Kamis, 08 Juli 2010

NASIHAT UNTUK RELAWAN HILAL AHMAR


SEPOTONG KATA


Mengapa saya ingin menjadi relawan? Itu pertanyaan pertama yang harus ditanyakan kepada diri seorang relawan. Jawaban dari satu pertanyaan ini bisa seribu alasan. Ada yang kepingin menjadi relawan karena ibadah. Ada yang tertarik menjadi relawan karena gagah. Ada yang kepincut menjadi relawan karena kepahlawanan. Ada yang bergabung menjadi relawan karena upah. Bahkan ada yang menjadi relawan karena masa lalu dan kepentingan pribadi yang tersembunyi.

    Mari sejenak kita memperhatikan, ketika sahabat Nabi saw, Abu Hurairah ra menyampaikan perkataan Muhammad, Rasulullah saw.

Rasulullah saw bersabda,"Termasuk kesempurnaan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak memberikan manfaat (agama dan dunia) kepadanya." (HR. At Tirmidzi).
Abu Hurairah ra, seorang sahabat yang selalu menyertai Nabi saw dan memperoleh budi pekerti Nabi yang mulia, memberitahukan kepada kita akan hadits yang disabdakan Nabi saw. Di dalam hadits tersebut, Beliau saw menjelaskan kepada kita perkara yang menghimpun kebaikan dunia dan kebahagiaan akhirat, dan itu pasti terjadi, dengan kalimat yang ringkas lagi bermanfaat.

    Jika seorang muslim mengetahui kewajiban dan tanggung jawabnya, ia akan menyibukkan dirinya dan bersemangat atas apa yang bermanfaat baginya, baik untuk dunianya maupun akhiratnya. Sementara itu ia akan berpaling dari sikap berlebih-lebihan, menjauhi perkara yang sia-sia, dan menaruh perhatian pada perkara-perkara yang bermanfaat baginya.

    Jika anda mengetahui perkara-perkara yang bermanfaat bagi manusia di dunia lebih sedikit dibanding yang tidak bermanfaat, berarti anda mengetahui bahwa orang yang membatasi diri pada perkara yang bermanfaat baginya saja, pasti ia akan selamat dari kejahatan dan dosa yang sangat banyak. Selain itu ia juga akan mencurahkan tenaganya untuk menyibukkan diri dengan kemaslahatan akhiratnya. Maka, semua itu merupakan bukti atas kesempurnaan Islam dan kekokohan imannya, tanda kebenaran takwanya, sikap menjauhi hawa nafsunya, dan keselamatanya di sisi Rabb-nya.

    Satu lagi riwayat dari Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad saw bersabda,

"Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dari sekian kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan dari sekian kesusahan di hari kiamat. Barangsiapa yang memudahkan orang yang kesulitan maka Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selagi hamba tersebut menolong saudaranya. Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka dengannya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah (masjid), untuk membaca kitab Allah dan mengkajinya diantara mereka, melainkan akan turun ketenangan kepada mereka. Mereka diliputi rahmat, dinaungi malaikat, dan Allah memuji mereka dihadapan mahkluk yang di dekat-Nya (malaikat), sedangkan barangsiapa yang amalan salehnya kurang, maka nasabnya tidak akan mempercepat dirinya (meraih derajat kebaikan)." (HR. Muslim).

    Luar biasa hadits ini. Menjadi sandaran bagi setiap muslim untuk melakukan kebaikan dalam berbagai bentuk. Ketika saudara kita terkena musibah gempa, kita menolong kesusahannya, dengan mengobati yang terkena sakit akibat gempa. Pengungsi yang sedang mengalami kesulitan sembako, kita memberi kemudahan dengan mengirim sembako kepada pengungsi. Dan berbagai bentuk kebaikan lainnya kepada yang sedang tertimpa kesulitan atau kesusahan.

    Kaum muslimin itu satu tubuh. Setiap dari mereka merasakan apa yang dialami oleh yang lainnya. Setiap individu akan merasa bahagia dengan kesenangan, kegembiraan, suka cita, ketenangan dan kesehatan yang dirasakan oleh orang lain. Sebaliknya, ia juga akan bersedih ketika mereka mendapatkan gangguan, tertimpa suatu penyakit dan mengalami kekurangan, kemiskinan, serta kesulitan dan kesusahan hidup.

    "Perumpamaan kaum mukmin dalam cinta mencintai, kasih mengasihi, dan sayang menyayangi ialah laksana satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut begadang (tidak tidur malam) dan merasakan sakit demam." (HR. Bukhari dan Muslim).

    Anatomi tubuh manusia baru detail di pelajari pada jaman keemasan dokter Muslim pada abad pertengahan. Sistem bagaimana tubuh bisa bekerja, bagaimana setiap sel, jaringan, dan organ bersinergi, juga baru diketemukan secara lengkap pada abad pertengahan oleh dokter Muslim. Jadi bisa kita bayangkan kehebatan Nabi Muhammad saw dalam memberi perumpamaan tentang kehidupan umat Islam.

    Tubuh terdiri dari organ otak, sistem saraf pusat dan tepi, sistem saluran pernapasan, jantung dan sirkulasi, sistem pencernaan, sistem genital, sistem urologi, sistem kulit, sistem ekstremitas, sistem mata, dan lain-lainnya.

    Tidak semua menjadi otak, bahkan harus ada yang menjadi jari tangan dan jari kaki. Tidak semua menjadi jantung, tetapi harus ada yang menjadi kulit penutup tubuh yang terus terpapar bahan eksternal.

    "Orang-orang penyayang itu disayangi Ar-Rahman. Sayangilah siapa yang ada di muka bumi. Niscaya yang di langit akan menyayangi kalian." (HR. Imam Ahmad).

    Jadilah orang yang penyayang terhadap makhluk Allah, penyayang dengan hamba-hamba Allah, dan penyayang dengan diri anda sendiri.

    Intinya menjadi relawan adalah meringankan kesulitan orang lain, menghilangkan kesusahan orang lain, mencintai muslim lain laksana satu tubuh, dan menyayangi hamba-hamba Allah.

    Dalam diri relawan terdapat berbagai kepribadian dan tujuan. Mari kita melihat secara jernih pribadi kita. Mari kita jujur membuat daftar keinginan kita dari yang puncak sampai yang bawah. Silahkan pilih berbagai daftar sifat pribadi dan tujuan, sehingga anda mengenal diri anda sendiri. Daftar ini tidak berurutan, silahkan anda yang membuat prioritas sendiri. Ada 18 daftar yang bisa anda pilih ; Kesehatan, Keamanan keluarga, Kebutuhan dasar hidup, Kekayaan Materi, Harga diri, Kehidupan seks yang memuaskan, Sukses, Kedamaian dunia, Kecantikan alami, Spiritual/Keyakinan/Iman, Stress yang minimal, Cinta yang matang, Persahabatan, Kebijakan, Kekuatan diri, Petualangan, Kegembiraan, dan Pendidikan.

    Pastikan urutan prioritas anda sesuai dengan apa yang anda harapkan, jangan disembunyikan. Jika pilihan pertama anda kekayaan materi, tentu saja anda akan kesulitan jika harus menjadi relawan selama sekian hari tanpa upah. Jika pilihan pertama anda harga diri, anda akan mengalami kesulitan menjadi relawan karena harus bekerja seperti kuli. Jika pilihan pertama anda kebutuhan dasar hidup, anda akan kesulitan membagi sembako kepada para pengungsi. Jika pilihan pertama anda adalah kedamaian dunia, maka anda tidak pilih-pilih atau diskriminasi terhadap siapapun yang anda tolong.

    Setelah anda membuat prioritas tersebut, maka anda harus memiliki karakter pribadi seorang relawan. Untuk menjadi seorang relawan yang efektif, anda harus memiliki karakter pribadi sebagai berikut: Rasa peduli yang tulus, Pribadi yang tenang, Rasa humor, Berpikir jernih, Handal, Jujur, Pengetahuan Umum, Perilaku tidak menghakimi, Percaya diri, Kesadaran diri, Perilaku positif untuk hidup, Menghargai orang lain, Hangat, Luwes, dan Terbuka.

    Relawan harus secara penuh menghormati orang yang mereka tolong. Tanpa mempedulikan nilai dan keyakinan mereka. Anda harus mengetahui perbedaan antara anda dengan orang yang akan anda bantu, dan anda harus menghormati perbedaan ini.

    Jangan menjadi hakim bagi kehidupan orang lain. Kita begitu mudah menghakimi orang lain dengan sebutan musyrik, kafir, thaghut, dan bukan ahlu sunnah. Anda datang untuk membantu bukan mengambil alih kehidupan orang yang terkena musibah.

    Relawan sebaiknya bersifat empati dengan orang yang akan mereka tolong. Empati adalah suatu motivasi yang berorientasi kepada orang lain. Atau kemampuan untuk memahami secara emosi apa yang orang lain rasakan, kemampuan untuk mencontoh perasaan orang lain atau menempatkan diri sendiri dalam kedudukan orang lain. Empati adalah tentang spontanitas dan alami sesuai dengan pikiran dan perasaan orang lain. Terdapat dua komponen, pertama komponen kognitif yaitu memahami perasaan orang lain dan kemampuan menempatkan cara pandangnya. Kedua, adalah komponen affective, yaitu suatu observasi/pengamatan sesuai dengan respon emposi terhadap keadaan emosi orang lain.

    Jangan menganggap bahwa anda mengetahui apa yang pengungsi atau orang yang terkena bencana/musibah rasakan. Karena itu sebenarnya adalah apa yang anda rasakan.

Ikhlaskan diri anda ketika menjadi relawan. Ikhlas adalah menjadikan keridhaan Allah SWT sebagai alasan mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan. Kisarannya, keinginan seorang hamba menjadikan segala ketaatannya sebagai sarana taqarrub kepada Allah, bukan untuk yang lain, ingin dipuji makhluk, maupun berbagai tujuan selain mendekatkan diri kepada Allah SWT.

    Demikian, nasihat kepada seluruh relawan Hilal Ahmar di manapun berada. Tetap beramal saleh dan selalu ikhlas.

(dr. Sunardi )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar