Senin, 25 April 2011

TANDA-TANDA IKHLAS


Majalah Hilal Ahmar EDISI 40/VI/ OKTOBER 2010
RENUNGAN

  
TANDA-TANDA IKHLAS

Yang ikhlas jika beramal, demikian nasihat yang sering kita dengar. Apapun amalnya, harus ikhlas. Ikhlas bermakna menjernihkan sesuatu dan membersihkannya. Mengikhlaskan sesuatu berarti menyingkirkan apa saja yang mengeruhkannya. Ikhlas ialah memaksudkan segala bentuk ibadah kepada Al Ma’bud (Zat yang diibadahi) Yang Esa. Ikhlas menjadikan keridhaan Allah SWT sebagai alasan mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan.

Orang yang ikhlas memiliki banyak tanda. Diantaranya dan yang paling jelas adalah 1. Mengharapkan wajah Allah. 2. Senang beramal secara sembunyi-sembunyi. 3. Batin lebih baik dari lahir. 4. Khawatir jika amalnya tertolak. 5. Tidak menunggu-nunggu pujian orang lain.


Tanda terbesar orang-orang yang ikhlas ialah amal yang mereka kerjakan semata-mata mengharap wajah Allah. Mereka tidak bertujuan mencari rampasan perang, pujian, atau harta benda duniawi yang segera sirna.

Orang-orang yang ikhlas lebih serius di dalam merahasiakan amal salih mereka dibandingkan selain mereka di dalam merahasiakan dosa. Mereka mengharap akan memperoleh kebaikan yang tersebut di dalam hadits Saad yang menyebutkan bahwa Allah mencintai seorang hamba yang bertakwa, kaya, dan tersembunyi. Al Maqdisi menulis : “Orang-orang yang banyak berbuat baik tidak mencari popularitas, tidak ingin dikenal. Dan tidak melakukan hal-hal yang membuat mereka terkenal. Jika hal itu terjadi lantaran dibukakan oleh Allah, sebisa mungkin mereka lari darinya. Mereka lebih memilih tidak dikenali.”

Seorang yang ikhlas bukanlah yang menampakkan kesalihan di hadapan orang lain, lalu berbuat buruk saat hanya berdua dengan Allah. Seorang yang ikhlas ialah yang komitmen kepada dirinya sendiri. Ia selalu menginstropeksi diri seakan-akan selalu melihat Allah. Ia selalu merasa diawasi Allah saat sendirian maupun di tengah keramaian. Ia tidak pernah menoleh-noleh dalam istiqamahnya. Humaid Ath-Thawil bertutur, “Jika kamu bermaksiat kepada Allah saat sendirian dan yakin bahwa Allah melihatmu, sungguh kamu telah berbuat sangat lancang. Tetapi jika kamu mengira Allah tidak melihatmu, sungguh kamu telah kafir.”

Sebanyak apa pun amalan yang telah dikerjakan orang yang ikhlas, ia masih saja diliputi kekhawatiran besar. Ia khawatir kalau amalnya tertolak dan tidak diterima. Mereka dipenuhi rasa takut kepada Rabb-nya, apabila saat mereka dikembalikan kepada-Nya, mereka mendapati-Nya tidak ridha kepada mereka. Tidak ridha lantaran mereka tidak bersungguh-sungguh di dalam memenuhi syarat-syarat memberikan sedekah.

Ketika orang-orang yang ikhlas berbuat baik kepada sesama, ketika mereka berupaya meringankan beban dan kesedihan orang lain, mereka tidak memandang orang itu telah berhutang budi kepadanya atau merasa lebih utama dari orang tersebut. Sebab, mereka mengerjakan itu semata-mata karena taat kepada Allah dan ingin mendapat ridha-Nya. Mereka tidak mencela orang-orang yang berbuat buruk kepada mereka. Mereka tidak mendengki orang yang menghalangi mereka. Mereka tidak mengharapkan imbalan atau ucapan terima kasih  dari sesama.

“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak mengharapkan imbalan dan terima kasih dari kamu.” (Al Insan : 9).
(snd)


RENUNGAN
Majalah Hilal Ahmar EDISI 40/VI/ OKTOBER 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar