Kamis, 22 November 2012

Sehat Mental : TANDA-TANDA HUSNUL KHATIMAH


TANDA-TANDA HUSNUL KHATIMAH

Kematian merupakan akhir dari kehidupan di dunia. Ia pasti kita lalui. Siapapun kita tak akan mampu menghindar darinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala Yang Maha Kekal telah berfirman :

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati…” (Ali ‘Imran : 185).

Adapun berkenaan dengan sebagian tanda husnul khatimah yang disebutkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beberapa hadits ialah sebagai berikut : 


Mampu mengucapkan syahadat menjelang ajal.

Nabi bersabda : 
” Barangsiapa akhir ucapannya ialah Laa Ilaaha Illallaah, ia akan masuk surga” (HR. Abu Dawud dan Al Hakim)

Dahi yang berkeringat

Sebagaimana tercantum dalam sebuah hadits riwayat Buraidah bin Al KHusaib, ia sedang berada di Khurasan dan mengunjungi saudaranya yang sakit. Ia melihatnya telah meninggal dan dahinya berkeringat, lalu ia mengatakan, “Allahu Akbar! Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Kematian orang beriman ditandai dengan keringat yang keluar di dahi” (HR Ahmad dan Al Hakim)

Meninggal pada malam Jum’at atau siang harinya

Hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 
“Seorang muslim yang mati pada hari jum’at atau malam jum’at akan dijaga oleh Allah dari fitnah kubur” (HR Ahmad dan At Tirmidzi)

Mati saat sedang beramal saleh

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 
“Siapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah karena mencari keridhaan Allah, dan ia mati saat itu, maka ia akan masuk surga. Siapa yang berpuasa satu hari saja dalam rangka mencari ridha Allah, dan ia mati saat berpuasa, ia akan masuk surga. Barangsiapa bersedekah mencari keridhaan Allah, dan ia mati saat itu juga, maka ia akan masuk surga” (HR Ahmad)

Mati syahid di medan perang

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 
“Orang yang mati syahid memiliki enam kemuliaan di sisi Allah : Diampuni seluruh dosanya saat darahnya mulai mengucur, ia melihat tempat tinggalnya di surga, dihindarkan dari siksa kubur dan ketakutan di hari kiamat, ia dihiasi dengan hiasan tanda iman, dinikahkan dengan bidadari dan diberi kesempatan memberi syafa’at bagi tujuh puluh anggota keluarganya” (HR Ahmad dan At Turmudzi)

Mati syahid ini diharapkan juga akan dialami oleh orang yang memintanya kepada Allah dengan ikhlas dari hatinya, walaupun ia tidak mati di medan perang. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 
“Siapa yang meminta mati syahid kepada Allah dengan sungguh-sungguh dan jujur, niscaya Allah akan menyampaikannya pada derajat para syuhada’, meskipun ia mati di atas tempat tidurnya” (HR Muslim)

Mati saat berperang di jalan Allah

Abu Malik Al Asy’ari meriwayatkan, Nabi bersabda : 
“barangsiapa yang keluar berperang di jalan Allah, lalu mati atau terbunuh, maka ia mati syahid, atau dilemparkan oleh kuda atau untanya – patah lehernya – atau mati dipatuk serangga, atau mati di tempat tidurnya, mati dalam kondisi apa saja yang dikehendaki Allah, maka ia mati syahid dan masuk surga.” (HR. Abu Dawud, Al Hakim, dan Al Baihaqi)

Mati terserang penyakit tha’un

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 
“Sakit tha’un adalah kesyahidan bagi seorang muslim” (HR Muslim)
Ada banyak hadits lain dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyatakan demikian.

Mati akibat sakit perut

Hadits Nabi, dari Abu Hurairah : 
“Siapa saja yang mati karena sakit perut—seperti kelebihan cairan perut, diare, dan ada yang mengatakan seluruh penyakit yang menyerang perut--,maka ia mati syahid.” (HR Ahmad dan Muslim)

Mati tenggelam dan tertimpa bangunan

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 
“Orang mati syahid ada lima: Mati karena tha’un, penyakit perut, tenggeam, tertimpa bangunan, dan orang yang mati syahid di jalan Allah Azza wa Jalla.” (Muttafaqun ‘alaih)

Seorang wanita yang mati saat melahirkan, mati karena terbakar dan karena penyakit di pinggang

Hadits riwayat Jabir bin Atiq, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 
“Mati syahid selain yang mati di peperangan ada tujuh macam : Orang yang mati akibat tha’un (wabah penyakit menular) ialah syahid, begitu juga mati akibat tenggelam, orang yang berpenyakit pinggang, sakit perut melembung, terbakar, tertimpa bangunan, dan seorang wanita yang meninggal dalam keadaan hamil.” ( HR Malik, Ahmad, Ibnu Majah, An Nasa’I dan Al Hakim)

Mati karena sakit TBC

Hadits riwayat Rasyid bin Hubaish Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : 
“…. Dan mati karena penyakit TBC ialah syahid.” (HR Ahmad).

Terbunuh karena mempertahankan harta yang akan dicuri atau membela agama dan diri

Hadits Said bin Zaid, dari Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 
“Barangsapa terbunuh karena membela hartanya maka ia syahid, barangsiapa terbunuh membela keluarganya maka ia syahid, barangsiapa terbunuh membela agamanya maka ia syahid, barangsiapa terbunuh membela dirinya maka ia syahid.” (HR Ahmad, An Nasa’I, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)

Mati saat berjaga di medan perang

Dari Salman Al Farisi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 
“Berjaga di medan perang sehari semalam lebih baik dari berpuasa dan shalat Tahajud sebulan penuh, jka ia mati maka pahala amalannya akan terus mengalir, dan ia akan terjaga dari azab para malaikat di kubur.” (HR Muslim, An Nasa’i Al Hakim, Ahmad, Ibnu HIbban, Al Baihaqi dan At Tirmidzi).

(Sumber :Detik-detik Sakaratul Maut, Shalahudin As-Said, Aqwam, Solo, Januari 2012).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar