Senin, 25 April 2011

LEMAH DAN SIRNANYA ILTIZAM


Majalah Hilal Ahmar EDISI 40/VI/ OKTOBER 2010
SEHAT MENTAL


LEMAH DAN SIRNANYA
ILTIZAM

Penyakit yang menjadi penghalang dalam perjalanan menuju Allah, yang menjadi ujian bagi para penggiat amal Islam dan yang menjadi sumber kekhawatiran di kalangan mereka dan amal Islami, yaitu dha’fu aw talasyi al-iltizam (lemah dan sirnanya iltizam).

Pengertian 

Dalam bahasa Arab kata iltizam mempunyai beberapa pengertian, antara lain :

  1. Berpegang, menganut, atau melekat pada sesuatu atau bisa juga pendirian yang teguh. Dalam lisan Arab, iltizam berarti menganut (merangkul)

  1. Mengharuskan atau mewajibkan atas dirinya.

Maksudnya, dengan lemah dan sirnanya iltizam berarti tiadanya konsistensi terhadap apa yang dipegang atau dipikul. Atau tidak kukuh berpegang. Atau bisa pula tidak melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya. Dalam istilah syari’at Islam, berarti tidak menepati secara sempurna apa yang telah ia sumpahkan untuk Islam. Atau apa yang telah Islam wajibkan kepadanya dari perbuatan-perbuatan yang baik, saat orang tersebut mengatakan keridhaannya bahwa Allah Rabbnya, Islam sebagai diennya, dan Muhammad sebagai rasul dan nabi.


Kriteria Lemah dan Sirnanya Iltizam

  1. Kurang  dalam atau tidak adanya ketepatan dalam pembicaraan atau janji.
  2. Mengeluarkan peraturan tanpa kekokohan dan kejelasan.
  3. Jahat dalam pertengkaran dan tidak adanya adab dalam perselisihan.
  4. Suka mendengar isu.
  5. Tidak pernah taat kecuali bila selaras dengan hawa nafsunya.
  6. Tidak ada semangat atau upaya untuk bangkit di dalam kehidupan rumah tangga, hanya berlaku sesuai adat istri dan anak-anaknya.
  7. Tidak mempunyai etika sosial.
  8. Tidak ada pengorbanan, baik harta apalagi jiwa.
  9. Tidak ada ketepatan dalam gerakan.
  10. Malas, tidak ada kemauan utnuk membersihkan diri.
  11. Tergesa-gesa untuk memperoleh bantuan.
  12. Bersungguh-sungguh bukan pada tempatnya (yang bukan bidangnya).
  13. Tidak ada ketetapan dihadapan keinginan-keinginan kehidupan dunia, di kala cobaan datang atau di saat dalam kesukaran.
  14. Mengorbankan hak-hak saudaranya.
  15. Ikut campur dalam hal-hal yang tidak berarti dan lain-lainnya.

Penyebab Lemah atau Sirnanya Iltizam

  1. Tidak ada pengertian terhadap tanda-tanda iltizam.

“Yang sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna padahal belum datang kepada mereka penjelasannya.” (Yunus : 39).

  1. Setengah-setengah dalam iltizam atau tidak sama sekali.

Kiranya telah menjadi takdir bagi umat Islam, bahwa masih ada diantara umatnya yang setengah-setengah atau bahkan tidak sama sekali. Mereka tidak bisa berpegang teguh, sehingga tidak bisa untuk diteladani. Jika yang setengah-setengah dalam beriltizam tersebut adalah orang yang menjadi panutan, tentu akan membawa pengaruh negatif  kepada yang lainnya. Sehingga mereka pun turut lemah dalam beriltizam.

  1. Lemah Iman.

  1. Melimpah ruahnya kehidupan dunia dengan berbagai gemerlap perhiasannya seperti anak-anak, harta, ijazah, jabatan, dan sebagainya serta sikap tergantung kepadanya, maka itulah yang menyebabkan sirna atau melemahnya sikap iltizam.


  1. Ujian dan kesulitan.

Ujian dan kesulitan bisa saja terjadi baik dari dalam shaf (barisan) maupun dari luar .hal itu bisa menjadi penyebab melemah dan sirnanya iltizam. Saat ujian dan kesulitan tersebut menghimpit manusia, maka bisa ,menggoyahkan kepribadiannya, bahkan bisa melumatkannya kecuali bagi mereka yang di beri rahmat dan dikasihi Allah.

“Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah,merek amengucapkan,”Innalilalhi wa inna ilaihi raajiun.” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dengan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al Baqarah 155-157).

  1. Terlalu banyaknya beban dan sukarnya jalan.

  1. Kedua orang tua.


  1. Menyambut (menerima) was-was dan syubhat syaitan.

  1. Karena tidak diikuti orang lain.

  1. Lalai terhadap akibat lemahnya iltizam.


Dampak Lemah atau Sirnanya Iltizam


Dampak terhadap aktifis atau penggiat amal Islam

  1. Terhalangnya aktifitas ibadah yang benar.
  2. Hilangnya kepercayaan dari orang lain.
  3. Ragu dan kegoncangan jiwa.
  4. Tidak mendapat ganjaran dan pahala, bahkan mendapat dosa.

Dampak terhadap amal Islami

  1. Membuka jalan bagi kehancuran amal Islami
  2. Tidak bisa mencari atau mendapatkan dukungan dan bantuan, sebab dia tidak mendapat kepercayaan.
  3. Memberi kesempatan kepada musuh-musuh Allah untuk menginjak-injak atau menghalangi amaliah Islam, dihadapan umum dan diri mereka sendiri.
  4. Jauh, bahkan tidak akan mendapatkan pertolongan Allah.

Terapi bagi Lemah dan Sirnanya Iltizam

  1. Mengetahui secara mendalam tanda-tanda iltizam. Hingga hal itu menjadi karakter dirinya.
  2. Memperkokoh dan memperkuat iltizam dengan berteladan kepada orang-orang yang shaleh.
  3. Menaruh keinginan dan perhatian yang kuat untuk senantiasa memperbaharui iman dan berupaya mengokohkan dalam qalbu.
  4. Memahami secara mendalam hakikat dunia dan akhirat.
  5. Dia harus memahami, bahwa jalan hijrah dan jalan menuju Allah banyak dikelilingi duri dan serba sukar. Namun sesungguhnya hal itu akan mengantarkan kepada kenikmatan yang abadi di sisi Allah.
  6. Melaksanakan dan memikul suatu tanggungjawab harus sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Hingga tidak menimbulkan keputusasaan di kalangan aktifis/penggiat amal Islam.
  7. Waspada selalu dari tipuan syaitan dan bisikannya.
  8. Berdiri di atas jalan kisah-kisah perjalanan hidup orang-orang yang mengenal secara mendalam tentang iltizam.
  9. Perhatian yang serius untuk berkumpul dengan jama’ah dan masyarakat serta tidak berpecah-belah walau sedikitpun. Dan selalu berusaha di dalam hidup utnuk saling menasihati dan saling wasiat tentang kebenaran dan kesabaran. Hendaknya pula selalu mempengaruhi semangat, kemauan, dan segala hal yang dianggap penting.
  10. Memohon pertolongan secara umum kepada Allah.
  11. Selalu mengadakan koreksi diri untuk mengetahui kekurangan dan kelemahannya, kemudian setelah itu berusaha menghapuskannya dengan taubat, menghindari kesalahan-kesalahan dan menutupi kekurangan tersebut dengan kaffarah, seperti shadaqah, shaum, dan memperbanyak amalan ibadah sunnah.
  12. Berbakti dan patuh kepada orang tua yakni, dengan melakukan sikap yang penuh sopan santun, dengan kasih sayang hingga mereka menginjak usia tua atau hingga tutup usia dengan izin Allah.
  13. Selalu ingat dengan hasil dan faedah beriltizam, serta mengingat-ingat terhadap dampak buruk yang akan ditimbulkan apabila tidak memiliki sikap iltizam.
  14. Selalu berpegang teguh kepada kitab Allah Ta’ala.
  15. Cepat dalam mengambil manfaat dari segala kenikmatan yang berupa kesehatan, harta, ilmu, waktu dan sebagainya, sebelum itu hilang atau lenyap.
  16. Selalu hidup berpegang kepada hadits atau sunnah atau sirah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (snd)

Referensi : 
Terapi Mental Aktifis Harakah, Dr. Sayyid Muhammad Nuh, Pustaka Mantiq, 1993, Solo.



SEHAT MENTAL
Majalah Hilal Ahmar EDISI 40/VI/ OKTOBER 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar