Selasa, 20 November 2012

Sehat Utama : BENCANA KEMANUSIAAN DI SURIAH

BENCANA KEMANUSIAAN DI  SURIAH


Man made disaster (bencana karena ulah manusia) terjadi di Suriah atau Syria. Setiap peristiwa dianggap bencana jika memakan korban.  Korban bisa berupa orang yang terluka, orang yang meninggal, rumah yang hancur karena serangan bersenjata, pemerkosaan, dan terjadi perpindahan tempat dari rumah tinggalnya yang bisa berupa internally displaced persons (IDP) atau refugees (pengungsi). Disebut refugees jika terusir melintasi batas negeri. Sementara dianggap IDP jika berpindah tempat tinggal di negerinya sendiri.

Man made disaster berarti ancaman ini memiliki  unsure manusia, kecerobohan, kesalahan, yang melibatkan kegagalan system yang dibuat manusia. Ini mengakibatkan kehilangan jiwa dan harta. Lebih lanjut akan berdampak pada mental, pisik, dan sosial masyarakat manusia.


Man made disaster terdiri dari sociological hazards (bahaya /resiko sosiologis), dan technological hazards (bahaya tehnologi). Bahaya sosiologis terdiri dari criminal, gangguan sipil/konflik sipil, dan perang. Sedangkan bahaya tehnologi terdiri dari bahaya industri, bangunan runtuh, kebakaran, bahan berbahaya seperti kontaminasi radiasi, dan transportasi baik darat, udara, maupun laut.

Criminal adalah tindakan melanggar hukum atau aturan dimana otoritas pemerintah lewat system hukumnya bisa menghukum terdakwa. Gangguan sipil atau konflik atau kerusuhan adalah istilah yang lebih luas digunakan bagi penegakan hukum untuk menjelaskan bentuk gangguan. Meskipun gangguan sipil belum tentu membesar menjadi bencana dalam setiap kasus, namun cenderung menjadi kerusuhan. Perang adalah konflik antara kelompok besar manusia, yang mengikutsertakan kekuatan fisik bersenjata. Perag telah menghancurkan budaya, negara, ekonomi dan kemanusiaan. Dalam istilah perang (war) termasuk konflik bersenjata, peperangan, dan aksi kepolisian

Civil Disorder

Gangguan sipil, juga di kenal sebagai perselisihan sipil atau kerusuhan sipil, adalah istilah yang digunakan dalam penegakan hukum untuk menjelaskan satu atau lebih bentuk gangguan yang disebabkan oleh sekelompok orang. Gangguan sipil memiliki karakteristik sebagai gejala dari dan bentuk dari protes terhadap masalah utama sosial politik. Besar kecilnya aksi tergantung  ketidaksukaan ekspresi public. Beberapa contoh gangguan sipil adalah pawai illegal, kerusuhan, sabotase, dan bentuk criminal lainnya. Ini dimaksudkan sebagai demonstrasi masyarakat terhadap pemerintah, yang dapat mengakibatkan kerusuhan masal.

Seringnya, pelaku dalam sebuah gangguan sipil ini tidak sepakat dengan sikap yang seharusnya dilakukan. Banyak demonstran yang damai, dan sedikit, dan bertanggungjawab. Berbagai gangguan sipil adalah sebagai keseimbangan kekuatan dan perjuangan politik yang berkarakteristik sebagai akar masalah dari konflik. Jika penguasa menganggap gangguan sipil menjadi tidak seimbang, akhirnya terjadi penindasan dan kerusuhan.

Rakyat tidak secara langsung terkait gangguan sipil mungkin kehidupannya akan terganggu. Kesempatan bekerja, berrekreasi, dan lainnya akan terganggu. Gangguan infrastruktur akan terjadi selama peristiwa yang berat. Fasilitas public seperti air bersih, bahan bakar, listrik akan tidak tersedia, termasuk fasilitas komunikasi. Kadang-kadang, gangguan pelayanan ini menjadi penyebab asli kerusuhan. Yang paling sering, penyebabnya adalah isu yang terkait dengan kemandegan ekonomi, inflasi yang berat,       bencana karena ulah manusia dan alam, pengangguran yang berat, penindasan, skandal politik, atau dibeberapa negara, peristiwa olah raga.

Insurgency (Pemberontakan)

Pemberontakan adalah perlawanan bersenjata melawan pemerintah yang dianggap sah. Tidak semua perlawanan adalah pemberontakan. Karena ada beberapa kasus perlawanan tanpa kekerasan, menggunakan perlawanan sipil, yang dikenal sebagai People Power.

Dasar dari pemberontakan dapat berupa politik, ekonomi, agama, etnis, atau kombinasi factor tersebut.

Kekerasan sektarian

Sectarian violence atau perselisihan sekte adalah kekerasan yang diinspirasi oleh  sekte,    artinya, antara sekte yang berbeda dari satu bentuk tertentu ideology atau agama dalam satu negara.

Menurut Stockholm International Peace Research Institute :

“Traditionally, sectarian violence implies a symmetrical confrontation between two or more non-state actors representing different population groups.”

Kekerasan sekte merupakan konfrontasi simetris antara dua atau lebih pihak bukan negara yang  mewakili populasi kelompok yang berbeda.

Kekerasan sekte berbeda dengan konsep kekerasan ras. Ini menyertakan dinamika polarisasi sosial, balkanisasi wilayah berdasar identitas kelompok, dan memperpanjang konflik sosial.

Beberapa masukan yang mungkin untuk kekerasan sekte adalah perjuangan kekuasaan, iklim politik, iklim sosial, iklim budaya, dan dasar ekonomi.

Dalam ekonomi antara kapitalis dengan collectivism. Dalam politik antara komunis dan nasionalis. Dalam Kristen antara katolik dan protestan. Antar agama antara muslim dan Kristen. Dalam Islam antara sunni dan syiah (ini persepsi barat yang menganggap syiah adalah muslim).

Perang

Perang adalah konflik yang berkepanjangan, terorganisisr, bersenjata, antara negara, bangsa dan kelompok lain, yang memiliki cirri agresi yang berlebihan, gangguan sosial, dan biasanya korban kematian yang banyak. Perang harus dipahami sebagai konflik bersenjata antara komunitas politik, sehingga juga didefinisikan sebagai kekerasan politik.

Menurut Ricahrd E. Smalley pemenang nobel tahun 2002, perang merupakan masalah terbesar ke enam (dari sepuluh masalah) yang akan terjadi pada manusia untuk limapuluh tahun kedepan.

Menurut teori perang, ‘Perang adalah tindakan penggunaan kekuatan untuk memaksa musuh mengikuti apa yang kita inginkan.”

Angka Korban Sepuluh Perang terbesar

  1. Perang Dunia ke dua  (1939-1945) : 60.000.000 – 70.000.000.
  2. Pemberontakan An Shi (An Shi rebellion) (Cina, 755-763) : 36.000.000.
  3. Penaklukan Mongol (invasi Mongol atau Tartar) abad ke 13 : 30.000.000 – 60.000.000.
  4. Penaklukan dynasty Qing terhadap dynasty Ming (1616-1662) : 25.000.000.
  5. Perang Dunia Ke Satu (1914-1918) : 20.000.000.
  6. Pemberontakan Taiping (Cina) 1850-1864) : 20.000.000.
  7. Perang Sino-Japanese kedua (1937-1945) : 20.000.000.
  8. Revolusi Dungan (Cina) 1862- 1877) : 8.000.000 – 12.000.000.
  9. Penaklukan Tamerlane (Timur Lang) (1370-1405) : 7.000.000 – 20.000.000.
  10. Perang Sipil Rusia (1917-1922) : 5.000.000 – 9.000.000.
Perang Saudara (Civil War)

Perang saudara adalah perang antara kelompok yang terorganisir dalam satu negara atau republik. Salah satu tujuannya adalah untuk mengambilalih kontrol wilayah atau negara untuk memperoleh kebebasan beragama, atau perubahan politik pemerintah.

Perang saudara adalah konflik yang intensitasnya tinggi, sering melibatkan angkatan bersenjata regular, yang dalam skala besar, terorganisir dan berkepanjangan. Perang saudara akan mengakibatkan korban dalam jumlah yang besar dan menghabiskan sumber daya yang penting.

Perang saudara juga didefinisikan sebagai konflik kekerasan dalam sebuah negara antara kelompok yang terorganisir yang bertujuan untuk mengambil alih kekuasaan pusat atau wilayah, atau merubah kebijakan pemerintah. (James Fearon). Lebih lanjut Ann Hironaka menyatakan bahwa salah satu pihak dalam perang saudara adalah negara. Intesitas dimana gangguan sipil menjadi perang saudara adalah ditentukan secara akademis. Beberapa ahli politik menyatakan bahwa civil war atau perang saudara memiliki lebih dari 1000 korban, sementara yang lain menyatakan paling sedikit 100 korban di kedua belah pihak.

Pergolakan Suriah (2011 sampai Sekarang)

Pergolakan Suriah

Pergolakan di Suriah  (2011-sekarang) adalah konflik kekerasan internal yang sedang terjadi di Suriah. Sebagai bagian dari pergolakan di Arab, gelombang yang melanda dunia Arab. Masyarakat berdemonstrasi di Syria mulai 26 Januari 2011 dan berkembang menjadi pergolakan nasional. Para pendemo menginginkan turunnya Bashar al-Assad, jatuhnya pemerintah dan sebuah akhir  partai Ba’ath berkuasa selama hampir lima decade.

Pada musim panas 2011, pemerintah Syria menerjunkan tentara Syria untuk menghadapi para pendemo. Beberapa kota dikepung, dan prajurit dikabarkan diperintahkan menembak penduduk sipil. Menurut saksi, prajurit yang menolak menembak penduduk sipil akan dieksekusi oleh Tentara Syria. Pemerintah Syria menolak laporan pembelotan, dan mengutuk ‘gang tentara’ sebagai penyebab masalah. Penduduk sipil dan tentara pembelot mulai membentuk unit perlawanan, dan bergabung dalam bendera Free Syrian Army (Tentara Pembebasan Syria), perlawanan meningkat menjadi bentuk yang terorganisir, namun unsur sipil dan tentara oposisi kesulitan pemimpin yang terorganisir. Pemerintah Syria mengkategorikan pemberontak ini sebagai “armed terrorist groups” (kelompok teroris bersenjata). Pergolakan ini juga memiliki unsur sekte, meskipun tak satu pihak yang terlibat konflik menjelaskan sectarian sebagai yang memainkan peran utama. Oposisi didominasi oleh Muslim sunni, sementara pemerintah adalah Alawite atau Nushairiyah, yang berafiliasi ke Syiah.

Menurut berbagai sumber, termasuk PBB, ada 15.800 – 21.685 orang terbunuh, separuh dari mereka sipil, namun juga termasuk 7.300 – 7.615 tentara bersenjata dari kedua belah pihak. Dan lebih dari 1.400 pendemo dari pihak oposisi. Untuk keluar dari kekerasan, ribuan pengungsi Syria telah melarikan diri ke negara tetangga seperti Jordania, Lebanon, dan Turki. Sebagai tambahan, puluhan ribu pendemo telah ditahan, dan dilaporkan mengalami penyiksaan dalam penjara pemerintah. Organisasi internasional juga menuduh pemerintah dan Shabiha menggunakan rakyat sipil sebagai tameng, dan atau secara intensif mentarget penduduk sipil. Keadaan ini menyebabkan sekjen PBB berulang kali menyatakan bahwa konflik Syria berkembang menjadi sebuah “civil war’ (perang saudara). Pada Juni 2012, Bashar al Assad menyatakan bahwa Syria berada dalam ‘a state of war’ (negara dalam keadaan perang).

Pengungsi Syria

Masalah pengungsi muncul ketika mereka melintasi perbatasan Syria pada April 2011, secara intensif ketika pengepungan Talkalakh dan kekacauan di propinsi Syria, Idlib. Sebagai akibatnya, ribuan penduduk Syria melarikan diri menyeberang ke perbatasan Lebanon pada musim panas 2011. Pada awal 2012, jumlah pengungsi membengkak menjadi 20.000 yang dicatat oleh PBB di Lebanon, Turki dan Jordan.

Setelah meningkatnya pertempuran di Homs dan eskalasi penyerangan tentara Syria di kota dan desa dekat perbatasan Lebanon, pengungsi dalam jumlah besar masuk ke Lebanon, dilaporkan pada 4 Maret 2012. jumlah pasti pengungsi Syria yang bergerak tidak jelas. Namun diperkirakan jumlah pengungsi Syria diperkirakan 130.000 pada awal Maret 2012.

Pada 10 April, dilaporkan bahwa jumlah pengungsi Syria di empat negara tetangga meningkat 40% dalam beberapa minggu, dan mencapai 55.000 yang tercatat, hampir separohnya adalah dibawah usia 18 tahun, menurut PBB. Diperkirakan terdapat 20.000 pengungsi yang tidak tercatat dan   ada 200.000 lebih penduduk Syria yang berpindah di dalam negaranya.

Juni 2012, jumlah pengungsi Syria mencapai 180.000 di seluruh Timur Tengah, konsentrasi utama di Jordan sekitar 120.000.

Pengungsi Pergolakan Syria 2011-2012

Jumlah Total Pengungsi 180.000 ( perkiraan Juni 2012)
Jordan 120.000 (perkiraan Juni 2012)
Lebanon 26.000 (perkiraan Juni 2012)
Turki 30.800 (tercatat Juni 2012)
Irak Kurdistan 4.000 (Juni 2012)
Bahasa Arab, Kurdi
Agama Islam sunni
Upaya Penanggulangan Pengungsi

  • Turki mengakomodasi banyak pengungsi Syria di sepuluh kota di propinsi Hatay, sejak musim panas 2011.
  • Jordan mulai membangun 30.000 meter persegi kamp pengungsi pada Maret 2012.
  • UNHCR (United Nations Highs Commisioner for Refugees) menyediakan matras (alas tidur), minyak pemanas kerosene dan jerigen kepada pengungsi Syria di Lebanon dan Iraq pada April 2012.
  • Organisasi Internasional bagi Migrasi (IOM = Internation Organization for Migration) menyediakan  walter filters (penyaring air), lampu yang bisa di cash ulang, selimut, bantal dan kompor pada pengungsi di Lebanon dan Iraq.
Korban Meninggal

Jumlah korban meninggal, menurut website oposisi Syria, website Syrian Martyrs, ada 17.716, di update pada 26 Juni 2012. jumlah ini termasuk 1.426 tentara yang membelot, dan tidak termasuk anggota pasukan keamanan pemerintah.

UNICEF melaporkan bahwa lebih dari 500 anak-anak dibunuh. 400 anak lainnya dilaporkan ditangkap dan disiksa di penjara Syria. Sebagai tambahan, lebih dari 600 tahanan telah meninggal dalam penyiksaan. Human Rights Watch menuduh pemerintah dan Shabiha menggunakan penduduk sipil sebagai tameng manusia ketika mereka melancarakan serangan ke wilayah oposisi.

Propinsi Jumlah Korban Meninggal
Latakia 299
Rif Dimashq 1.474
Homs 6.367
Hama 1.915
Al-Hasakah 58
Daraa 1.553
Aleppo 563
Deir ez-Zor 578
Damascus 358
Tartus 67
Quneitra 19
Idlib 2.831
As-Suwayda 6
Ar-Raqqah 60
(Lebanon ) 5
(Turki) 1
Jumlah Total 16.154
Perkiraan lain sekitar 10.610 sampai dengan 16.815. Kecuali perkiraan Local Coordination Committees (LCC yang tidak menghitung pasukan keamanan, semua korban total termasuk sipil, pemberontak dan pasukan keamanan.

Sumber Korban Meninggal Periode Waktu
Local Coordination Committees 12.635 15-3-2011 s/d 26-5-2012
Inggris 12.000 15-3-2011 s/d 30-5-2012
PBB 14.100 15-3-2011 s/d 13-6-2012
Pengamat Hak Asasi Syria 15.804 15-3-2011 s/d 27-6-2012
Pemerintah Syria 10.611-10.806 15-3-2011 s/d 28-6-2012
Pusat Dokumentasi Kekerasan 16.815 15-3-2011 s/d 28-6-2012
Kematiaan Yang Bersenjata

Pasukan Bersenjata Pro Pemerintah Korban  Korban Meninggal
Polisi dan Militer Syria 3.954 – 3.966
Shabiha Tidak diketahui. 64 konfirmasi
Hezbollah Lebanon 120
Iran 43
Jumlah total 4.181 – 4.193
Pasukan Bersenjata Anti Pemerintah Jumlah Korban meninggal
Pemberontak (dari tentara) 1.181 – 1.426
Pemberontak (dari sipil) 1.910 – 1.960
Pejuang asing 36
Jumlah Total 3.127 – 3.422
Civil War sedang terjadi di Syria. Korban berjatuhan. Ada yang terluka, di penjara, disiksa, diperkosa, di injeksi dengan obat Ketamine (penenang), dan meninggal dunia. Tidak pandang bulu, anak-anak menjadi korban.  Begitu juga wanita dan laki-laki dewasa. Pengangguran, pekerja swasta, petani, professional seperti dokter dan guru menjadi korban. Siapa yang peduli? Umat Islam adalah laksana satu tubuh. Jika bagian tubuh itu sakit maka bagian tubuh yang lain juga merasakan sakit. Seseorang tidak dianggap beriman jika tidak memperhatikan urusan umat Islam. Berdiam diri adalah pangkal kebinasaan.

Pembunuhan masyarakat Islam sipil oleh siapapun tidak bisa diterima oleh seseorang yang mengaku Islam. Ini harus dicegah. Harus dihentikan. Apa yang bisa kita lakukan? Yang pertama, berdoa. Penyatu umat Islam sedunia adalah ikatan doa. Berdoa untuk masyarakat Islam sunni Syria. Kedua, menyebarkan fakta kejadian di Syria, kepada setiap orang di dunia. Ketiga, menggalang donasi untuk  meringankan penderitaan umat Islam sunni Syria. Keempat, mengirim tim relawan medis ke kamp pengungsi Syria. Jika anda benar-benar muslim, pasti anda tidak akan tinggal diam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar