Kamis, 22 November 2012

Sepotong Kata : BERJALAN KAKI MENUJU SHALAT BERJAMAAH



BERJALAN KAKI MENUJU SHALAT BERJAMAAH

Ibnu Abbas berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Malam ini, (dalam mimpiku) Rabbku mendatangiku dalam bentuk yang paling baik. Dia berfirman, ‘Wahai Muhammad, tahukah kamu dalam hal apakah para malaikat berdebat?’ Aku menjawab, ‘Tidak.’ Lalu dia meletakkan tangan-Nya di antara kedua pundakku hingga aku merasakan dinginnya di dadaku. Maka aku mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi. Dia berfirman , ‘Wahai Muhammad, tahukah kamu dalam hal apakah para malaikat berdebat?’ Aku menjawab, ‘Ya, dalam hal kaffarat (penghapus-penghapus dosa) dan (pengangkat) derajat.


Kaffarat adalah berdiam diri di masjid sesuadah mengerjakan shalat, berjalan kaki menuju shalat jamaah, dan menyempurnakan wudhu pada waktu-waktu yang tidak disukai.’ Dia berfirman, ‘Kamu benar wahai Muhammad. Siapa yang melaksanakan hal itu, ia akan hidup dalam kebaikan, mati dalam kebaikan, dan kesalahannya dilebur hingga ia seperti pada hari dilahirkan ibunya.’ Dia berfirman, ‘Wahai Muhammad, jika kamu shalat maka ucapkanlah: ‘Ya Allah, aku memohon kepada-Mu agar bisa melaksanakan kebaikan, meninggalkan kemungkaran, mencintai orang-orang miskin, serta agar Engkau mengampuniku, menyayangiku, dan menerima taubatku. Apabila Engkau menginginkan terjadinya fitnah pada hamba-hamba-Mu, maka matikanlah aku dalam keadaan tidak terfitnah’.

Sementara pengangkat derajat adalah menyebaran salam, memberi makan, dan shalat pada waktu malam ketika manusia sedang tidur” (HR Abdurrazak, Ahmad, dan Tirmidzi)

Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Seseorang dari kalian senantiasa berada di dalam shalat selama shalat menahannya. Tidak ada yang menghalanginya pulang ke keluarganya, kecuali shalat.” (HR Ahmad, Muslim, Ibnu Majah, dan Bukhari)

Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Para malaikat akan mendoakan salah seorang dari kalian selama ia masih berada di tempat shalatnya dan selama ia belum berhadats atau berdiri, ‘Ya Allah, ampunilah ia, ya Allah, rahmatillah ia.” (HR Ahmad, Abu Dawud, Nasa’I, Bukhari, dan Muslim)

Abdullah bin Salam dan Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Siapa shalat dan duduk menunggu shalat (berikutnya), maka ia berada di dalam shalat hinga tiba waktu shalat yang akan ia jumpai berikutnya.” (HR Nasa’I, Abu Dawud, dan Tirmidzi)

Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Penghapus-penghapus kesalahan adalah menyempurnakan wudhu pada waktu-waktu yang tidak disukai, melangkahkan kaki menuju masjid dan mennggu shalat (berikutnya) sesudah (mengerjakan) shalat.” (HR Ibnu Majah)

Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Maukah aku tunjukkan kepada kalian tentang sesuatu yang dengannya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat-derajat? (yakni) menyempurnakan wudhu pada waktu-waktu yang tidak disukai, memperbanyak langkah menuju masjid, dan menunggu shalat (berikutnya) sesudah (mengerjakan) shalat. Maka itulah ribath, itulah ribath, itulah ribath.” (HR Malik, Ahmad, Muslim, Tirmidzi, dan Nasa’i)

Ali Radliyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Menyempurnakan wudhu pada waktu-waktu yang tidak disukai, melangkahkan kaki menuju masjid, menunggu shalat (berikutnya) sesudah (mengerjakan) shalat, dapat mencuci kesalahan-kesalahan dengan sebersih-bersihnya.” (HR Al Hakim dan Baihaqi)

Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Setiap langkah yang diayunkan oleh salah seorang di antara kalian menuju shalat, maka akan ditulis baginya dengan langkah tersebut satu kebaikan dan akan dihapus darinya dengan langkah tersebut satu keburukan.” (HR Ahmad)

Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Semenjak salah seorang di antara kalian keluar dari rumahnya menuju ke masjid, maka satu kaki akan menulis satu kebaikan dan kaki lainnya menghapus satu keburukan.” (HR Al Hakim dan baihaqi)

Utsman Radliyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Siapa yang menyempurnakan wudhu sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah, maka shalat-shalat wajib menjadi penghapus dosa-dosa yang ada di antara shalat-shalat wajib tersebut.” (HR Muslim, Nasa’I, dan Ibnu Majah).

Ketika adzan, panggilan untuk melaksanakan shalat telah berkumandang. Memanggil bahkan menyeru umat Islam untuk segera mendatangi rumah Allah, maka setiap langkah kita menyambut seruan adzan adalah langkah menghapus keburukan dan menulis kebaikan.

Betapa banyak waktu telah kita sia-siakan dengan mengabaikan panggilan untuk menjalankan shalat berjamaah.   Sahabat yang buta saja tidak diberi keringanan untuk meninggalkan shalat berjamaah di masjid, apalagi  yang hanya pincang. Jarak tidak boleh menjadi hambatan. Yang menjadi pedoman adalah terdengarnya seruan adzan di telinga kita.

Abu Umamah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :

“Siapa keluar dari rumahnya untuk mengerjakan shalat dalam keadaan telah bersuci maka baginya pahala seperti pahala orang-orang yang sedang berhaji yang sedang ihram. Dan siapa keluar untuk mengerjakan shalat dhuha, ia tidak akan berangkat kecuali untuk itu, maka baginya seperti pahala orang yang sedang berumrah. Shalat yang dilanjutkan dengan shalat dan tidak ada pembicaraan yang tidak berguna di antara keduanya, akan menjadi amalan yang ditulis di dalam illiyin.” (HR. Abu Dawud).

(Sumber : Amalan Penghapus Dosa Anda, Dr. Husain Al-Affani, Aqwam, Solo, 2011)

Edisi 60/VII/September/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar