Senin, 26 Agustus 2013

Sehat Khusus | Penyakit Pancaroba : Demam Cikungunya


Akhir-akhir ini masyarakat di Indonesia pada umumnya dikejutkan oleh adanya wabah penyakit demam yang menyerang semua pihak, baik pria maupun wanita, muda maupun tua, kaya maupun miskin, intelektual maupun buta huruf, pada pokoknya siapa saja bisa menderita demam yang cukup menakutkan itu.

Sebenarnya demam semacam itu biasa saja terjadi, yaitu panas tinggi disertai dengan sakit nyeri seluruh persendian di tubuh, sehingga sulit menggerakkan tubuh bahkan sulit untuk berjalan maupun aktifitas sehari-hari. Orang yang menderita virus flu juga akan mengakibatkan gejala yang sama , apalagi kalau menderita flu "tulang". Perbedaan yang terjadi adalah : pada jenis virus dan pembawa (vektor) penular penyakit dari orang satu ke orang yang lain.

Apabila pada virus flu yang selama ini ramah dengan kita dapat menular secara langsung melalui udara dan kontak langsung dengan penderita flu, tetapi demam Chikungunya ditularkan hanya melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yaitu nyamuk kecil belang/berbintik hitam, yang kita kenal juga sebagai pembawa (vektor) penyakit demam Dengue , demam berdarah Dengue ( DHF = Dengue Hemorrhagic Fever ) maupun demam kuning (yellow fever).Spesies nyamuk lain yang juga berkemungkinan bertindak sebagai pembawa virus adalah dari spesies aedes albopictus.

Perlu diketahui juga chikungunya menyebabkan penyakit yang mempunya gejala mirip dengan demam berdarah. Bedanya jika demam berdarah bisa disertai dengan shock karena perdarahan atau kekurangan cairan sementara cikungunya tidak.

Sejarah Chikungunya Sejarah

Chikungunya berasal dari bahasa shawill berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti posisi tubuh meliuk atau melengkung, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (athralgia). Nyeri sendi ini terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki.

Penyakit ini pertama kali dijelaskan oleh Marion Robinson dan WHR Lumsden pada tahun 1955, menyusul wabah pada tahun 1952 di Dataran Tinggi Makonde, di sepanjang perbatasan antara Mozambik dan Tanganyika (bagian daratan Tanzania modern).

Menurut laporan awal 1955 tentang epidemiologi penyakit, istilah 'chikungunya' berasal dari akar kata kerja Makonde''kungunyala'', yang berarti menjadi kering atau berkerut. Dalam penelitian konkuren, Robinson glos istilah Makonde lebih spesifik sebagai "tikungan yang sampai."

Penulis berikutnya tampaknya diabaikan referensi ke bahasa Makonde dan diasumsikan bahwa istilah berasal dari bahasa Swahili, lingua franca daerah. Atribusi yang salah tentang istilah sebagai kata Swahili telah diulang dalam banyak sumber. Banyak ejaan yang salah lainnya dan bentuk istilah yang umum digunakan termasuk "Ayam percobaan", "Ayam gunaya," dan "Chickengunya".

Sejak penemuannya pada Tanganyika, Afrika, pada tahun 1952, wabah virus chikungunya telah terjadi sesekali di Afrika, Asia Selatan, dan Asia Tenggara, tetapi wabah baru-baru ini telah menyebarkan penyakit rentang yang lebih luas.

Menurut WHO, demam Chikungunya termasuk penyakit menular yang disebabkan virus dan ditularkan nyamuk/serangga (Arthropods borne viral fever), dimana penyebabnya termasuk dalam virus Arbovirus Group A ditularkan melalui nyamuk dan menyebabkan demam, encephalitis(radang otak),demam berdarah maupun poliartritis (nyeri beberapa sendi). Demam Chikungunya telah lama menyebar di daerah beriklim panas di Afrika, Asia Tenggara dan Asia pada umumnya, sedangkan di Indonesia telah terdeteksi sejak tahun 1983 di Riau, Jambi, Pontianak, Jakarta, Yogyakarta dan lain-lain daerah yang dapat hidup nyamuk Aedes aegypti.

Jadi demam ini tidak akan terjadi kalau tidak ada gigitan nyamuk Aedes aegypti sekaligus tidak ada sumber virus Chikungunya. Sehingga orang sangat mudah untuk menghindarinya dan jauh lebih mudah dari pada menghindari virus flu yang sangat mudah menular langsung lewat udara.

Bagaimana gejala dari demam cikungunya ini?

Gejala-gejala demam chikungunya adalah:

Demam mendadak tinggi disertai menggigil dan muka kemerahan. Panas tinggi selama 2-4 hari kemudian kembali normal.

Sakit persendian. Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum timbul demam dan dapat bermanifestasi berat, sehingga kadang penderita merasa lumpuh. Sendi yang sering dikeluhkan sendi lutut, pergelangan, jari kaki, dan tangan serta tulang belakang.

Nyeri otot. Nyeri bisa terjadi pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan daerah bahu. Kadang terjadi pembengkakan sekitar otot mata kaki. Bahkan karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal,ngilu, juga rasa sakit pada tulang-tulang maka ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang.

Bercak kemerahan (ruam pada kulit). Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih sering pada hari ke 4-5 demam. Lokasi biasanya di daerah muka, badan, tangan dan kaki. Kadang ditemukan perdarahan pada gusi.

Nyeri kepala. Nyeri kepala merupakan keluhan yang paling sering ditemui.

Kejang, biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi, jadi bukan secara langsung oleh penyakitnya.

Gejala lain. Gejala lain yang biasa dijumpai adalah pembesaran getah bening di bagian leher.



Sementara gejala nonspesifik lain dapat termasuk sakit kepala, infeksi konjungtiva (selaput kelopak mata), dan fotofobia ringan ( takut/nyeri jika melihat cahaya). Biasanya, demam berlangsung selama dua hari dan kemudian berakhir tiba-tiba. Namun, gejala nyeri sendi, sakit kepala hebat, insomnia (sulit tidur) dan gejala tingkat ekstrim berlangsung bervareasi lamanya, pada umumnya selama sekitar 5 sampai 7 hari.

Dalam beberapa kasus didapatkan pula penderita yang terinfeksi tanpa menimbulkan gejala sama sekali atau istilah ngetrendnya disebut dengan silent virus cikungunya.Masa inkubasi dari penyakit Chikungunya ini adalah dari dua sampai empat hari.

Penyakit ini tidak akan menyebabkan kematian. Meski demikian rasa nyeri yang ditimbulkan akan mengurangi produktifitas atau bahkan menghambatnya. Nyeri pada persendian tidak akan menyebabkan kelumpuhan. Setelah lewat lima hari demam akan berangsur -angsur reda. Rasa ngilu dan nyeri pada persendian otot berkurang dan penderitanya akan sembuh seperti semula.

Jangan khawatir penderita dalam beberapa waktu dapat menggerakan tubuhnya seperti sedia kala. Tetapi ada juga dalam beberapa kasus kadang rasa nyeri masih tertinggal selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. Biasanya kondisi demikian terjadi pada penderita yang sebelumnya mempunyai riwayat sering nyeri tulang dan otot atau pada beberapa orang tua.

Diagnosis dan Cara mengenali Penyakit

Untuk memperoleh diagnosis akurat memang perlu beberapa uji serologik antara lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELISA. Tapi pemeriksaan serologis ini merupakan pemeriksaan mendalam yang hanya bermanfaat digunakan untuk kepentingan epidemologi dan penelitian. Tidak bermanfaat untuk kepentingan praktis klinis sehari-hari.

Pengobatan Chikungunya

Demam cikungunya termasuk self limiting disease atau penyakit yang sembuh dengan sendirinya. Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk penyakit ini. Namun pada penderita yang telah terinfeksi timbul imunitas atau kekebalan terhadap penyakit ini dalam jangka waktu panjang.

Pengobatan yang diberikan hanyalah terapi simptomatis atau menghilangkan gejala penyakitnya, seperti penghilang rasa sakit atau demam misalnya paracetamol. Sebaiknya dihindari penggunaan obat sejenis asetosal. Antibiotik tidak diperlukan pada kasus ini. Penggunaan antibiotik dengan pertimbangan mencegah infeksi sekunder tidak bermanfaat.

Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat, lemak dan terutama protein serta minum sebanyak mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar atau minum jus buah segar. Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh bermanfaat untuk penanganan penyakit. Selain vitamin konsumsi karbohidrat dan protein yang cukup juga akan meningkatkan daya tahan tubuh.

Daya tahan tubuh yang bagus, mengurangi banyak kegiatan fisik,istirahat cukup bisa mempercepat penyembuhan penyakit. Minum yang banyak juga disarankan untuk mencukupi kebutuhan cairan yang meningkat saat terjadi demam.

Obat klorokuin bisa digunakan untuk kasus nyeri yang berhubungan dengan virus cikungunya sebagai anti-inflamasi untuk mengatasi radang persendian. Sebuah studi dari University of Malaya menemukan bahwa untuk arthritis-gejala seperti yang tidak respon oleh aspirin dan non-steroid anti-inflammatory drugs (NSAID), klorokuin fosfat (250 mg / hari) telah memberikan hasil yang menjanjikan.

Penelitian oleh seorang ilmuwan Italia, Andrea Savarino, dan rekan-rekannya bersama-sama dengan press release pemerintah Perancis Maret 2006 telah menambahkan kepercayaan lebih untuk klaim bahwa chloroquine mungkin efektif dalam mengobati chikungunya. Namun penelitian yang tidak dipublikasikan dalam kultur sel dan monyet tidak menunjukkan efek pengobatan klorokuin pada pengurangan penyakit chikungunya.

Bagaimana menghindari nyamuk Aedes Aegypti ?

Sebenarnya mudah, jika kita kenal baik siklus hidup dan cara hidup nyamuk ini. Siklus kehidupan nyamuk terdiri dari : Telur,biasanya menempel pada dinding wadah penyimpanan air yang lembab dan agak gelap, kemudian Larva/jentik nyamuk, hidup di wadah/tempat menyimpan air yang jernih: bak mandi, tempayan, ban bekas dll, lalu Kepompong yang hidupnya sama dengan larva tetapi bentuknya membulat, dan terakhir adalah Nyamuk dewasa yang suka menempel pada gantungan baju di kamar yang agak gelap, maupun barang yang agak gelap dimana saja. Mereka menghisap darah guna memenuhi kebutuhan perkembangan telur nyamuk (betina) itu.

Jadi resepnya : kenali tempat hidup serta bentuk jentik maupun nyamuk Aedes aegypti, bersihkan/kuras bak air dan bak mandi, buanglah wadah yang tidak berguna yang dapat berisi air di halaman kita, sinarilah kamar dan bukalah jendela kita dan hindari gigitan nyamuk dengan cara apapun. Ini sekaligus juga akan menghindari penyakit demam berdarah Dengue (DHF) yang menakutkan sekaligus mengerikan karena dapat menimbulkan kematian.

Pencegahan Chikungunya

Cara yang paling efektif untuk pencegahan adalah perlindungan terhadap kontak dengan nyamuk pembawa penyakit dan pengendalian nyamuk. Ini termasuk menggunakan penolak serangga dengan zat seperti DEET (N, N-diethyl-meta-toluamide, juga dikenal sebagai N, n'-diethyl-3-methylbenzamide atau NNDB), icaridin (juga dikenal sebagai picaridin dan KBR3023), PMD (p -mentana-3, suatu zat yang berasal dari pohon eucalyptus lemon), atau IR3535. Mengenakan pakaian lengan panjang dan celana (celana) juga menawarkan perlindungan .

Selain itu, gigitan dapat diobati dengan piretroid, kelas insektisida yang sering memiliki sifat penolak. Piretroid menguap (misalnya dalam obat nyamuk) juga penolak serangga. Mengamankan lobang pada jendela dan pintu dengan anyaman kawat kecil akan membantu untuk menjaga nyamuk masuk ke dalam rumah dan kemudian menularkan penyakit dengan cara menggigitnya. Usaha-usaha di atas ini hanya akan memiliki efek terbatas, karena banyak kontak antara vektor dan orang terjadi di luar rumah pada saat nyamuk aktif terutama pada pagi hari

Prognosis Chikungunya

Pemulihan dari penyakit bervariasi menurut umur. Pasien yang lebih muda rata-rata sembuh dalam 5 sampai 15 hari; pasien setengah baya sembuh dalam 1 sampai 2,5 bulan. Pemulihan lebih panjang untuk orang tua. Keparahan penyakit serta durasinya berkurang pada pasien yang lebih muda dan wanita hamil. Pada wanita hamil, tidak ada efek tak diinginkan yang terlihat setelah infeksi. Peradangan mata dari Chikungunya bisa dalam bentuk iridocyclitis atau bisa juga terjadi lesi retina. Sekian Dari berbagai sumber. (dr. Anton Budi Cahyono)



Majalah Hilal Ahmar | 63/IX/FEB2013 | Sehat khusus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar