harta itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar? Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? Yaitu melepaskan budak dari perbudakan atau memberi makan pada hari kelaparan kepada anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir. Dan dia termasuk orang-orang beriman dan saling berpesan untuk berkasih sayang..' (Al Balad 11-17).

Kabar bagi yang menyia-nyiakan hak Allah dan hak-hak hamba-Nya :

"Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang diperbuatnya, kecuali golongan kanan, berada di dalam surga, mereka saling bertanya tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa, "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" Mereka menjawab, "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin." (al Muddatstsir : 34-44).

Kabar yang lainnya :

"Sesungguhnya di adahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar. Dan juga tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin." (al Haqqah 33-34).

Dalam hadits disebutkan :

"Bukanlah termasuk orang beriman orang yang semalaman ia kenyang, sedang tetangga di sebelahnya kelaparan." (HR. Thabrani).

Perintah Allah tidak hanya cukup mewajibkan memberi makan orang miskin, tetapi lebih dari itu dari al-Qur'an mewajibkan menyeru untuk memberi makan orang miskin dan menghimbau untuk memperhatikannya dan menganggap bahwa mengabaikan hal itu termasuk tanda kesombongan dan dusta terhadap agama.Perintah ini tidak memandang apakah di masa damai maupun di masa perang.

 Konflik di Suriah berdampak kepada situasi kemanusiaan terutama kebutuhan dasar manusia.  Kebutuhan dasar manusia termasuk suplai makanan, medis dan listrik telah mengalami gangguan di wilayah yang penuh kegiatan senjata. Peningkatan pengangguran juga membuat rumit situasi. Lebih dari satu juta orang Suriah mengungsi dari negaranya dan tinggal di Iraq, Jordan, Lebanon Turki dan Mesir. Sementara jutaan lainnya masih merupakan orang yang berpindah di negaranya, atau masih tetap di rumahnya dengan semua resiko yang mungkin terjadi. Penilaian kebutuhan bantuan kemanusiaan menunjukkan bahwa prioritas utama adalah distribusi makanan.

Mari kita perhatikan baik-baik angka-angka berikut ini :
  • Hampir 1  juta pengungsi Suriah yang tercatat di negara tetangga.
  • 75% pengungsi Suriah adalah wanita dan anak-anak.
  • Diperkirakan jumlah orang yang perlu bantuan kemanusiaan di Suriah : 4 juta.

Kita mengetahui bahwa aksi kemanusiaan tidak dapat memecahkan masalah yang dihadapi muslim Suriah secara sendirian. Krisis ini perlu pemecahan secara multi dimensi. Konflik ini telah menghancurkan kehidupan, infrastruktur dan mengikis pelayanan sosial dasar seperti pendidikan dan kesehatan. Hampir separuh rumah sakit di Surah telah hancur dan bagi yang masih buka kekurangan suplai obat seperti antibiotic dan pereda rasa sakit. Seperlima bangunan sekolah telah hancur atau digunakan sebagai tempat perlindungan bagi keluarga yang mengungsi.

Ini adalah salah satu bentuk kelemahan yang menimpa makhluk. Terkena kesusahan atau kesulitan. Ustman bin Affan menyimpulkan hal itu dalam ucapannya, "Kami, demi Allah, menemani Rasulullah baik dalam perjalanan ataupun ketika mukim, beliau senantiasa menjenguk orang sakit, mengantarkan jenazah, ikut berperang, dan memberi kepada kami baik dengan banyak ataupun sedikit." (HR. Ahmad).

Urusan makan memang bukan urusan pribadi. Ini menyangkut semua aspek dari hulu sampai hilir. Dari petani yang menanam sumber pangan sampai memanen hasil tanamannya. Kemudian para pedagang yang mendistribusikan hasil panen. Dan tertimbun di pasar bebas. Sehingga yng diperlukan sekarang adalah membawa bahan pangan tersebut untuk muslim Suriah. Dan ini perlu dana!

"Keluarga Muhammad tidak pernah kenyang dengan makanan lebih dari tiga hari hingga Beliau Shallallahu 'alaihi wassalam berpulang ke rahmatullah." (HR. Bukhari, Muslim).

Ketika separuh jumlah orang Islam di dunia menyumbang satu genggam gandum, maka Insya Allah muslim Suriah tidak kesulitan makan. Segenggam gandum untuk Suriah. Tangan andakah itu?  (suna)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar