Kamis, 22 November 2012

Sehat Khusus : DETEKSI DINI RESIKO PENYAKIT KARDIOVASKULAR

DETEKSI DINI RESIKO PENYAKIT KARDIOVASKULAR

Kita semua pernah mendengar, ada tetangga, kerabat, orang yang kita kenal ataupun orang yang sudah terkenal tiba-tiba meniggal dunia tanpa didahului sakit sebelumnya. Dan biasanya kita sering menduga bahwa penyebab kematian yang mendadak tersebut karena penyakit atau serangan jantung. Memang benar bahwa penyakit kardiovaskular saat ini menjadi penyebab paling banyak kematian tidak hanya di Indonesia akan tetapi di seluruh dunia. Berdasarkan data WHO penyakit kardiovaskuler menjadi penyebab kematian utama di dunia + 1/3 seluruh kematian. Tahun 2001 lebih dari 16 juta orang meninggal akibat penyakit Kardiovaskular dan diperkirakan pada tahun 2020 sebanyak 25 juta meninggal akibat penyakit kardiovaskular dimana setengah dari penyakit KV akibat penyakit koroner.


Melihat data-data diatas sudah sewajarnya bila kita khawatir apalagi prevalensi penyakit ini meningkat tiap tahunnya. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu strategi pencegahan yang menjadi prioritas utama baik itu di negara maju maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Dengan strategi pencegahan yang baik diharapkan insiden atau kejadian penyakit KV dimasa yang akan datang bisa ditekan sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup seseorang. Selain itu dengan pencegahan yang baik dapat mengurangi beban biaya dan psikososial yang ditimbulkan akibat penyakit KV. Pencegahan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : pencegahan primer sebelum seseorang terkena penyakit jantung, dan pencegahan sekunder dimana seseorang sudah menderita sakit jantung akan tetapi diupayakan supaya jangan sampai timbul komplikasi ataupun perburukan dari penyakitnya.

Diantara pencegahan yang dapat kita lakukan untuk penyakit kardiovaskular yaitu dengan mengenal faktor-faktor resiko apa saja yang berdampak pada penyakit kardiovaskular dimasa yang akan datang, sehingga kita dapat mengantisipasi atau menghindari faktor resiko tersebut. Faktor resiko untuk kejadian penyakit kardiovaskular secara umum dibagi menjadi 2 yaitu : faktor yang dapat dimodifikasi (diubah) dan faktor yang tidak dapat diubah seperti tabel dibawah ini.


Faktor yang dapat diubah
Faktor yang tidak dapat diubah
1. merokok           
2. hipertensi
3. diabetes                      
4. hiperkolesterol (diet tinggi lemak)
5. obesitas                      
6. kurang olah raga
7. stress
1. usia  (laki-laki : > 55 tahun, perempuan : >65 tahun)   
2. jenis kelamin (lebih banyak pada laki-laki)
3. riwayat keluarga sakit jantung


Faktor Resiko Yang Dapat Diubah

1. Merokok

Seperti yang pernah dibahas dalam beberapa edisi yang lalu, bahwa merokok sangat berkaitan erat dengan penyakit kardiovaskular khususnya penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh darah perifer. Perokok mempunyai resiko 2-4x terkena serangan jantung dibandingkan dengan non perokok. Di Amerika, merokok merupakan penyebab kematian terbesar yang seharusnya dapat dicegah yaitu lebih dari 450.000 kematian per tahun. Merokok dapat menyebabkan kerusakan endotel pembuluh darah, penumpukan radikal bebas, pengentalan darah, penumpukan trombosit yang dapat menyumbat pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, menurunkan HDL (lemak baik) dan meningkatkan LDL (lemak jahat) serta kolesterol. Oleh karena itu tidak ada kata lain selain berhenti merokok sekarang juga, semakin banyak orang merokok semakin tinggi pula peluang untuk terkena penyakit jantung. Begitu juga sebaliknya, menghentikan rokok selama setahun dapat mengurangi resiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner sebanyak 50%, dan bila berhenti total selama minimal 4 tahun resikonya menjadi sama dengan non perokok.

2. Hipertensi

Hubungan antara peningkatan tekanan darah dengan kejadian penyakit kardiovaskular berbanding lurus, artinya : semakin tinggi tensi seseorang semakin besar pula peluangnya untuk terkena penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, atau penyakit ginjal. Hipertensi dapat meningkatkan kerja jantung sehingga bila terjadi dalam waktu yang lama, maka jantung akan mengadakan kompensasi dengan penebalan otot jantung dan terjadi kekakuan dari jantung dan pembuluh darah. Bila kenaikan tekanan darah dibarengi dengan merokok, obesitas, diabetes, maupun kadar kolesterol dalam darah yang tinggi maka resiko untuk terjadi serangan jantung ataupun stroke meningkat beberapa kali. Penyebab kematian akibat hipertensi di Amerika adalah kegagalan jantung 45%, miokard infark 35%, cerebrovascular accident 15% dan gagal ginjal 5%. Komplikasi yang terjadi pada hipertensi esensial biasanya akibat perubahan struktur arteri dan arterial sistemik, terutama terjadi pada kasus-kasus yang tidak diobati.  

3. Diabetes Melitus

Diabetes merupakan penyakit yang tidak hanya berefek pada gangguan metabolisme glukosa dan pembentukan insulin akan tetapi penyakit ini dapat menyerang semua organ tubuh termasuk jantung dan pembuluh darah. Diabetes termasuk penyakit kronis dimana insidensinya cenderung bertambah dari masa ke masa, di Indonesia jumlah penderita DM pada tahun 2000 sekitar 4 juta rupiah, dan pada tahun 2010 lebih dari 5 juta penduduk indonesia mengidap penyakit ini. Dengan semakin meningkatnya jumlah populasi penderita DM, maka semakin banyak pula penderita yang beresiko terjadi penyakit KV khususnya penyakit jantung koroner. Diabetes sangat beresiko terhadap peningkatan penyakit KV, bahkan penderita DM dengan kadar gula yang terkontrol sekalipun tetap beresiko untuk berkembang menjadi penyakit jantung dimasa yang akan datang apalagi dengan kadar gula yang tidak terkontrol. Kira-kira sekitar ¾ penderita DM meninggal karena komplikasi penyakit jantung dan pembuluh darah.

4. Hiperkolesterolemi

Hiperkolesterolemi merupakan masalah yang cukup penting karena termasuk salah satu faktor risiko utama PKV di samping hipertensi dan merokok. Di Amerika pada saat ini 50% orang dewasa didapatkan kadar kolesterolnya >200 mg/dl dan ± 25% dari orang dewasa umur >20 tahun dengan kadar kolesterol >240 mg/dl, sehingga risiko terhadap PKV akan meningkat. Kolesterol, lemak dan substansi lainnya dapat menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah arteri, sehingga lumen dari pembuluh derah tersebut menyempit dan proses ini disebut aterosklerosis. Penyempitan pembuluh darah ini akan menyebabkan aliran darah menjadi lambat bahkan dapat tersumbat sehingga aliran derah pada pembuluh derah koroner yang fungsinya memberi 02 ke jantung menjadi berkurang. Kurangnya 02 akan menyebabkan otot jantung menjadi lemah, sakit dada, serangan jantung bahkan kematian.

Kadar kolesterol darah dipengaruhi oleh ke dalam tubuh (diet). Faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol darah di samping diet adalah keturunan umur dan jenis kelamin stress, alkohol dan exercise.

Diet merupakan salah satu usaha yang paling baik dalam menanggulangi hiperkolesterolemi dimana pada prinsipnya adalah mengatur agar susunan makanan sehari-hari rendah lemak dan kolesterol; di samping itu juga menyesuaikan perbandingan jumlah kaiori yang berasal dari lemak, protein dan karbohidrat sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bila kadar kolesterol tidak menurun setelah diet yang ketat selama 6 bulan barulah perlu ditambahkan obat-obat untuk menurunkan kolesterol di samping diet. Obat-obat untuk menurunkan kolesterol sifatnya bukan untuk menggantikan diet, akan tetapi akan lebih bermanfaat bila disertai dengan diet.

5. Obesitas

Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh >19% pada laki-laki dan > 21% pada perempuan. Obesitas sering didapatkan bersama-sama dengan hipertensi, DM dan hipertrigliserdemi. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan LDL kolesterol. Risiko PKV akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20% dari BB ideal. Penderita yang gemuk dengan kadar kolesterol yang tinggi dapat menurunkan kadar kolesterolnya dengan mengurangi BB melalui diet ataupun menambah exercise.

6. Exercise

Exercise dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol dan memperbaiki kolateral koroner sehingga risiko PJK dapat dikurangi. Exercise bermanfaat karena .
- memperbaiki fungsi paru dan pemberian O2 ke miokard
- menurunkan BB sehingga lemak tubuh yang berlebihan berkurang bersama-sama dengan menurunnya LDL kolesterol
- menurunkan kolesterol, trigliserid dan kadar gula darah pada penderita DM
- menurunkan tekanan darah
- meningkatkan kesegaran jasmani

Dari penelitian di Havard selama 10 tahun terhadap 16.936 alumni Universitas Havard di Amerika Serikat menyimpulkan orang dengan latihan fisik yang adekuat kemungkinan menderita serangan PJK lebih kecil dibandingkan dengan yang kurang melakukan aktifitas.
7. Stres / Emosi berlebihan
Berdasarkan penelitian, stres dapat menyebabkan penyempitan arteri dan ini menurunkan aliran darah. Penyempitan yang berarti bahkan dapat terlihat pada arteri yang terkena penyakit ringan. Penelitian lain mengesankan bahwa stres berat dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah serta pecahnya dinding arteri yang memicu serangan jantung. Mengindari stress cara yang ampuh menghindari penyebab penyakit jantung.

Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Diubah

1. Umur

Telah dibuktikan adanya hubungan antara umur dan kematian akibat PJK. Sebagian besar kasus kematian terjadi pada laki-laki umur 35-44 tahun dan meningkat dengan bertambahnya umur. Juga diadapatkan hubungan antara umur dan kadar kolesterol yaitu kadar kolesterol total akan meningkat dengan bertambahnya umur. Di Amerika Serikat kadar kolesterol pada laki-laki maupun perempuan mulai meningkat pada umur 20 tahun. Pada laki-laki kadar kolesteroi akan meningkat sampai umur 50 tahun dan akhirnya akan turun sedikit setelah umur 50 tahun. Kadar kolesterol perempuan sebelum menopause (45-60tahun) lebih rendah daripada laki-laki dengan umur yang sama. Setelah menopause kadar kolesterol perempuan biasanya akan meningkat menjadi lebih tinggi daripada laki-laki.
Dari penelitian Cooper pada 2000 laki-laki yang sehat didapatkan peningkatan kadar kolesterol total dengan bertambahnya umur. Akan teteapi kadar HDL kolesterol akan tetap konstan sedangkan kadar LDL Kolesterol cenderung meningkat.

2. Jenis kelamin

Di Amerika Serikat gejala PKV sebelum umur 60 tahun didapatkan pada 1 dari 5 laki laki dan 1 dari 17 perempuan. Ini berarti bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar daripada perempuan. Pada beberapa perempuan pemakaian oral kontrasepsi dan selama kehamilan akan meningkatkan kadar kolesterol. Pada wanita hamil kadar kolesterolnya akan kembali normal 20 minggu setelah melahirkan. Angka kematian pada laki-laki didapatkan lebih tinggi daripada perempuan dimana ketinggalan waktu l0 tahun kebelakang seperti terlihat pada gambar di bawah akan tetapi setelah menopause hampir tidak didapatkan perbedaan dengan laki-laki.

3. Ras

Perbedaan risiko Penyakit kardiovaskular antara ras didapatkan sangat menyolok, walaupun bercampur baur dengan faktor geografis, soaial dan ekonomi. Di Amerika perbedaan antara ras Caucasia dengan non Caucasia (tidak termasuk. Negro) didapatkan, risiko PKV pada non Caucasia kira-kira separuhnya.

4. Geografis

Risiko PKV pada orang Jepang masih tetap merupakan salah satu yang paling rendah di dunia. Akan tetapi ternyata didapatkan risiko PJK yang meningkat pada orang jepang yang melakukan imigrasi ke Hawai dan California. Ini menunjukkan faktor lingkungan lebih besar pengaruhnya daripada faktor genetik.

Penyakit Jantung sangat perlu diwaspadai karena penyakit jantung salah satu Penyakit pembunuh manusia terbesar di dunia. Melebih orang meninggal karena bencara gempa. Mengetahui faktor resiko Penyebab Penyakit Jantung sangatlah penting dan perlu tindakan untuk mencegah terjadinya penyakit Jantung.  Selain itu, penting untuk mengetahui gejala adanya penyakit jantung sehingga dapat dilak`ukan penanganan yang cepat dan tepat yang dapat mengurangi dampak buruk yang diakibatkannya.(dr. Safir)
Edisi 60/VII/September/2012

1 komentar: