Kamis, 22 November 2012

Gizi : ZAT GIZI MIKRO PENYEBAB ANEMIA


ZAT GIZI MIKRO PENYEBAB ANEMIA


Lemah, letih lelah, lesu adalah slogan iklan yang menyatakan bahwa itu adalah penyebab anemia atau kekurangan darah. Kebanyakan kita menyangka penyebab dari anemia adalah kekurangan zat besi saja. Padahal, selain zat besi penyebab anemia yang lain adalah karena kekurangan asam folat . 


ASAM FOLAT 

Asam folat adalah bagian dari vitamin B kompleks yang dapat diisolasi dari daun hijau (seperti bayam), buah segar, kulit, hati, ginjal dan jamur. Asam folat disebut juga dengan folacin / liver lactobacillus cosil factor. Asam folat penting untuk pembuatan nucleic acid dan inti sel. Sehingga, jika kekurangan asam folat akan menyebabkan sintesa nucleic acid tidak adekuat sehingga terjadi anemia megaloblastik .

Kebutuhan asam folat pada orang dewasa 100 mikrogram tiap 24 jam, yang meningkat sampai dengan 350 ug tiap 24 jam pada kehamilan. Kebutuhan atas dasar berat badan anak lebih besar dibandingkan pada orang dewasa karena kebutuhan yang diperlukan untuk pertumbuhan juga lebih besar. Kebutuhan asam folat pada anak berkisar 1-5 mg per 24 jam. Bila masih diragukan kekurangan asam folat atau tidak dapat diberikan sebesar 50 sampai 100 ug tiap 24 jam selama 1 minggu sebagai uji diagnostic .

Asam folat diabsorbsi di sepanjang usus halus. Cadangan asam folat dalam tubuh sangat sedikit antara 5-10 ug, dan dari diet folat bebas batas dalam darah antar 2 minggu, dan pertukaran megaloblastik terlihat dalam tulang setelah 20 minggu. Hal ini sangat berbeda dengan cadangan vitamin B12 yang berakhir sekurang-kurangnya dalam 5 tahun. 

Kekurangan asam folat dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :

  • Diet rendah folat, bisa diakibatkan karena mutu makanan yang jelek, kesalahan pengolahan
  • Sakit berat, gangguan gastrointestinal, atau pemakaian antibiotic yang menyebabkan gangguan absorbs dari asam folat
  • Kekurangan vitamin C dan penyakit hati
  • Muntah
  • Anemia hemolitik, seperti pada malaria sehingga terjadi eritopoiesis dan perusakan berlebihan dari sel darah merah dan permintaan yang berlebihan asam folat untuk kompensasinya
  • Pemakaian obat-obatan antikonvulsan untuk jangka lama
  • Reseksi bedah atau kelainan usus halus

Gejala yang ditimbulkan karena kekurangan asam folat berupa lemah, lesu, pucat, susah bernafas, oedem, mual, nafsu makan menurun, pucat, glossitis, diare kronis. Pada kasus yang berat pada anak dapat dijumpai gagal tumbuh dan keadaan malnutrisi. Komplikasi kekurangan asam folat dapat mengakibatkan infeksi sekunder, perdarahan, kematian janin (solusio plasenta dan kelainan plasenta lainnya), bahkan dapat mengakibatkan kelainan congenital pada saat kelahiran .

ZAT BESI

Besi merupakan salah satu zat gizi mikro yang mempunyai pengaruh luas dalam aktivitas metabolism tubuh dan sangat penting dalam prose pertumbuhan. Masa bayi dan anak-anak merupakan masa pertumbuhan yang cepat. Anak usia sekolah dasar yaitu antara umur 6-11 tahun merupakan masa saat mereka mengalami growth spurt (percepatan pertumbuhan) yang kedua setelah masa balita . Kelompok ini rentan terhadap anemia zat besi karena kebutuhan zat besi selama masa ini meningkat dengan adanya pertumbuhan jaringan yang cepat dan kenaikan massa sel darah merah . Prevalensi anemia defisiensi besi di dunia masih sangat tinggi dan di asia tenggara prevalensi anemia pada anak-anak mencapai 50-70%. Anemia besi yang terjadi pada masa bayi dan anak-anak berdampak pada perkembangan mental dan motorik yang kemungkinan akan mempunyai dampak pada masa selanjutnya . 

Besi terdapat dalam semua sel tubuh dan memegang peranan penting pada beragam reaksi biokimia. Besi terdapat dalam enzim-enzim yang bertanggung jawab untuk pengangkutan electron (sitokrom), untuk pengaktifan oksigen (oksidase dan oksigenase), dan untuk mengangkut oksigen (hemoglobin dan mioglobin). Selain itu besi juga berfungsi membantu proses metabolism, dan sintesis DNA. Besi juga bermanfaat untuk daya tahan tubuh karena proliferasi sel T, sel B, dan sel NK memerlukan besi. 

Bayi baru lahir cukup bulan mempunyai cukup cadangan besi untuk memenuhi kebutuhan besi selama 4-6 bulan pertama. cadangan besi ini didapat dari Ibu yang terpenuhi kebutuhan besinya selama hamil. Pada kondisi hamil, besi diperlukan untuk menutupi kehilangan basal kurang lebih 240 mg, peningkatan massa sel-sel darah merah kurang lebih 500mg, dan kebutuhan janin serta plasenta sekitar 300mg. Dengan demikian, kebutuhan besi total selama kehamilan dapat diperkirakan sekitar 1000mg. Jumlah ini harus terpenuhi oleh ibu agar bayi yang dilahirkan mempunyai cadangan besi yang cukup. 

Anemia defisiensi besi merupakan salah satu keadaan yang paling banyak dikenal secara luas sebagai akibat dari kekurangan zat besi. Selain anemia defisiensi besi masih banyak keadaan lain yang diakibatkan oleh karena kekurangan zat besi. Anak-anak yang mengalami kekurangan zat besi akan mengalami penurunan fungsi kognitif ,penurunan kemampuan belajar dan IQ yang rendah. Wanita hamil dengan cadangan besi yang rendah berisiko tinggi menderita anemia defisiensi besi, dan juga 2-3 kali lebih sering melahirkan bayi kurang bulan atau bayi dengan berat badan rendah yang rentan menderita anemia defisiensi besi sejak usia 2 bulan apabila tidak mendapat suplementasi besi yang cukup. Kekurangan besi juga akan menimbulkan gangguan respon tubuh terhadap infeksi karena terjadi penurunan fungsi neutrofil dan gangguan proliferasi sel T. Konsekuensi lain anemia defisiensi besi dilaporkan akan menyebabkan kelesuan, menurunkan kemampuan fisik, mengganggu perkembangan motorik dan menghambat proses pertumbuhan .

Zat besi terdapat dalam bahan makanan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau tua. Zat besi yang bersumber dari bahan makanan hewani (heme) lebih mudah diserap daripada zat besi nabati (non heme).Penyerapan zat besi asal bahan makanan hewani dapat mencapai 10-20%. 

Edisi 60/VII/September/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar