Senin, 15 Agustus 2011

IMAN DAN KEHIDUPAN


IMAN DAN KEHIDUPAN


Hidup manusia alangkah singkat. Dibandingkan dengan jagad raya tempat tinggal kita, kita hanya sebuah noktah, sedangkan jangka hidup kita bagaikan serpih yang tidak berarti dalam keabadian.

Namun manusia memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan sumber kekuatan yang abadi itu, guna memahami alam semesta dan menyelaraskan diri dengannya. Dia sanggup memihak pada kekuatan luar biasa itu dan dengan jalan itu memperoleh kemampuan untuk mengawali kejadian-kejadian yang akan mempengaruhi kehidupannya. Dia dapat belajar dari pengalaman masa lalu, mengatur keadaan sekarang dan merencanakan masa depannya. Nah, selama dia terus  menghubungkan dirinya dengan sumber kekuatan tadi, dia dapat menambah atau meningkatkan kemampuannya.


Fungsi kepercayaan agama dan pengaruhnya atas jiwa manusia ialah bahwa agama mengembangluaskan kekuatan orang beriman serta menambah kekuatan jasmani dan ruhaninya. Kekuatan ini menjelaskan hal-hal gaib yang sangat cepat mengubah kehidupan sehari-hari. ini juga menjelaskan kekuatan yang mendorong seseorang mengorbankan jiwanya, melawan penguasa, menolak kekayaan atau tidak menghiraukan senjata musuh. Semua kekuatan itu akan dikalahkan oleh kekuatan keyakinan orang beriman yang berasal dari sumber kekuatan yang tidak pernah berkurang itu.

Hanya keyakinan agamalah yang memungkinkan manusia berhubungan dengan Allah yang Maha Kuasa. Keyakinan semacam ini memberikan kekuatan dan sokongan kepada manusia yang lemah sehingga kekuatan harta dan penindasan pun tidakmampu menggoyahkannya. Hanya dengan keyakinan agama ini sajalah orang bersabar, sekalipun dalam kesukaran, menanggung derita, bahkan orang akan tetap memegang teguh imannya walaupun mesti menghadapi ancaman maut. Pengorbanan jiwa begini tidak saja memberikan kekekalan hidup dan kesucian akhlak, tetapi juga merupakan tingkat kemanusiaan paling tinggi yang memperkuat jalinan budi masyarakat.

Jadi jelaslah betapa pentingnya keteguhan iman bagi diri pribadi maupun masyarakat secara keseluruhan. Itulah sebabbnya orang harus menguasai segala macam persoalan yang terjadi dalam hubungan manusia serta menggunakan cara-cara penyelesaian yang berasal dari keyakinan agama.

Kekuatan yang besar yang ada dalam diri kita, yaitu hati nurani, mengatakan: “Jangan mundur, jangan hiraukan itu.” Kita menghadapi tantangan yang kekuatannya jauh melebihi kekuatan kita, semuanya diarahkan kepada kita. Kalau keimanan yang membekali kita dengan kekuatan nyata dan ilmu sudah sedemikian jelas, apakah wajar kita mengesampingkan tantangan ini, lantaran ada sebagian orang yang mengatakannnya kuno?

Betul, orang modern kadang-kadang memberikan penyelesaian tambal sulam atas masalah-masalah kita. Namun agama tidak hanya memberikan resep penyelesaian sementara untuk mengatasi masalah-masalah insidental. Agama malah menunjukkan jalan-jalan yang diperlukan beserta penyelesaiannya, guna mengatasi persoalan. Biasanya jiwa manusia cenderung pada agama atau gandrung beragama. Kecenderungan ini tidak bisa dikalahkan oleh teori filsafat, sosial, atau teori ekonomi. Ia menempati lapisan jiwa manusia yang paling dalam, sehingga tidak terjangkau oleh logika atau teori-teori apa pun. Bagi manusia, pada hakekatnya keyakinan ini memberikan kepuasan naluriahnya, seperti halnya makanan dan minuman mendatangkan kepuasan pada badannya. Keliru sekali kalau orang mengira kebutuhan ini telah hilang atau sudah tertekan selamanya sebagaimana kelirunya mereka menganggap teori-teori ilmiah dan kemasyarakatan dapat menggantikan agama untuk seterusnya. Sesungguhnya betapa pun kecilnya keyakinan agama pada jiwa manusia, kebutuhan akan keyakinan itu begitu besarnya sehingga ia bisa meledak tiba-tiba dengan tenaganya yang dahsyat, yang menakjubkan orang-orang maupun masyarakat. Keyakinan ini bisa saja lama diam, sehingga orang tidak akan muncul lagi. Tetapi para ahli yang mempelajari lubuk-lubuk psikologi manusia mengetahui bahwa ketidakaktifan itu hanyalah suatu fase, suatu letupan, dari jiwa manusia yang penuh misteri.

Dalam kehidupan individu atau masyarakat, adanya keajaiban itu bukanlah merupakan kejadian alam yang bersifat mistik, khayalan atau cerita-cerita berlebihan. Semua itu terjadi sesuai dengan hukum alam dan dapat diterima oleh pikiran sehat. Keyakinan agama menempatkan orang begitu dekat dengan ilham atau kekuatan tersembunyi alam raya ini. Inilah yang menyebabkan kehidupan dunia ini mudah dijalaninya sebab dia yakin akan pertolongan Allah. Dia tabah menghadapi kesusahan hidup dan keadaan lingkungan masyarakat yang sering merepotkannya. Hal ini ikut menentukan bagaimana hubungannya dengan masyarakat, peristiwa-peristiwa dan alam seluruhnya sambil memupuk kekuatan dan kemampuannya, yang kemudian disalurkan ke satu tujuan. Ini pun menjadi sumber tenaga baru. Memadukannya pada satu landasan untuk mencapai tujuan yang lebih mulia.

Pribadi mantap selalu berhati teguh. Dengan demikian dia membutuhkan keyakinan yang teguh pula, yang akan menuntunnya dalam segala aspek hidup, mengilhami perilaku, perasaan dan kemudian membimbingnya dalam memecahkan soal-soal kehidupan.

Iman ini penting sekali bagi setiap orang, Karena inilah yang menjadi inti kekuatan dan kemampuannya. Keduanya mesti kokoh agar dapat mencegah hilangnya ketenangan jiwa yang disebabkan oleh kekuatiran atau kecemasan. Dengan tambah kokohnya paduan kekuatan ini ini, maka makin stabil dan terjalin pula segala unsur kepribadiannya. Ia selalu bisa berindak tegas, tepat dan simpatik.

Jelaslah bahwa iman yang mencakup seluruh kegiatan manusia lebih disukai dan lebih sempurna dibandingkan dengan kepercayaan yang hanya memperhatikan sebagian kecil saja dari masalah kehidupan manusia. Iman juga lebih menguntungkan serta gampang bagi seseorang yang menganut satu keyakinan, sebab dia akan dapat menyatukan pribadinya tanpa harus membatasi kegiatan hidupnya yang beraneka ragam, hari demi hari.

Keyakinan agama yang tidak mengatur soal-soal akhlak nasyarakat, hubungan ekonomi dan organisasi internasional sama buruknya dengan ajaran sosial yang tidak memperhatikan segi kerohanian, akhlak dan perilaku. Ajaran-ajaran yang seperti itu akan sia-sia Karena tidak mampu membimbing manusia atau tidak bisa menggalang keselarasan sesama manusia.

Sejarah telah menunjukkan bahwa kemampuan Islam dalam menyediakan tuntunan bagi seluruh kegiatan manusia itu sangat menonjol atau khas sekali sifatnya. Islam tidak memisahkan antara kehidupan rohani dan duniawi, karena apa yang kelihatannnya sebagi milik kaisar atau rakyat, pada hakekatnya adalah kepunyaan Allah semata.

Islam mendorong orang untuk menggunakan pikiran dan tangannya, dan ibadah tidak dapat diganti aturan-aturan lain guna mengatur perilakunya. Islam tidak hanya melayani pribadi-pribadi semata sementara mengabaikan peranannya dalam masyarakat. Islam tidak hanya mengurusi kehidupan pribadi seseorang sehingga merusakkan peran politiknya dan melupakan hubungan antara negara dengan negara.

Islam adalah agama yang menyeluruh yang mencakup semua segi kehidupan ini, persis seperti pembuluh darah dan saraf berhubungan langsung dengan seluruh bagian tubuh.

Di banyak negeri yang mayoritas penduduknya Islam, sedang menghadapi bermacam-macam masalah dan rintangan. Di dalam negeri, soal-soal ini bersifat sosial, ekonomi, maupun akhlak; sedang dengan luar negeri, soalnya berupa masalah-masalah antar bangsa. Tetapi, waktu akan menyelesaikan soal-soal ini kami merasa tidak berdaya, kehilangan pandangan, bimbingan, dan tujuan. Sebenarnya kami buuth sekali keyakinan yang dapat membantu kami menambah tenaga. Kami memerlukan kesatuan cita dalm menempuh hidup dan memcahkan persoalan kami melawan musuh-musuh dari luar maupun dari dalam.

Kebodohan dan busuk hati telah menjadikan kami sangsi akan agama, yang sebetulnya telah menyediakan cara-cara penyelesaian soal-soal kami itu, lebih-lebih di bidang kemasyarakatan dan internasional.

Sejumlah buku sosiologi telah ditulis, menyajikan cara-cara penyelesaian praktis masalah-masalah mutakhir. Hampir semua penganjur keadilan sosial itu mengakui bahwa keadilan sosial Islam lebih menyeluruh dan lengkap dibandingkan dengan ajaran-ajaran lain.

Beberapa buku lagi tentang politik internasional yang amat berkesan dalam penjelasannya mengenai pandangan Islam sudah pula diterbitkan. Karena dewasa ini manusia betul-betul prihatin dengan masalah perdamaian dunia, orang hendaknya bertanya: Apakah Islam mempunyai pandangan yang bermanfaat dalam segi ini, dan penyelesaian apa yang dapat diketengahkannya?

 (Dr. Sayyid Qutb, Islam and Universal Peace, Shalahuddin Press, Yogyakarta, 1985).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar