Selasa, 10 September 2013

Bilik Redaksi Edisi 67/IX/Juli/2013



Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!

Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Shalawat dan salam sejahtera semoga terlimpah kepada junjungan kita, Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam, melimpah kepada keluarga, para sahabat, dan umat Islam sejagat raya.

Mengapa Suriah diurusi dengan serius sedangkan Rohingya tidak? Demikian pertanyaan yang dilontarkan kepada kami. Entah dengan motif yang baik atau prasangka, kami berterimakasih atas pertanyaan dan pernyataan tersebut. Pembaca yang budiman, sudah dua kali tim HASI membantu pengungsi muslim Rohingya di Malaysia dan Thailand. Memang ini belum cukup. Saat ini kami sedang menyusun sebuah newsletter berkenaan dengan muslim Rohingya. Semoga cepat terbit.


Memahami apa yang sedang terjadi di sana dan membuat jelas bagi masyarakat Indonesia harus dituangkan di dalam sebuah tulisan yang komprehensif. Sehingga kita mengetahui apa yang harus kita kerjakan.

Dalam sejarah, kerajaan Islam di Nusantara merupakan kesatuan yang berbentuk networking, bukan hirarki. Sehingga mereka saling bekerjasama dalam sebuah tujuan besar, tegaknya agama Islam. Tidak terkecuali kerajaan muslim di Rohingya, dahulu kala.

Datangnya penjajah merubah tapal batas kerajaan dengan kekuatan bersenjata dan tipu muslihat diplomasi politik. Disinilah akhirnya, hari ini kita merasa berbeda dengan muslim di Malaysia, Singapura, Thailand, Philipina, Burma atau Myanmar dan lain-lainnya.

Kita sebagai umat Islam adalah laksana satu tubuh, kaidah ini hampir dipahami oleh semua muslim. Namun bagaimana menterjemahkan di dalam kehidupan nyata, selalu menjadi perdebatan panjang yang tidak pernah usai. Kesatuan aqidah dengan wujudnya sebuah kekuatan politik bersama, seharusnya menjadi cara berpikir umat Islam di manapun berada.

Tetap sehat, satu tubuh dengan umat Islam di manapun berada!

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!

Sunardi

1 komentar:

  1. ya itulah umat islam sekarang ini secara finansial telah dijajah fikirannya, mereka tidak mengambil dasar asasinya yaitu Laa ilaha illa Allah akan tetapi cara berfikirnya sekte-sekte aku tidak terganggu, hidup layak, berdampingan, harmonis, aman sentosa meskipun tidak satu aqidah bahlkan tidak bisa menegakkan kepala barang sejenak (terhina), ( disini ya di sini dan di sana ya urusan sana ) . itulah bukti keberhasilan penjajah kepada fikiran kebanyakan umat Islam sekarang ini

    BalasHapus