Senin, 15 Agustus 2011

ISRAF


ISRAF

Menurut bahasa, israf berarti: menafkahkan atau membelanjakan sesuatu tidak dalam rangka melaksanakan ketaatan kepada Allah atau berlebih-lebihan, melewati batas. Sedangkan menurut istilah, yang dimaksud dengan israf adalah melampaui batas dalam makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal dan lain-lainnya dari keinginan yang tersembunyi dalam jiwa manusia.


Sebab-sebab Israf


1. Lingkungan Keluarga.
2. Memperoleh kelapangan setelah kesempitan.
3. Berkawan dengan orang-orang yang israf.
4. Lupa mencari bekal perjalanan.
5. Istri dan anak.
6. Lupa terhadap tabiat dunia.
7. Memandang rendah terhadap nafsu.
8. Lupa terhadap kedahsyatan dan hal-hal yang menakutkan pada hari kiamat.
9. Lupa terhadap realita kehidupan yang dialami oleh manusia pada umumnya dan oleh kaum muslimin pada khususnya.
10. Tidak menghiraukan akibat yang bakal terjadi.



Sering terjadi lingkungan keluarga menjadi sebab-sebab timbulnya sikap israf, yaitu keluarga yang biasa hidup boros dan bermewah-mewahan. Maka, anak yang sejak kecil dibiasakan hidup dalam kondisi seperti ini, akan meniru saja apa yang dipraktikkan oleh keluarganya selama ini, kecuali orang yang memperoleh rahmat dari Allah.


Ada kalanya israf itu disebabkan oleh keadaan lapang setelah mengalami kesempitan hidup, atau memperoleh kemudahan setelah mengalami kesulitan.

Hal ini disebabkan manusia itu biasanya meniru akhlak atau perangai kawannya. Apalagi jika persahabatannya itu berlangsung lama, sedang kawan tersebut memiliki kepribadian yang kuat dan berpengaruh.

Jalan menuju ridha Allah tidak dilambari dengan permadani, tetapi penuh dengan duri dan air mata, keringat, dan darah. Menempuh jalan ini tidaklah dengan kemewahan dan kenikmatan dan bersantai ria. Tetapi, harus ditempuh dengan kejantanan dan keperkasaan.

Kadang-kadang seorang penggiat amal Islam dicoba dengan istri dan anaknya yang suka hidup boros. Tidak mau mengikuti nasihat dan sikap sang penggiat amal Islam. Bahkan dapat mengalahkannya dan hidup bersama orang-orang yang boros.

Tabiat dunia ialah tidak tetap pada satu kondisi saja, tetapi selalu berubah-ubah dan berganti-ganti. Ada  kalanya hari ini anda memperoleh kesenangan, tetapi besok menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan.


Nafsu manusia itu selalu tunduk dan patuh serta menurut bimbingan dan tuntunan bilamana dilakukan dengan sungguh-sungguh. Tetapi ia akan lepas control dan bergelimang mengikuti syahwat apabila dibiarkan saja dan tidak dikendalikan dengan sungguh-sungguh.

Pada hari kiamat akan terjadi peristiwa-peristiwa dahsyat dan mengerikan yang sulit diidentifikasi dan dilukiskan dengan kata-kata. Barangsiapa yang selalu mengingat dan merenungkan hal itu maka ia tidak merasa nikmat lagi dalam kehidupan dunia ini. Sedang orang yang melupakannya, maka ia akan hidup boros dan bermewah-mewahan, bahkan lebih dari itu.

Kehidupan manusia sekarang berada di tepi jurang kehancuran. Kemudian mereka pun terjatuh ke dalam jurang tersebut. Pada waktu itulah terjadi kehancuran dan kerusakan yang serusak-rusaknya. Adapun kaum muslimin, maka mereka berada dalam kerendahan dan kehinaan serta dalam kondisi yang memprihatinkan. Orang yang tidak menghiraukan kenyataan ini, dan telah mati hati dan perasaannya, maka ia akan bergelimang dalam kemewahan hidup, israf , serta cenderung kepada perhiasan dan keindahan dunia. Sesungguhnya israf mempuunyai dampak dan akibat yang membahayakan dan merusak.




Dampak dan Akibat Israf


1. Penyakit tubuh.
2. Hati (qalbu) yang keras.
3. Lambannya berpikir.
4. Aktifnya dorongan kejelekan dan dosa-dosa.
5. Mengalami keruntuhan mental (stress) ketika menghadapi cobaan dan kesulitan.
6. Tidakmenghiraukan orang lain.
7. Menghadapi banyak pertanyaan dan pertanggungjawaban di hadapan Allah pada hari kiamat nanti.
8. Terjatuh ke dalam usaha yang haram.
9. Menjadi saudara syetan.
10. Terhalang untukmemperoleh cinta Allah.


Mengalami keruntuhan mental atau stress ketika menghadapi berbagai macam ujian, kesulitan dan kemelaratan. Hal ini disebabkan orang yang israf menempuh kehidupannya dengan penuh kesenangan dan kemewahan dan tidak bisa kompromi dengan ujian dan kemelaratan. Orang seperti ini bila menghadapi ujian atau kemelaratan, maka ia tidak memperoleh pertolongan dan peneguhan dari Allah. Sehingga ia menjadi lemah dan runtuh mentalnya atau stress.

Manusia biasanya tidak mau menghiraukan dan memperhatikan orang lain kecuali jika ia sendiri pernah mengalami kesulitan dan memerlukan bantuan orang lain. Diriwayatkan dari Nabi Yusuf as ketika beliau menjadi bendahara negara, beliau tidak pernah makan sampai kenyang. Dan ketika ditanyakan kepada beliau tentang sikapnya itu, beliau menjawab,” Karena aku khawatir jika aku kenyang, aku akan melupakan orang-orang yang lapar.”

Orang-orang yang israf ada kalanya mengalami kesmpitan hidup atau kondisi ekonominya pas-pasan. Kemudian demi menjaga atau menuruti keinginannya untuk hidup mewah dan serba enak, lantas ia terjatuh ke dalam usaha dan pekerjaan yang haram.

Orang yang terhalang dari cinta Allah akan hidup dalam kegoncangan, ketidaktenangan serta dengan jiwa yang merana meskipun kekayaan duniawi datang kepadanya dari segala penjuru.

Adapun dampak terhadap amal Islami dapat disimpulkan bahwa amal Islami dianggap remeh dan dikerjakan sambil lalu saja. Atau setidak-tidaknya ia akan ditunda hingga beberapa puluh tahun. Mengingat, satu-satunya senjata yang dapat dipergunakan kaum muslimin untuk menghadapi musuh-musuh mereka adalah iman. Dan iman ini akan mengalami keloyoan apabila orang bersangkutan suka hidup boros, bermewah-mewahan, santai, dan seenaknya saja.




Jalan Untuk Mengobati Israf


1. Memikirkan dan merenungkan akibat dan bahaya israf.
2. Mengendalikan nafsu.
3. Senantiasa memperhatikan sunnah dan perjalanan hidup Rasulullah saw.
4. Selalu memperhatikan kehidupan dan penghidupan orang-orang salaf dari kalangan sahabat, mujahidin, dan ulama yang meneladani sikap hidup Rasulullah saw. Karena kehidupannya sederhana. Tidak berkeinginan terhadap kekayaan duniawi kecuali sekedar yang perlu saja, asal dapat digunakan untuk melaksanakan amalan-amalan bagi kepentingan ukhrawi.
5. Tidak menjalin persahabatan dengan orang-orang yang israf. Tetapi sebaliknya, menjalin persahabatan dengan orang-orang yang memiliki himmah yang tinggi dan berjiwa besar, yang membuang dunia ke belakang punggung mereka, dan mendasari seluruh segi kehidupannya dengan kehidupan Islam yang mulia.
6. Memilikiki keinginan yang kuat untuk membina kepribadian istri dan anak-anaknya.
7. Selalu memikirkan dan merenungkan realita kehidupan manusia pada umumnya dan kaum muslimin pada khususnya.karena hal itu akan sangat membantunya untuk menjauhkan diri dari simbol-simbol israf. Bahkan akan selalu berusaha menjaga dirinya dari berlezat-lezat dan bernikmat-nikmat dengan kehidupan dunia ini, sehingga memungkinkannya mengikuti manhaj Allah dan mengibarkan bendera Islam.
8. Selalu mengingat dan memikirkan kematian dengan segala peristiwa yang mengiringinya, kengerian, kedahsyatan, dan hal-hal yang menakutkan.
9. Selalu mengingat karakter jalan kehidupan ini yang penuh dengan beban dan penderitaan. Dan bekalnya bukan dengan israf, bermewah-mewahan dan bersantai ria, tetapi harus dengan kesederhanaan dan meninggalkan kemegahan dan kesenangan duniawi. Hal ini mempunyai peranan yang besar untuk mengobati israf, berjuang menundukan nafsu, dan menumbuhkan kemampuan untuk melintasi semua rintangan dan tantangan. (Dr. Muhammad Nuh, Terapi Mental Aktifis Harakah, Pustaka Mantiq, Solo, 1993)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar