Jumat, 17 Februari 2012

KELAINAN JANTUNG ANAK



Anak Sehat

KELAINAN  JANTUNG ANAK

Kelainan jantung pada anak dapat dibagi menjadi dua golongan , yaitu :
  • 1)    Penyakit jantung bawaan
  • 2)    Penyakit jantung didapat

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN ( PJB )
Yang dimaksud dengan penyakit jantung bawaan ialah kelainan susunan jantung , mungkin sudah terdapat sejak lahir . Kata “susunan” berarti menyingkirkan aritmia jantung , sedangkan kata “mungkin” sudah terdapat sejak lahir berarti tidak selalu dapat ditemukan selama beberapa minggu atau bulan setelah lahir .
Sampai 20 tahun terakhir , penyakit jantung reumatik - yang termasuk dalam kelompok penyakit jantung didapat - ditemukan terbanyak pada anak . Namun kini penyakit jantung bawaanlah yang terbanyak didapat di negeri yang sudah maju . Bayi dengan kelainan jantung bawaan  dimana pada 20 tahun yang lalu meninggal , kini dapat ditolong dengan operasi . 

 
Frekuensi PJB bervariasi pada bermacam-macam umur . Terbanyak pada masa bayi dan prasekolah ; kelainan ini merupakan persentase terkecil pada kelainan jantung orang dewasa . Kerrebijn menyatakan bahwa kematian pada bayi lahir dengan PJB adalah 80% pada umur tahun pertama  , sepertiga daripada jumlah ini meninggal pada minggu pertama dan separuhnya pada umur satu atau dua bulan pertama . Frekuensi macam-macam kelainan sulit ditentukan dengan pasti secara teliti , oleh karena beberapa hal antara lain karena untuk pemastian diagnosis diperlukan kateterisasi , operasi , atau autopsy . Umumnya terbanyak defek septum ventrikel ( VSD ) , kemudian menyusul VSD + PS ( Stenosis Pulmonal ) , ASD ( defek septum atrium ) , PDA ( duktus arteriosus persisten) , koarktasio aorta , PS ( stenosis pulmonal ) , AS ( stenosis aorta ) , TGA ( transposisi arteri-arteri besar ),  TF ( tetralogi fallot ) .
Cara pembagian PJB bergantung sekali pada pendapat mengenai kelainan bentuk bawaan . Jika pembagian berdasarkan pada anatomi , maka PJB dibagi menjadi ;
  • a.   Kelainan aorta ( koarktasio aorta , kelainan arkus aorta , cincin aprta , PDA , aortic pulmonary window , kelainan basis aorta dan pembuluh darah koroner )
  • b.   Kelainan arteri pulmonalis (dari distal ke proksimal) : kelainan pada vascular bed , stenosis arteria pulmonalis , aplasia salah satu cabang arteri pulmonalis , PS valvular , ketiadaan bawaan katup pulmonal .
  • c.    Kelainan katup atrioventrikular ( septum , atrium , ventrikel , system vena )
Dari segi prinsip fisiologis , kerja yang dihasilkan jantung ialah beban volume dan beban tekanan dan berdasarkan ini dapatlah dibuat pembagian PJB  , yaitu golongan yang dipengaruhi oleh : 1. Beban tekanan saja. 2.beban volume saja . 3. Kombinasi beban tekanan dan beban volume . Contoh : Stenosis aorta (AS) menyebabkan obstruksi pada aliran ke luar ventrikel kiri . Untuk mengatasi obstruksi ini maka tekanan ventrikel kiri harus tinggi . AS merupakan beban tekanan pada jantung bagian kiri. Sebaliknya pada ASD , adanya pirau kiri ke kanan menimbulkan membesarnya volume pada ventrikel kanan dan atrium kanan ; ASD merupakan suatu beban volume pada jantung bagian kanan . Dengan pembagian fisiologis ini lebih kurang 75% PJB dapat digolongkan . Titik berat pembagian ini berdasarkan ; 1. Obstruksi akibat kelainan bentuk katup atau jalan keluar ventrikel . 2 . Kelainan antara paru dengan bagian sirkulasi badan lain .
PJB merupakan kelainan yang disebabkan oleh  gangguan perkembangan system kardiovaskular pada masa embryo . Terdapat peranan factor endogen dan eksogen . Masih disangsikan apakah tidak ada factor lain yang mempengaruhinya . Factor tersebut adalah ;
  • 1)    Lingkungan
Diferensiasi bentuk jantung lengkap pada akhir bulan kedua kehamilan . Faktor penyebab PJB terutama terdapat selama dua bulan pertama kehamilan ialah adanya penyakit rubella pada ibu dan penyakit virus lain , pemakaian talidomid , radiasi . Hipoksia juga dapat menjadi penyebab PDA .

  • 2)    Hereditas
`       Factor genetic mungkin memegang peranan kecil saja , sedangkan kelainan kromosom biasanya tidak terdapat . Walaupun demikian , beberapa keluarga yang mempunyai insidens PJB tinggi , jenis PJB yang sama terdapat pada anggota keluarga yang sama . Kelainan jantung kadang-kadang berhubungan dengan jenis kelamin , sebabnya adalah kelainan genetic . Pada anak laki-laki banyak terdapat AS , koarktasio aorta , TPGV , TF , sedangkan anak perempuan PDA , ASD , dan PS . 
Kemungkinan terjadi PJB mungkin dapat dikurangi dengan meniadakan berbagai factor di atas pada ibu hamil . Viremia pada rubella dapat menetap selama beberapa minggu sesudah infeksi rubella . Sebaiknya diberikan globulin gama dalam 10 hari setelah infeksi tersebut , mungkin hal ini dapat melindungi . Pada kehamilan muda sedapat-dapatnya jangan makan obat jika tidak perlu sekali , karena tidak dapat dipastika bahaya obat itu . Pemeriksaan radiologis rutin semasa hamil dilarang .

PENYAKIT JANTUNG DIDAPAT

Yang termasuk dalam penyakit jantung didapat adalah demam reumatik dan penyakit jantung reumatik . Kedua penyakit ini dapat dicegah . Peran serta masyarakat berupa kesadaran akan pentingnya kesehatan dan perbaikan keadaan lingkungan benar-benar diperlukan dalam menanggulangi penyakit ini .
Demam reumatik adalah sindrom klinis sebagai akibat infeksi beta-streptococcus hemolyticus grup A, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu poliartritis migrans akut , karditis , korea minor , nodul subkutan dan erotema marginatum .
Kedua penyakit ini masih merupakan masalah penting bagi negara-negara yang sedang berkembang , seperti Indonesia , India, negara-negara  Afrika , bahkan di beberapa bagian benua Amerika . Hanya di beberapa negara saja demam reumatik sudah sangat sedikit ditemukan , seperti di Negara-negara Skandinavia . Insidens yang sebenarnya sangat sukar ditentukan , karena penyakit ini bukan merupakan penyakit yang harus dilaporkan , serta tidak adanya keseragaman dalam kriteria diagnosis .
Di negara-negara yang sudah maju , insidens demam reumatik baik berupa serangan pertama maupun serangan ulangan telah menurun dengan tajam dalam 30-40 tahun terakhir ini . Demikian pula beratnya penyakit serta angka kematian juga telah berubah . Perbaikan yang terus menerus dalam keadaan social ekonomi , hygiene, penggunaan obat anti streptokok serta mungkin perubahan yang terjadi pada kumannya sendiri telah menurunkan angka kejadian demamreumatik . Di negara-negara yang mencatat demam reumatik dan penyakit jantung reumatik , pada umumnya dilaporkan 10-30 kasus baru setiap 10.000 penduduk setiap tahun.
Seperti halnya penyakit lain , demam reumatik merupakan akibat dari interaksi individu , penyebab penyakit dan faktor lingkungan. Penyakit ini berhubungan sangat erat dengan infeksi saluran nafas bagian atas oleh beta-Streptococcuc hemolyticus grup A . Berbeda dengan glomerulonephritis yang berhubungan dengan infeksi Streptokokus di kulit maupun saluran nafas , demam reumatik agaknya tidak berhubungan dengan infeksi Streptococcus di kulit .
Factor-faktor predisposisi yang berpengaruh pada timblnya demam reumatik dan penyakit jantung reumatik terdapat pada individunya sendiri serta pada keadaan lingkungan . Berikut beberapa factor predisposisi tersebut ;
1)   Genetic
Banyak demam reumatik / penyakit jantung reumatik  yang terjadi pada satu keluarga maupun pada anak-anak kembar . Meskipun pengetahuan tentang factor genetic pada demam reumatik ini tidak lengkap , namun pada umumnya disetujui bahwa ada factor keturunan pada demam reumatik ini , sedangkan cara penurunannya belum dapat dipastikan .
2)   Jenis kelamin
Dahulu sering dinyatakan bahwa demam reumatik lebih sering didapatkan pada anak wanita dibandingkan dengan anak laki-laki. Tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin , meskipun manifestasi tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada salah satu jenis kelamin . Misalnya gejala korea ( yaitu gerakan-gerakan cepat , bilateral , tanpa tujuan dan sukar dikendalikan, seringkali disertai kelemahan otot ) jauh lebih sering ditemukan pada wanita daripada laki-laki .
Kelainan katup sebagai gejala sisa penyakit jantung reumatik juga menunjukkan perbedaan jenis kelamin . Pada orang dewasa gejala sisa berupa stenosis mitral lebih sering didapatkan pada wanita , sedangkan insufisiensi aorta lebih sering ditemukan pada laki-laki .
3)   Golongan etnik dan ras
Data di Amerika utara menunjukkan bahwa serangan pertama maupun ulang demam reumatik lebih sering didapatkan pada orang kulit hitam dibandingkan orang kulit putih . Tetapi data ini harus dinilai dengan hati-hati , sebab mungkin pelbagai factor lingkungan yang berbeda pada kedua golongan tersebut ikut berperan atau bahkan merupakan sebab yang sebenarnya .Yang telah dicatat dengan jelas ialah terjadinya stenosis mitral . Di negara-negara barat umumnya stenosis mitral terjadi bertahun-tahun setelah serangan penyakit jantung reumatik akut . Tetapi data di India menunjukkan bahwa stenosis mitral organic yang berat seringkali sudah terjadi dalam waktu yang relative singkat , hanya 6 bulan - 3 tahun setelah serangan pertama .
4)   Umur
Umur agaknya merupakan factor predisposisi terpenting pada timbulnya demam reumatik/penyakit jantung reumatik . Penyakit ini paling sering mengenai anak berumur antara 5-15 tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun . Tidak biasa ditemukan pada anak umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun . Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan insidens infeksi Streptokokus pada anak usia sekolah .

( BERSAMBUNG , INSYA ALLOH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar