Jumat, 01 Juni 2012

NARSIS

Sehat Mental | Edisi 57/viii/mei/2012

 

NARSIS

Narcissism adalah istilah dengan arti yang sangat luas, tergantung apakah digunakan untuk menjelaskan konsep sentral teori psikoanalisa, sebuah penyakit mental, masalah sosial atau kultur, atau sifat kepribadian seseorang. Dalam perbincangan sehari hari, narcissism (narsis) adalah sifat kepribadian dari egoisme, kebanggaan, angkuh, atau mementingkan diri sendiri.

Beberapa ahli percaya bahwa sejumlah narsis yang patologis bekerja pada bidang yang paling berpengaruh pada masyarakat seperti ahli keuangan (finance), politikus dan dokter.
Perbandingan Dampak Narsis yang Sehat (Healthy Narcissism) dengan yang Merusak (Destructive Narcissism) terhadap kelompok (organisasi).


Karakter Narsis Yang Sehat Narsis Yang Merusak
Keyakinan Diri Percaya diri yang kuat sesuai dengan kenyataan Perasaan superior yang tidak realistis
Keinginan terhadap kekuasaan, kesejahteraan dan kekaguman Menikmati kekuasaan Mengejar kekuasaan dengan seluruh ongkosnya, kehilangan pengendalian normal dalam pengejarannya
Hubungan Perhatian yang nyata bagi yang lainnya dan ide-ide mereka, tidak mengeksploitasi atau merendahkan yang lainnya. Perhatian terbatas untuk menggambarkan secara sosial sesuai dengan tanggapan ketika sesuai, merendahkan, dan eksploitasi yang lainnya tanpa belas kasihan
Kemampuan untukmengikuti jalur yang konsisten Memiliki nilai, mengikuti rencana Kehilangan nilai, mudah bosan, sering berubah arah
Dasar Masa kecil yang sehat dengan dukungan bagi penghargaan diri dan sikap terbatas yang sesuai dengan orang lain Masa kecil yang traumatik yang melemahkan perasaan sebenarnya dari penghargaan diri sendiri dan atau belajar bahwa dirinya tidak perlu bijaksana dengan lainnya.

Campbell dan Foster (2007) mengkaji ulang literatur tentang narsis (narcissism). Mereka berpendapat bahwa seorang yang narsis memiliki “basic ingredients (bahan dasar)” :
  1. Positif : Seorang yang narsis berpikir dirinya lebih baik dibanding yang lain.
  2. Bangga : Pandangan seorang yang narsis cenderung berlawanan dengan realita. Cenderung berlebih-lebihan.
  3. Agentic (unsur) : Pandangan seorang yang narsis cenderung berlebih-lebihan dalam domain agen, dibanding domain kelompok.
  4. Khusus : Seorang yang narsis merasa dirinya unik dan orang yang spesial.
  5. Selfish : Mementingkan dirinya sendiri.
  6. Berorientasi kepada keberhasilan.

Seorang yang narsis cenderung menunjukkan kehilangan ketertarikan terhadap kehangatan dan kepedulian hubungan antarpersonal.

Sifat-sifat Seorang yang Narsis


Thomas menyatakan bahwa seorang yang narsis sering menampilkan sifat sebagai berikut :
  1. Fokus pada dirinya sendiri secara nyata dalam perselisihan antar personal.
  2. Masalah dalam menjaga kepuasan hubungan.
  3. Kehilangan kewaspadaan psikologis.
  4. Kesulitan berempati.
  5. Masalah dalam membedakan dirinya dengan orang lain.
  6. Hipersensitif terhadap kelicikan atau berimajinasi terhina.
  7. Rawan terhadap rasa malu dibanding rasa bersalah.
  8. Bahasa tubuh yang sombong.
  9. Merasa tersanjung kepada orang yang mengaguminya.
  10. Membenci terhadap orang yang tidak mengaguminya.
  11. Menggunakan orang lain tanpa mempertimbangkan ongkos mereka dari apa yang dia lakukan.
  12. Berpura-pura menjadi lebih penting dibanding yang sebenarnya.
  13. Membual dan berlebih-lebihan tentang prestasinya.
  14. Mengklaim sebagai orang ahli pada semua hal.
  15. Ketidakmampuan memandang dunia dari perspektif orang lain.
  16. Menolak berterima kasih dan belas kasih.
  17. Ingin berkumpul hanya dengan sesorang yang dianggap berintelejensi tinggi.
  18. Meninggalkan teman atau mengancam mereka secara kejam ketika mereka tidak lagi melayani kebutuhan seorang yang narsis.

Tujuh Kesalahan Seseorang yang Narsis


Hotchkiss mengidentifikasi apa yang dia sebut sebagai tujuh kesalahan seorang yang narsis :
  1. Tidak punya malu. Malu merupakan perasaan yang bersembunyi dibawah semua narsis yang tidak sehat, dan tidak memiliki kemampuan menjalani proses malu dengan cara yang sehat.
  2. Berpikir magis. Seorang yang narsis melihat dirinya sempurna dengan menggunakan pemutarbalikkan dan khayalan yang dikenal sebagai berpikir magis. Mereka juga menggunakan ramalan untuk melemparkan rasa malu kepada orang lain.
  3. Arogan.
  4. Iri hati.
  5. Pemberian hak (entitlement).
  6. Eksploitasi.
  7. Tapal batas yang buruk.
Gejala-gejala Gangguan Kepribadian Narsis (Narcissstic Personality Disorder/NPD)
Seseorang bisa didiagnosa menderita gangguan kepribadian narsis (NPD) jika memiliki lima atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
  1. Memiliki perasaan kemuliaan dirinya (sebagai contoh, berlebih-lebihan dalam prestasi dan bakat, mengharap dikenal sebagai seorang yang superior tanpa prestasi yang sepadan).
  2. Asyik memikirkan khayalan keberhasilan, kekuasaan, kepandaian, kecantikan atau cinta yang ideal yang tidak terbatas.
  3. Percaya bahwa dirinya “special” dan unik dan hanya dapat dimengerti oleh atau dikaitkan dengan, orang (institusi) lain yang special dan memiliki status atas.
  4. Memerlukan kekaguman yang berlebihan.
  5. Memiliki perasaan yang sangat kuat pemberian hak.
  6. Mengeksploitasi orang lain, mengambil keuntungan dari orang lain untuk mencapai cita-citanya.
  7. Kehilangan rasa empaty, tidak mengenal atau mengidentifikasi perasaan dan kebutuhan orang lain.
  8. Sering iri hati dengan orang lain, atau percaya bahwa orang lain juga irihati dengannya.
  9. Menunjukkan sifat arogan, sikap dan tingkahlaku yang sombong.
Seperti gangguan kepribadian lainnya, orang yang berumur paling sedikit 18 tahun baru bisa didiagnosa.
Gangguan kepribadian narsis (NPD) lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding wanita. Dan terjadi pada 1 persen populasi. Seperti gangguan kepribadian lainnya, NPD akan menurun dengan bertambahnya usia, pada beberapa kasus gejala ekstrem terjadi pada usia antara 40 sampai dengan 50 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar