Jumat, 06 April 2012

09-Gizi-MARI MENGENAL LOGO SEGITIGA

MARI MENGENAL LOGO SEGITIGA

Gizi | Edisi : 55/VII/Maret/2012
penulis : dr. Meti Dewi Astuti


Botol air mineral bekas kadang masih kita gunakan lagi untuk menyimpan air minum , tanpa memperhatikan tanda atau logo yang biasanya tertera di bagian bawah botol. Tanda atau logo yang berbentuk segitiga. Di dalam segitiga tersebut terdapat angka serta nama jenis plastik di bawah segitiga. Masyarakat sering menyalahartikan angka yang tertera sebagai penunjuk kualitas plastik. Padahal, logo segitiga itu bukan menunjukkan derajat kualitas, tetapi penanda plastik yang bisa didaur ulang, golongannya, serta ketepatan penggunaannya.
 




Uraian berikut menjelaskan tentang berbagai logo yang tertera pada botol.

Tanda 1

Logo daur ulang ini di tengahnya tertera angka 1 dan tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate) dibawahnya. Biasa dipakai untuk botol plastik berwarna jernih seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya.

Botol jenis ini direkomendasikan hanya sekali pakai. Bila digunakan untuk menyimpan air hangat, apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).


Tanda 2

Logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya dan tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah simbol segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, galon air minum, kemasan yoghurt, dan lain-lain.

HDPE memiliki sifat bahan lebih kuat, keras, buram, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman digunakan karena punya kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan atau minuman yang dikemasnya.


Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian karena pelepasan senyawa antimonitrioksida terus meningkat seiring berjalannya waktu.


Tanda 3

Logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya dan tulisan PVC di bawahnya. PVC berarti polyvinyl chloride, yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol.

Reaksi antara PVC dengan makanan berpotensi membahayakan organ ginjal dan hati. Karena itu, cari alternatif pembungkus makanan lain (bukan bertanda 3 dan PVC) seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).


Tanda 4

Logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE. LDPE (low density polyethylene), yaitu plastik tipe cokelat (termoplastik/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol lembek.

Sifat mekanis jenis plastik LDPE: kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak, pada suhu di bawah 60 derajat Celsius sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, kurang baik bagi gas yang lain seperti oksigen.


Plastik ini dapat didaur ulang, memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan.


Tanda 5

Logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya serta tulisan PP. Karakteristik: botol transparan yang tidak jernih atau berawan. PP (polipropilen) lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap rendah, ketahanan baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi, dan cukup mengilap.

Jenis ini adalah bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman, termasuk botol minum bayi. Carilah kemasan dengan kode angka 5.


Tanda 6
  Logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS (polystyrene). PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan atau stirofom, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik, dapat mengeluarkan bahan stirena ke dalam makanan. Stirena juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan, dan bahan konstruksi gedung.

Bahan ini harus dihindari karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu kerja hormon estrogen pada wanita, menghambat pertumbuhan dan sistem saraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang.


Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, dapat dikenali juga dengan cara dibakar. Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.


Tanda 7
  
Logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER. Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 jenis, yaitu: SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene styrene), PC (polycarbonate), dan Nilon. Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat elektronik, dan plastik kemasan.

SAN dan ABS memiliki resistensi tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. SAN biasanya terdapat pada mangkuk mikser, pembungkus termos, alat makan, dan sikat gigi, sedangkan ABS digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa.
          Setelah kita mengetahui arti berbagai logo plastic tersebut,tentunya harus lebih hati-hati dan bijak menggunakan plastik, khususnyakode 3, 6, dan 7 (PC), yang seluruhnya memiliki bahaya secara kimiawi. Usahakan untuk menggunakannya sekali.

Plastik dengan kode 2, 4, 5, dan 7 (SAN atau ABS) aman untuk digunakan. Satu lagi yang perlu diwaspadai dari penggunaan plastik daiam industri makanan adalah kontaminasi zat warna plastik dalam makanan. Contohnya, kita sering membeli gorengan di pinggir jalan, yang dalam keadaan panas lalu dimasukkan ke kantong kresek hitam. Zat pewarna hitam ini kalau terkena panas bisa terurai, terdegradasi menjadi bentuk zat-zat radikal beracun yang berbahaya bagi kesehatan, terutama memicu terjadinya sel kanker. Karena itu, mulai sekarang hindari membungkus makanan dengan tas kresek, terutama makanan yang masih panas.


Terakhir, pastikan untuk selalu menggunakan wadah atau kemasan yang berkualitas baik dengan cara selektif dalam memilihnya.

dr. Meti Dewi Astuti (dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar