Senin, 09 September 2013

Sehat Khusus : Malnutrisi Dan Gangguan Pertumbuhan Pada Penyakit Jantung Bawaan


Penyakit Jantung Bawaan (PJB) merupakan penyakit yang cukup sering ditemukan, dengan angka kejadian sekitar 30% dari seluruh kelainan bawaan. Sedangkan insiden PJB adalah 6-8/1000 kelahiran hidup pada seluruh populasi dan jumlah kematian bayi karena penyakit ini adalah sekitar 3%. Dari 220 juta penduduk Indonesia, diperhitungkan bayi yang lahir mencapai 6.600.000 dan 48.800 diantaranya adalah penyandang PJB. PJB dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yakni PJB sianotik dan asianotik. Jumlah pasien PJB asianotik jauh lebih besar daripada yang sianotik, yakni berkisar antara 3 sampai 4 kali. Walaupun lebih sedikit, PJB sianotik menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi daripada PJB asianotik. Permasalahan yang dapat muncul pada penderita dengan penyakit jantung bawaan yaitu adanya gangguan status gizi dan pertumbuhan khususnya pada bayi dan anak dengan PJB. .

Status gizi seseorang pada dasarnya merupakan keadaan kesehatan orang tersebut sebagai refleksi dari konsumsi pangan serta penggunaannya oleh tubuh. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari. Status gizi yang baik diperlukan untuk mempertahankan derajat kebugaran dan kesehatan, serta membantu pertumbuhan bagi anak. Banyak faktor ikut mempengaruhi status gizi pada bayi dan anak dengan PJB. Status gizi penderita penyakit jantung bawaan dipengaruhi masukan nutrien, kebutuhan energi, komponen diet. Kondisi prenatal seperti gangguan pertumbuhan intrauterine, kromosom yang abnormal contohnya trisomi kromosom 18 dan 21, dan malformasi nonkardiak yang lain seperti palato schizis dapat berpengaruh pada nutrisi yang masuk, pertumbuhan dan perkembangan..

Walaupun anak dengan PJB yang tidak begitu parah biasanya memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang normal, tetapi dengan adanya penyakit jantung yang dimiliknya mereka memiliki risiko yang besar untuk jatuh dalam keadaan nutrisi buruk, anak dengan PJB sering menunjukkan pencapaian berat badan yang tidak baik dan keterlambatan pertumbuhan. Malnutrisi pada penyakit jantung menyebabkan kegagalan perkembangan karena asupan nutrisi yang tidak adekuat dan gangguan absorbsi. Malnutrisi pada anak dengan PJB dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Hal ini disebabkan oleh karena anak tersebut akan lebih sering terkena penyakit, ketidakberhasilan operasi, gangguan pertumbuhan dan peningkatan resiko kematian..

Faktor kardiak sendiri dapat melibatkan beban hemodinamik dengan adanya hubungan yang besar dari jantung kiri ke jantung kanan dan pada PJB. Derajat hipoksia pada pasien dengan PJB sianotik (PJB biru) tidak berpengaruh secara nyata pada gangguan pertumbuhan kecuali jika PJB tersebut mengurangi jumlah asupan makanan yang masuk karena hipoksemia menyebabkan kelelahan saat makan. .

Anak-anak penderita penyakit jantung bawaan pada umumnya mengalami gizi buruk dan gagal tumbuh. Malnutrisi pada anak penderita penyakit jantung bawaan dipengaruhi oleh banyak faktor dan terjadi apabila asupan gizi tidak mampu memenuhi kebutuhan metabolisme tubuhnya. Selain itu anomali kongenital atau genetik, serta absorbsi yang kurang baik pada saluran pencernaan akibat gagal jantung juga dapat menyebabkan malnutrisi pada anak-anak. Penderita penyakit jantung bawaan juga membutuhkan kalori yang lebih tinggi untuk mempertahankan fungsi miokardium, fungsi respirasi, dan fungsi neuro-humoral. Faktor lain yang mempengaruhi mencakup hipertensi pulmonal, hipoksia kronis, serta adanya infeksi berulang juga mempengaruhi kejadian malnutrisi pada penderita penyakit jantung bawaan.
Tabel. Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan pertumbuhan dan  malnutrisi pada anak dengan PJB .

Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pemasukan kalori pada PJB kemungkinan disebabkan oleh hilangnya nafsu makan, sesak napas, kelelahan, muntah yang berlebihan, infeksi saluran napas, anoreksia dan asidosis. Juga dapat disebabkan karena ketidakmampuan tubuh menggunakan nutrisi untuk pertumbuhan karena malabsorbsi, dan atau berhubungan dengan meningkatnya kebutuhan nutrisi. Anak dengan PJB memiliki kebiasaan makan yang khas : beberapa menit untuk menghisap dan menelan, diikuti dengan berkurangnya nafsu makan, laju respirasi yang meningkat dan berkeringkat. Memerlukan waktu yang lama untuk makan. Sangat sering tidak menghabiskan makanannya dan sebagian yang telah dimakan dimuntahkannya. Anorexia dan perasaan kenyang yang cepat timbul juga dapat dipengaruhi oleh obat-obatan seperti diuretik. Anoreksia juga dikenal sebagai gejala intoksikasi digitalis atau kadang-kadang merupakan efek samping dari pemakaian digitalis dengan dosis standar. .

Pembatasan pemberian cairan pada penderita gagal jantung juga mengurangi masukan nutrien. Bila diberikan makanan dengan volume sesuai dengan kebutuhan dapat menyebabkan terbatasnya gerakan diafragma yang akan memperberat gangguan napas dan bahkan dapat menyebabkan muntah. Dengan demikian pemasukan makanan menjadi dibawah kebutuhan rata-rata menurut umur. .

Pada anak dengan PJB, energi yang digunakan untuk pemeliharaan cukup tinggi. Hal ini dikarenakan oleh meningkatnya kecepatan metabolisme, oleh sebab itu energi yang tersisa untuk pertumbuhan hanya sedikit. Terlebih lagi, anak yang mengalami malnutrisi mempunyai komposisi tubuh yang abnormal, berat badan yang kurang dan sedikit jaringan lemak yang disebabkan karena berkurangnya ketebalan lipatan kulit. Kecepatan metabolik dipengaruhi oleh ketersediaan lemak di dalam tubuh. Semakin lemak tersebut habis, semakin berkurang berat tubuh dan konsumsi oksigen semakin tinggi. .

Faktor penting lainnya dari penyebab pemasukan energi yang tidak cukup berkaitan dengan kenyataan bahwa perhitungan kebutuhan kalori didasarkan pada berat badan saat ini. Seharusnya kebutuhan kalori dihitung berdasarkan berat badan menurut umur, sehingga terdapat kalori tambahan untuk memenuhi metabolisme basal yang meningkat dan untuk mencapai proses tumbuh kejar. Defisit dalam jumlah kecil ini bila berlangsung lama selama periode pertumbuhan cepat dapat menyebabkan gagal tumbuh. .

Tatalaksana gizi harus memberikan energi dan protein yang cukup untuk mencegah pemecahan protein serta mempertahankan komposisi berat badan, serta mengembalikan anak-anak ke dalam tumbuh kembang yang optimal. Pemberian nutrisi bisa berupa nutrisi oral maupun menggunakan nasogastrik atau tube gastrostomi, bahkan pada beberapa kasus dapat menggunakan nutrisi parenteral total. .

Penghitungan kebutuhan kalori standar pada anak-anak berkisar antara 75 sampai 120 kKal/kgBB/hari sesuai dengan usia anak, dengan 8-10% berasal dari protein, 35-65% dari karbohidrat, dan 35-55% dari lemak15. Kebutuhan ini tentunya dapat meningkat apabila terdapat faktor lain yang mempengaruhi, misalnya infeksi, demam, serta pembedahan..

Untuk pemberian cairan, restriksi cairan biasanya diberikan pada penderita dengan gagal jantung. Rekomendasi pemberian cairan pada umumnya adalah sebagai berikut: pada pasien dengan berat 1-10 kg: 100 mL/kgBB; untuk 10-20 kg: 1000 mL+50 mL/kgBB untuk setiap kg di atas 10 kg; untuk berat badan lebih dari 20 kg: 1500 mL+20 mL/kgBB untuk setiap kg diatas 20 kg; sedangkan untuk neonatus: 150 mL/kgBB/hari..

Terdapat beberapa prinsip pemberian nutrisi pada anak-anak penderita PJB, antara lain pemberian nutrisi enteral lebih diutamakan daripada pemberian nutrisi parenteral, peningkatan volume dan densitas nutrisi harus bersifat gradual, hindari pemberian cairan berlebih, restriksi natrium, dan monitor elektrolit. Intervensi bedah untuk memperbaiki defek penyakit jantung bawaan ternyata memiliki dampak pada status gizi anak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tindakan bedah koreksi pada pasien PJB memperbaiki status nutrisi secara signifikan. (dr. Safir)

Sumber : .

  • Shrivastava S.Malnutrition in congenital heart disease. Indian pediatrics 2008. .
  • Hagau N, Culcitchi C. Nutritional support in children with congenital heart disease. Nutritional Therapy & Metabolism 2010
  • Madiyono, B. Penanganan Penyakit Jantung Bayi dan Anak. Jakarta : FK UI. 2005

1 komentar:

  1. JT Casino in Biloxi, MS - Mandiri Travel Network
    JT 제주 출장샵 Casino Resort Biloxi is a 오산 출장안마 premier gaming destination offering exceptional entertainment, a variety of dining options and a variety 전라북도 출장마사지 of 익산 출장마사지 dining 통영 출장안마 and

    BalasHapus