Jumat, 17 Februari 2012

SESAK NAFAS


Tubuh Kita

SESAK NAFAS


MENGENAL SESAK NAFAS LEBIH DALAM

Sesak napas atau dalam istilah medis sering disebut dispnea  adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit paru interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru (emfisema, bronkitis, asma), kecemasan
Sesak napas merupakan keluhan subyektif (keluhan yang dirasakan oleh pasien) berupa rasa tidak nyaman, nyeri atau sensasi berat, selama proses pernapasan. Pada sesak napas, frekuensi pernapasan meningkat di atas 24 kali per menit. Sesak napas merupakan gejala dari suatu penyakit serius yang tidak boleh diremehkan karena dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu harus dicari penyebab awal dan segera diatasi.


Mekanisme terjadinya sesak nafas
Hal-hal yang bisa menyebabkan sesak napas antara lain :
1. Faktor psikis.
2. Peningkatan kerja pernapasan.
·         Peningkatan ventilasi (Latihan jasmani, hiperkapnia, hipoksia, asidosis metabolik).
·         Sifat fisik yang berubah ( Tahanan elastis paru meningkat, tahanan elastis dinding toraks meningkat, peningkatan tahanan bronkial).
3. Otot pernapasan yang abnormal.
·         Penyakit otot ( Kelemahan otot, kelumpuhan otot, distrofi).
·         Fungsi mekanis otot pernafasan berkurang.

Semua penyebab sesak napas kembalinya adalah kepada lima hal antara lain :
1. Oksigenasi jaringan menurun.
2. Kebutuhan oksigen meningkat.
3. Kerja pernapasan meningkat.
4. Rangsangan pada sistem saraf pusat.
5. Penyakit neuromuskuler.

Sesak napas dapat digolongkan menjadi 2 kelompok besar berdasarkan penyebabnya, yaitu organik (adanya kelainan pada organ tubuh) dan non organik (berupa gangguan psikis yang tidak disertai kelainan fisik). Sesak napas organik tidak hanya disebabkan oleh kelainan organ pernapasan, tetapi penyakit pada organ seperti jantung, paru maupun ginjal dapat menyebabkan terjadinya keluhan sesak napas. Selain karena kelainan organ, penyakit karena gangguan metabolisme pada kelainan ginjal, jantung, paru, dan kelainan metabolisme lainnya seperti diabetes, dapat pula menimbulkan sesak napas.

Berbagai macam penyakit penyebab sesak nafas

PPOK
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan kelainan saluran pernapasan sering ditemukan. Penyakit ini disebabkan oleh proses peradangan paru dan ditandai dengan gangguan aliran udara dalam saluran pernapasan yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali kekeadaan semula). Gejala lain yang menyertai adalah batuk lama (kronik) yang berdahak. Faktor resiko tonggi untuk menderita penyakit ini adalah perokok, usia di atas 40 tahun, sering terpapar debu dan zat kimia dalam jumlah banyak. Pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu roentgen dada, tes fungsi paru dengan spirometri, pemeriksaan dahak (sputum), dan analisa gas darah. Cara menangani penyakit ini adalah segera berhenti merokok pada orang perokok, mengkonsumsi obat-obatan pelega pernapasan (bronkodilator), antiradang seperti pada golongan steroid, dan antibiotik untuk mengatasi infeksi.

Asma
Sesak napas pada asma muncul saat saluran pernapasan (bronkus) mengalami peradangan dan menyempit. Gejalanya berupa sesak napas yang disertai bunyi napas tambahan yang tidak normal seperti suara bersiul yang kasar, biasa disebut mengi (wheezing). Gejala lainnya adalah batuk dan nyeri dada. Orang yang mempunyai riwayat asma dalam keluarga memiliki rasiko tinggi untuk menderita penyakit ini. Selain itu pada bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg dan orang yang sering terpapar asap rokok, zat kimia dan polusi udar pun juga beresiko tinggi terkena asma. Pemeriksaan dilakukan dengan tes fungsi paru dengan spirometri dan peak flow meter. Asma tidak dapat disembuhkan tapi dapat dicegah dengan menghindari hal-hal yang dapat memicunya jadi harus diketahui pasti zat yang dapat merangsang serangan asma.

Penyakit infeksi paru
Penyakit infeksi paru seperti pneumonia, TBC, flu babi, dan flu burung sering disertai dengan gejala sesak napas. Selain itu pasien juga akan mengalami demam, batuk, nyeri dada, dan badan lemas. Pada seseorang yang memiliki kekebalan tubuh rendah seperti penderita HIV-AIDS, beresiko tinggi terkena penyakit infeksi paru. Bayi dan orang berusia 65 tahun, perokok, dan orang yang sering bepergian ke negara dengan angka kejadian kasus flu babi (influenza A/H1N1) yang tinggi, juga beresiko tinggi mengalami infeksi paru. Pemeriksaan utama yang dilakukan untuk kepastian kuman penyebab yaitu dengan pemeriksaan dahak (sputum). Foto roentgen dada dan pemeriksaan laboratorium darah digunakan untuk menegakkan diagnosis. Terapi dan obat yang diberikan tergantung dari penyebab infeksi paru tersebut. Jika penyebabnya bakteri maka akan diberikan antibiotik, dan bila disebabkan oleh virus maka akan diberikan antivirus. Lama pengobatan bervariasi, tergantung penyebab dan kondisi pasien.

Emboli Paru
Emboli paru mempunyai gejala utama sesak napas dengan onset akut. Gejala lain yang muncul termasuk nyeri dada pleuritik, batuk, hemoptisis, dan demam. Faktor risiko meliputi deep vein thrombosis (sumbatan pembuluh darah vena), operasi, kanker, dan riwayat tromboemboli sebelumnya. Hal ini harus selalu dipertimbangkan pada pasien dengan onset akut dari sesak napas karena risiko kematian yang tinggi walaupun diagnosis penyakit ini sulit. Pengobatan biasanya dengan antikoagulan untuk mencegah sumbatan atau bekuan darah.

Gagal Jantung
Kelainan jantung yang disertai keluhan sesak napas biasanya terjadi pada gagal jantung. Hal ini disebabkan karena gangguan fungsi pompa jantung dalam mengisi dan memompa darah dari paru, akibatnya terjadi penumpukan darah di paru (edema paru) dan menyebabkan peningkatan tekanan pada pembuluh darah paru. Maka fungsi paru pun terganggu dan terjadilah sesak napas. Keluhan sesak napas ini muncul saat beraktivitas, misalnya naik tangga, yang akan membaik setelah beristirahat. Jika tidak segera diatasi, keluhan tersebut dapat terus berlanjut walau pada saat istirahat, yaitu ketika pasien tidur terlentang. Oleh karena itu pasien harus tidur dengan banyak bantal menyangga kepala bahkan baru lega pada posisi setengah duduk. Keluhan lainnya yaitu kaki yang membengkak. Untuk kepastian diagnosis maka dilakukan pemeriksaan fisik, EKG, dan ekokardiografi. Obat yang diberikan antara lain obat yang mengurangi beban jantung, misalnya golongan diuretik.

Sindrom koroner akut
Sindrom koroner akut sering menyebabkan ketidaknyamanan dada retrosternal dan kesulitan bernapas, namun kadang-kadang gejala yang muncul dapat hanya berupa sesak napas saja. Faktor risiko penyakit ini meliputi usia tua, merokok, hipertensi, hiperlipidemia, dan diabetes. Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) dan enzim jantung adalah penting baik untuk diagnosis dan pengobatan. Pengobatannya meliputi langkah-langkah untuk mengurangi kebutuhan oksigen jantung dan upaya untuk meningkatkan aliran darah.

Penyakit Refluk Gasteroesofageal (GERD)
Pada gangguan saluran pencernaan bagian atas yaitu Gastro-Esophageal Reflux Disease (GERD) dan dyspepsia, dapat terjadi keluhan sesak napas. Peningkatan asam lambung yang kemudian naik dan masuk ke esophagus (kerongkongan), menimbulkan rasa sakit dan nyeri terutama saat bernapas pada pasien penderita GERD. Sesak napas pada dyspepsia timbul karena perut yang terisi penuh oleh gas dan angin menyebabkan rasa kembung dan begah sehingga diafragma (otot pemisah antara rongga dada dan perut) terdesak ke arah rongga dada. Untuk mengatasi sesak napas pada GERD, diperlukan obat untuk menurunkan asam lambung. Penderita sesak napas pada GERD harus segera dibawa ke dokter karena bila tidak segera diatasi dapat menimbulkan penyakit kanker. Untuk dyspepsia diperlukan obat prokinetik (obat untuk memperlancar gerakan saluran cerna) agar gas yang ada tidak terlalu banyak dan proses pembukaan diafragma berkurang. Jika pemberian obat maag tidak mengurangi keluhan maka pasien harus segera dibawa ke dokter untuk mendapat pemeriksaan lanjutan karena dikuatirkan terjadi tukak lambung yang dapat menimbulkan perdarahan saluran cerna.

Gangguan Metabolisme
Pada kelainan ginjal, sesak napas terjadi karena adanya gangguan metabolisme keseimbangan asam-basa yang menyebabkan darah menjadi lebih asam (asidosis). Penggunaan obat-obatan diperlukan dan dilanjutkan dengan mengurangi cairannya. Kadang pasien diharuskan pula untuk melakukan cuci darah. Pada diabetes, sesak napas terjadi karena komplikasi asidosis diabetes. Darah menjadi asam sehingga tubuh mengkompensasi dengan cara napas yang dalam dan cepat untuk mengeluarkan asam di dalam darah. Pernapasan seperti ini disebut pernapasan kussmaul. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan cairan yang cukup, memperbaiki kadar gulanya dan mengurangi kadar asam basa darah.
Semua sesak napas akibat gangguan metabolisme dapat menyebabkan kematian, oleh karena itu pasien harus segera dibawa ke dokter. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan sebelum mendapat bantuan dokter yaitu dengan membebaskan jalan napas pasien bila ada gangguan, melonggarkan segala hal yang menyulitkan pernapasan, menjaga posisi tubuh pasien agar tidak menutup jalan napas. Jangan memberikan makanan dan minuman pada pasien jika sedang terjadi sesak napas.

Penyakit sesak nafas lainnya
Penyakit-penyakit lain yang mempunyai gejala sesak napas diantaranya tamponade jantung, anemia, anafilaksis, penyakit paru interstitial, serangan panik atau cemas, hipertensi pulmonal dan lain-lain. Tamponade jantung mempunyai gejala dispnea, takikardia, tekanan vena jugularis meningkat, dan pulsus paradoksus. Anemia, yang berkembang secara bertahap, biasanya juga mempunyai gejala sesak nafas, kelelahan, kelemahan, dan takikardia. Hal ini dapat menyebabkan gagal jantung. Sesak pada anafilaksis biasanya dimulai selama beberapa menit dengan onset akut. Gejala lain termasuk urtikaria, tenggorokan bengkak, dan gangguan pencernaan. Pengobatan utama adalah epinefrin. Serangan panik biasanya hadir dengan hiperventilasi, berkeringat, dan mati rasa, namun hal tersebut merupakan diagnosis eksklusi. Sekitar 2 / 3 dari wanita mengalami sesak napas sebagai bagian dari kehamilan normal. Kelainan neurologis  seperti cidera tulang belakang, cidera saraf diafragma, sindrom Guillain-Barre, amyotrophic lateral sclerosis, multiple sclerosis dan distrofi otot semua dapat menyebabkan individu mengalami sesak napas. (dr. Safir Sungkar)

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum wrwb.
    salam kenal
    nama saya Inggit usia saya 22
    saya sering mengalami sesak nafas saat beraktifitas, berjlan cepat dan naik turun tangga.
    yang ingin saya tanyakan adalah apa penyebab dari hal tersebut. karena jika sudah merasa sesak saya aka mersa lelas dan terengah-engah. dada sakit dan kepala menjadi pusing.
    terima kasih atas jawab dan perhatiaanya

    BalasHapus