Selasa, 10 September 2013

Sepotong Kata : KASIH SAYANG

"Sesungguhnya Rasulullah meninggalkan suatu amalan yang beliau sukai untuk beliau lakukan sendiri karena khawatir akan dilakukan oleh orang-orang sehingga diwajibkan kepada mereka". (kata Ummul Mukminin Aisyah dari HR Bukhari dan Muslim).

Beliau sering mengucapkan kalimat; "Seandainya aku tidak memberatkan umatku."

Kita juga telah melihat bagaimana beliau tidak berangkat di setiap pertempuran agar orang-orang tidak merasa tersiksa untuk ikut berperang setiap kali beliau maju ke medan perang.


Kita melihat bagaimana beliau tidak mengakhirkan shalat Isya sampai pertengahan malam dan bagaimana beliau menolak keluar shalat tarawih berjama'ah di bulan ramadhan karena khawatir ibadah itu akan diwajibkan kepada kaum muslimin.

Kita juga melihat beliau tidak memberikan jawaban langsung kepada orang yang bertanya tentang perkara mengulangi ibadah haji setiap tahun, karena beliau khawatir akan diwajibkan kepada kaum muslimin.

"Seandainya aku tidak memberatkan umatku maka aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap berwudhu." (HR. Bukhari).

Manhaj beliau yang jelas dan terus berlangsung yaitu memberi keringanan kepada umat dan sayang kepada mereka.

Diantara kasih sayang beliau juga adalah perlakuan lemah lembutnya kepada orang-orang fakir. Dalam kehidupan Nabi, beliau sangat peduli dengan orang-orang fakir yang hidup di sekitarnya. Beliau tidak lupa dengan orang fakir sepanjang zaman sehingga beliau memberi pesan yang baik untuk mereka dan memperingatkan  umat ini agar jangan menyepelekan mereka. Hadits-hadits yang mendorong orang kaya untuk berinfak kepada orang fakir tidak terhitung. Diantaranya adalah sabda beliau :

"Setiap pagi akan turun dua malaikat. Salah seorang diantara mereka berdoa, 'Ya Allah berilah ganti kepada setiap orang yang berinfak.' Dan yang lainnya berdoa 'Ya Allah berilah kebinasaan kepada orang yang kikir." (HR. Bukhari).

Rasulullah menasihati Asma dan kaum muslimin untuk berinfak kepada kaum fakir tanpa perhitungan :

"Berinfaklah dan jangan menghitung-hitungnya, jangan sampai Allah membuat perhitungan terhadapmu." (HR. Bukhari Muslim).

Kasih sayang Rasulullah sampai ke tingkat yang sangat tinggi. kasih sayang yang mengalir ke dalam jiwa, tidak sekedar dalam ujud materi saja.

Beliau juga menyayangi orang-orang yang membutuhkan, bagaimanapun bentuk kebutuhannya. Beliau mendorong kaum mukminin untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Alangkah indahnya apa yang beliau ungkapkan tentang makna sedekah di kalangan kaum muslimin sehingga  mencakup banyak perbuatan yang tidak selalu identik dengan uang. Hal ini beliau maksudkan  agar kasih sayang menyebar di kalangan manusia sehingga tidak ditemukan  lagi orang-orang yang kekurangan dan membutuhkan  diantara mereka.

"Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah, perintahmu untuk hal yang baik dan laranganmu dari hal yang mungkar adalah sedekah, petunjukmu kepada seseorang yang tersesat adalah sedekah, perhatianmu kepada orang yang buruk adalah sedekah, usahamu untuk mengeluarkan batu dan duri dari jalan adalah sedekah, engaku tuangkan air dari embermu ke dalam ember saudaramu adalah sedekah." (HR.Bukhari).

Alangkah indahnya petunjuk ini dan alangkah besarnya makna kasih sayang di dalamnya.

Riwayat dalam hal ini sangat banyak. Dalil-dalil tersebut semakin menambah makna sehingga tak mampu lagi diucapkan oleh lisan.

"Menolong orang yang sangat memerlukan juga sedekah." (HR.Bukhari Muslim).

"Mengucapkan salam kepada setiap orang yang ditemui adalah sedekah." (HR. Abu Daud).

"Menggauli istrinya adalah sedekah." (HR. Abu Daud).

Bahkan beliau menyatakan lebih luas lagi, sehingga mencakup kebaikan untuk manusia, hewan, dan burung-burung. Beliau bersabda :

"Tidaklah seorang muslim menanam tanaman kecuali apa yang dimakan darinya menjadi sedekah baginya, apa yang dicuri menjadi sedekah, apa yang dimakan binatang liar menjadi sedekah, apa yang di makan burung menjadi sedekah dan tidaklah ia dirugikan oleh orang lain kecuali itu menjadi sedekah baginya." (HR. Bukhari Muslim).

Saksikanlah wahai dunia akan kasih sayang yang bertabur ini. mari kita bayangkan seandainya dunia telah dipenuhi dengan semua kebaikan! Bukankah ini menjadi faktor penyebab kebahagiaan yang dikejar banyak orang, namun mereka tidak mampu menemukannya.

(dari buku'Inilah Rasul Sang Penyayang' karya dr. Raghib As-Sirjani Aqwam Solo 2008).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar