Senin, 09 September 2013

Ibu Sehat : KETUBAN PECAH DINI

Ibu Sehat.

KETUBAN PECAH DINI.

twentyweeks .

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu."(QS An-Nisaa':1).


"Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dia menciptakan apa yang dia kehendaki. dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang dia kehendaki, Atau dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan dia menjadikan mandul siapa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha mengetahui lagi Maha Kuasa."(QS Asy-Syuura: 49-50).

Siapapun tahu bahwa hamil dan melahirkan bukanlah persoalan mudah bagi wanita. Karena hamil, hampir semua sendi kehidupannya berubah. Mulai dari rasa mual yang selalu menyapa pada trimester pertama kehamilannya setiap pagi, sampai beratnya menanggung beban diperut selama 9 bulan 10 hari. Belum lagi ketika tiba saatnya melahirkan, nyawa adalah taruhannya. Tetapi anehnya, tak satupun wanita yang enggan hamil. Bahkan seorang istri – kalau dia mampu – pasti rela mengeluarkan biaya sebesar apa pun untuk mengupayakan kehamilannya. Dorongan kuat apa yang menyebabkan wanita rela menantang maut untuk hamil? Dorongan itu adalah fitrah. Allah telah menjadikan wanita sebagai makhluk mulia, tempat berkembangnya benih penerus generasi khalifah di bumi. Bahkan Rasulullah menempatkan wanita hamil sejajar dengan orang yang berjihad. Kalaupun harus meninggal ketika melahirkan, maka matinya adalah syahid. Dalam beberapa kondisi seorang ibu hamil akan dihadapkan pada beberapa komplikasi kehamilan yang berisiko tinggi, salah satu diantaranya adalah ketuban pecah dini (KPD)..

Pengertian.

gview_004.pngKetuban Pecah Dini atau Premature Rupture of The Membrane adalah  keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan (Saifuddin, 2008). Ketuban pecah dini dapat secara teknis didefinisikan sebagai pecah ketuban sebelum awitan persalinan, tanpa memperhatikan usia gestasi (Varney dkk., 2008). Jadi ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi permulaan persalinan. Lalu kapan waktu ketuban pecah? Dalam normalnya ketuban pecah saat pembukaan persalinan lengkap atau hampir lengkap (9 - 10 cm). Pada kasus KPD ketuban pecah, tetapi proses persalinan tidak timbul. Beberapa peneliti melaporkan hasil penelitian mereka dan didapatkan hasil yang bervariasi. Insidensi KPD berkisar antara 8 – 10 % dari semua kehamilan. .

Penyebab.

Beberapa penyebab ketuban pecah dini adalah
  1. Servik inkompeten (leher rahim yang lemah).
  2. Overdistensi uterus (ketegangan rahim yang berlebihan) : hidramnion (air ketuban banyak), hamil kembar.
  3. Infeksi genitalia (infeksi saluran kencing dan vagina).
  4. Multi/grandemulti.
  5. Kelainan letak : letak sungsang, letak melintang.
  6. Sefalopelvik disporposi (ukuran panggul yang sempit).
  7. Kelainan bawaan selaput ketuban (selaput ketuban tipis atau melemahnya selaput ketuban).
Diagnosis .

Menentukan pecahnya selaput ketuban, dengan adanya cairan ketuban di vagina, penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan. Data yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis adalah
  1. Riwayat, Jumlah cairan yang hilang, pecah ketuban awalnya menyebabkan semburan cairan yang besar diikuti keluarnya cairan yang terus menerus. Waktu terjadi ketuban pecah. Wama cairan: cairan anmion dapat jernih atau keruh, jika bercampur mekonium, cairan akan berwama kuning atau hijau. Bau cairan, cairan amnion memiliki ban apek yang khas, yang membedakannya dengan urin. Hubungan seksual terakhir: semen yang keluar dari vagina dapat disalah artikan sebagai cairan amnion.
  2. Pemeriksaan fisik: melakukan palpasi abdomen (pemeriksaan perut) untuk menentukan volume cairan amnion.
  3. Nitrazin Test, Cairan ketuban dapat didentifikasi dengan mengukur PH-nya (dengan kertas lakmus/test strip pengukur PH). PH vagina 4.5-5.5, PH air ketuban (7-7,5) gabungan keduanya terukur dengan PH 6-6.2. Dengan kertas lakmus warna merah menjadi biru.
  4. Pemeriksaan speculum stern, melihat keberadaan tanda-tanda cairan di genetalia eksternal, untuk mengetahui arah aliran cairan.
  5. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri.
Patofisiologi .

Ketuban pecah dalam persalinan secara umum  disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh (Saifuddin, 2008). Mekanisme ketuban pecah dini adalah terjadi pembukaan prematur serviks dan membran terkait dengan pembukaan terjadi devaskularisasi dan nekrosis serta dapat diikuti pecah spontan. Jaringan ikat yang menyangga membran ketuban makin berkurang. Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat dengan infeksi yang mengeluarkan enzim ( enzim proteolitik, enzim kolagenase). Masa interval sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut fase laten. Makin panjang fase laten, makin tinggi kemungkinan infeksi. Makin muda kehamilan, makin sulit upaya pemecahannya tanpa menimbulkan morbiditas janin(Manuaba, 2008). .

Prognosis .

Prognosis ketuban pecah dini sangat variatif bergantung maturitas paru dan ada atau tidaknya infeksi, pada usia kehamilan < 32 minggu semakin muda kelahiran semakin buruk prognosisnya (Moeloek, 2006). Prognosis pada ibu dapat mengekibatkan Infeksi, Partus lama, Meningkatkan insiden SC. Sedangkan pada janin dapat menyebabkan Prematuritas, Prolaps funiculli/ penurunan tali pusat, Hipoksia dan asfiksia sekunder (kekurangan oksigen pada bayi), Deformitas janin (Saifuddin, 2008)..


Penatalaksanaan


Penatalaksanaan KPD tergantung pada umur kehamilan. Saifuddin (2008) menyatakan bahwa penatalaksanaan ketuban pecah dini diklasifikasikan menjadi dua :

Penatalaksanaan konservatif

Kulit ketuban yang pecah akan menginduksi persalinan dengan sendirinya. Pada kehamilan aterm Sekitar 70% akan melahirkan dalam waktu 24 jam setelah kulit ketuban pecah (Errol, 2008). Saifuddin (2008) menyatakan jika umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada tanda infeksi, tes busa negatif diberikan deksametason, observasi tanda-tanda infeksi, kesejahteraan janin, dan terminasi pada usia kehamilan 37 minggu. Jika usia kehamilan 32-37 ada infeksi, diberikan antibiotik dan dilakukan induksi, menilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin).

Penatalaksanaan Aktif

Pada usia kehamilan > 37 minggu dilakukan induksi persalinan dengan oksitosin, bila induksi gagal dilakukan seksio sesarea. Dapat pula diberikan misoprostol 25 µg-50 µg intrav4g1n4l setiap 6 jam dan maksimal pemberian 4 kali. Bila ada tanda-tanda infeksi diberikan antubiotik dosis tinggi dan persalinan diakhiri. Untuk terminasi kehamilan apabila skor p3lv1k <5, dilakukan pematangan s3rv1k kemudian dilakukan induksi. Jika tidak berhasil persalinan dilakukan dengan seksio sesarea. Bila skor p3lv1k >5 dilakukan induksi persalinan (Saifuddin, 2008). (Tim Bidan Hilal Ahmar Solo)

Sumber : Manuaba, dkk. 2008. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC : Jakarta .

Varney, dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. EGC: Jakarta.

Saiffudin A.B., 2008, Ilmu Kebidanan, YBPSP : Jakarta
*** catatan Pengupload
Mesin Google menyensor kata-kata yang diperkirakan sehingga
1intr4v4g1n4l, s3rv1k, p3lv1k tidak bisa ditulis secara lugas.
4=a; 3=e, 1=i

Tidak ada komentar:

Posting Komentar