Minggu, 08 September 2013

Sehat Khusus : FRAKTUR PATOLOGIS

Patah tulang atau retak tulang sering terjadi akibat benturan/trauma yang sangat keras. Pada beberapa kasus yang jarang dapat terjadi suatu patah tulang tanpa ada proses benturan keras, patah tulang ini tidaklah wajar terjadi pada tulang yang sehat inilah yang disebut fraktur patologis atau fraktur spontan atau fraktur sekunder. Tubuh tersusun atas tulang yang fungsinya tak hanya sebagai kerangka penguat tubuh. Tulang menyusun sendi-sendi untuk gerakan, tulang sebagai tempat melekatnya otot-otot dimana saat kontraksi maka otot tersebut merubah posisi tulang yang menyebabkan tubuh kita bergerak.


Tulang dibentuk oleh zat anorganik Ca, P, CO­2 disamping protein-lemak dan pertumbuhannya pun dibutuhkan hormon-hormon, vitamin D, sinar ultraviolet. Jika semuanya berjalan seimbang maka tulang dapat tumbuh dengan kuat dan sehat.  Pada pertumbuhan tulang, tulang tidak tumbuh membesar karena bertambah banyaknya jaringan tulang saja. Pada waktu pertumbuhan tulang selalu dibuat jaringan tulang yang baru, yang berlapis-lapis dan menempel pada jaringan tulang yang lama. Untuk menghindari jangan sampai tulang itu menjadi tebal dan berat maka diadakan usaha dari tubuh kita yaitu pada setiap penambahan jaringan tulang diikuti oleh penghancuran atau pengrusakan dan resobsi jaringan tulang yang telah ada, dimana jika disebelah luar terjadi jaringan tulang maka disebelah dalam terjadi resobsi. Kerja dari pembentukan dan perusakan resobsi tulang tersebut terjadi secara seimbang sehingga tulang pun dapat tumbuh dengan baik.

Kita sering mendengar istilah osteoporosis dimana tulang mengalami pengeroposan pada orang tua sehingga tulang menjadi rapuh dan suatu saat dapat patah jika terkena beban atau benturan yang besar. Tidak semua tulang yang mengalami fraktur spontan pada orang tua disebabkan karena osteoporosis, apalagi jika terjadi pada orang dewasa atau anak-anak. Dalam hal ini perlu dikaji lebih lanjut tentang penyebab terjadinya fraktur patologis terutama jika terdapat riwayat fraktur sebelumnya di tulang yang lain karena bisa jadi penyakit yang sebenarnya lebih parah daripada hanya sekedar patah tulang. 

Terdapat banyak penyakit yang mendasari terjadinya fraktur patologis antara lain osteogenesis imperfekta dari yang ringan terjadi saat anak-anak yang tulangnya tumbuh terbelakang dan mudah patah hingga tingkat yang berat bayi telah mati saat lahir tulangnya hancur, Displasia fibrosa adalah kelainan kongenital dimana terjadi destruksi jaringan tulang digantikan jaringan fibrosa, Sindrom Albright terdapat displasia fibrosa disertai lesi kulit berpigmentasi dan pubertas prekok atau adanya perubahan endokrin pada anak-anak. Osteomielitis akut terjadi sejak infeksi sampai 10-15 hari dimana anak panas, rewel, nyeri hebat pada tulang, pembengkakan, dehidrasi. Osteomielitis kronis rasa sakit tidak begitu berat, anggota yang terkena bengkak-merah, terdapat fistel.

Tumor jinak enkhondroma terdiri dari sel tulang rawan atau kartilago misalnya pada jari tangan, bahkan Khondroma pada tulang panjang utama dapat menjadi Khondrosarkoma bila mengalami perubahan menjadi ganas terutama bila membesar saat usia dewasa. Osteosarkoma adalah tumor ganas tulang, gejala nyeri menetap, pembengkakan tulang, pertumbuhan progresif hingga tulang yang normal terjadi peningkatan destruksi hingga terjadi fraktur patologis, dapat menyebar ke paru bahkan tulang lain, hanya kira-kira seperlima pasien yang dapat bertahan lima tahun. Mieloma multipel tumor ganas tulang yang terjadi pada dewasa usia pertengahan, nyeri tersebar akibat deposit tulang multipel atau timbul mendadak satu tempat, fraktur patologis pada pinggang dengan kolapsnya tulang vertebra, destruksi sumsum tulang merah menyebabkan anemia berat. Tumor ganas lain pada paru-paru, payudara, ginjal, prostat, tiroid dapat metastase atau menyebar ke tulang berakibat fraktur patologis.

Rickets atau Rachitis adalah penyakit kerangka disebabkan kurangnya zat anorganik terutama yang perlu dalam pertumbuhan tulang. Zat anorganik terutama terdiri dari Ca dan P. Metabolisme kedua zat ini di dalam pertumbuhan tulang sangat dipengaruhi oleh sinar ultraviolet. Dengan demikian kekurangan vitamin D menimbulkan kekurangan Ca dan P dan terjadi penyakit Rachitis. Malahan dalam bentuk klasik kekurangan vitamin inilah yang menjadi sebab penyakit Rickets. Di samping itu gangguan metabolisme Ca dan P juga disebabkan karena penyakit ginjal, sehingga demikian juga dapat timbul penyakit Rickets. Juga penyakit-penyakit pada usus dapat menimbulkan terganggunya pengambilan zat Ca dan P ke dalam darah sehingga dapat pula menimbulkan penyakit Rickets. 

Pada Rickets akut anak-anak terdapat gejala banyak keringat, tidak ada ketenangan saat anak tidur, kelemahan anggota gerak, peradangan catarrh. Setelah tenang gejala tersebut menjadi kepala membesar, perut membesar, dada sempit, tulang rusuk terdapat pembengkakan di epifise khas seperti tasbih (rickets rosarry), tulang panjang terdapat pembengkakan epifise, pembengkakan dekat sendi, pembentukan gigi terlambat, pembesaran hati-limpa, kekuatan otot terganggu-terlambat jalan. Jika Rickets terjadi pada anak-anak, Osteomalasia terjadi pada orang dewasa setelah fusi epifise dimana tulang dapat melengkung bahkan fraktur.

Terapi dari fraktur patologis tidak hanya tindakan pembedahan untuk menyambung, rekontruksi, membersihkan infeksi tulang yang patah saja, namun perlu dicari penyebab yang mendasari fraktur patologis tersebut. Karena jika tidak dicari penyebabnya dan diterapi lebih lanjut, dapat terjadi fraktur patologis yang berulang. (dr. Adi Surya Dharma)
  • Majalah Hilal Ahmar | 64/IX/MAR2013 | Sehat Khusus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar