Bencana senantiasa menimpa umat manusia. Entah karena bencana alam maupun bencana karena manusia. Setiap bencana yang menimpa individu bisa menimbulkan trauma. Trauma ini jika berkepanjangan akan menyebabkan suatu penyakit. Tsunami yang meluluhlantakan sebuah kampung akan membuat stress mereka yang masih hidup. Penyiksaan seorang yang ditawan musuh akan membuat gangguan stress. Baik sebagai kombatan maupun sipil, di wilayah yang sedang terjadi konflik akan menyisakan banyak individu yang bisa terkena stress.
Menurut American Pscychological Association posttraumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stress paska trauma adalah:
"Sebuah gangguan kecemasan yang berkembang setelah terpapar sebuah peristiwa yang menakutkan atau ujian berat yang membahayakan fisik atau menjadi terancam. Peristiwa traumatic yang mencetuskan PTSD adalah ancaman kekerasan fisik personal, bencana alam atau bencana yang disebabkan manusia, seperti kecelakaan kendaraan bermotor, pemerkosaan, pelecehan seksual, dan kejahatan lainnya atau pertempuran militer."
PTSD adalah sebuah problem dimana otak kita meneruskan reaksi dengan waspada setelah kita mengalami peristiwa trauma yang mengerikan meskipun sumber traumanya sudah selesai. Otak kita dapat bereaksi dengan dalam posisi over kendali dan menjadi waspada yang berlebihan terhadap kemungkinan trauma lagi. kadang-kadang kita akan terus 'teringat' dengan trauma oleh 'flashback' tentang peristiwa atau 'mimpi buruk' meskipun peristiwa trauma terjadi di masa lalu. Setelah peristiwa traumatik, kita dapat menjadi 'tumpul' dan 'mematikan perasaan kita' dan mencoba menghindari situasi yang mungkin menyebabkan kita teringat peristiwa tersebut.
PTSD adalah sesuatu yang sering terjadi. Di Amerika Serikat, 60% laki-laki dan 50% wanita mengalami sebuah peristiwa yang traumatik selama kehidupannya. Diagnosa PTSD berkembang dari mempelajari prajurit yang pulang dari perang, dan secara asli disebut 'shell shock syndrome' (kumpulan gejala shock tembakan). Kita juga dapat terkena PTSD oleh dekatnya dengan sebuah trauma atau meyaksikannya. Para professional yang terpapar dengan trauma dalam kerja sehari-hari juga dapat berkembang menjadi PTSD. PTSD juga disebabkan oleh trauma jangka panjang seperti pelecehan seksual pada anak-anak atau memiliki penyakit yang serius pada anak-anak atau dewasa. Terjadi pada 8 juta orang Amerika, menurut the National Mental Health Association. PTSD bisa terjadi pada penduduk sipil dan militer. Rata-rata tertinggi terjadi pada prajurit. Bagi prajurit yang berperang di Irak pada tahun 2008, RAND Corporation menemukan angka kejadian PTSD adalah 13,8%.
Penyebab PTSD
Ketika kita takut, tubuh kita mengaktifkan tanggapan 'berjuang atau melarikan diri'. Dalam reaksi ini, tubuh kita melepaskan adrenalin, yang bertanggungjawab bagi peningkatan tekanan darah dan detak jantung dan meningkatkan glukosa di dalam otot (membuat kita bisa berlari kencang dalam menghadapi bahaya yang segera). Namun demikian, ketika bahaya yang mungkin ada atau mungkin tidak nyata telah pergi, tubuh mulai memproses menghentikan tanggapan atas stress dan proses ini melibatkan pengeluaran hormon lain yang disebut cortisol.
Jika tubuh kita tidak cukup menghasilkan cortisol untuk menghentikan reaksi stress, kita akan terus merasa efek stress dari adrenalin. Korban trauma yang berkembang menjadi posttraumatic stress disorder sering memiliki kadar hormon stimulan (cathecolamine) yang lebih tinggi dibanding kondisi normal dimana ancaman trauma tidak ada. Kombinasi kadar yang lebih tinggi dibanding normal dan lebih rendah dibanding kadar normal dari perubahan hormon yang 'menenangkan' menciptakan kondisi PTSD.
Setelah sebulan dalam status puncak dengan peningkatan hormon stress dan menurunnya kadar cortisol, kita mungkin akan mengalami perubahan fisik lebih lanjut seperti mendengar yang kuat.
Gejala-gejala PTSD
Setelah trauma dimana kita merasa akan meninggal dunia, melihat seseorang meninggal dunia atau menjadi terluka serius, dan kita merasa ketakutan yang intens, tidak berdaya, atau mengerikan, ini menjadi sangat umum untuk menjadi cemas dan menderita. Kita mungkin akan mengalami kesulitan tidur, mimpi buruk, berpikir trauma secara berlebihan, mencoba menghindari tempat terjadinya trauma, dan atau mencoba menghindari merasakan semuanya dan menjadi lebih tumpul. Ini disebut 'gangguan stress akut'. Bagi banyak orang fase periode menderita terjadi dalam waktu empat minggu.
Orang yang berkembang menjadi PTSD tidak segera mengakhiri traumanya secara cepat. Gangguan ini harus di diagnosa oleh dokter, namun ada tiga gejala utama :
- Mengalami peristiwa kembali trauma, seperti flashback, mimpi buruk, pikiran yang mengganggu, dll.
- Penghindaran, mencoba menghindari pikiran, perasaan, situasi atau orang-orang yang mengingatkan dengan peristiwa trauma.
- Hyperarousal, selalu dalam keadaan waspada, gangguan tidur, irritable, sulit berkonsentrasi, tanggapan yang berlebihan terhadap yang mengagetkan.
Gejala-gejala lain yang dikaitkan dengan PTSD :
- Serangan panik, perasaan ketakutan yang intens yang dapat disertai napas pendek, pusing, berkeringat, mual dan detak jantung berdebar cepat.
- Gangguan pisik; nyeri kronis, sakit kepala, sakit perut, diare, tertekan atau terbakar di dalam dada, kram otot atau nyeri tulang belakang.
- Merasa tidak percaya; kehilangan kepercayaan dengan yang lain dan berpikir dunia adalah tempat yang berbahaya.
- Masalah keseharian ; memiliki masalah fungsi di dalam pekerjaan, sekolah atau situasi sosial.
- Masalah hubungan ; memiliki masalah kedekatan atau merasa terpisah dari keluarga dan teman-teman.
- Depresi ; sedih yang menetap, cemas, suasana kosong, kehilangan ketertarikan dengan kegiatan yang pernah disukai, merasa bersalah dan malu, atau putus asa tentang masa depan.
- Berpikir untuk bunuh diri : berpikir untuk mengambil nyawanya sendiri.
Anak-anak yang menderita PTSD menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut :
- Khawatir akan sekarat pada usia muda.
- Kehilangan ketertarikan kepada kegiatan.
- Memiliki gejala pisik seperti sakit kepala dan sakit perut.
- Menunjukkan reaki emosi yang tiba-tiba dan berlebihan.
- Memiliki masalah gangguan tidur.
- Menunjukkan mudah tersinggung atau marah yang meluap-luap.
- Memiliki masalah berkonsentrasi.
- Berlaku lebih muda dari umur yang sebenarnya ( seperti contoh, menghisap jari).
- Menunjukkan peningkatan kewaspadaan terhadap lingkungan.
- Mengulangi sikap yang mengingatkan mereka kepada peristiwa trauma.
Jika anda merasa mengalami PTSD, penting untuk segera mendapat perawatan. Perawatan dapat bekerja dan perawatan lebih awal akan membantu mengurangi gejala jangka panjang.
Jika anda mengira mengalami PTSD :
- Berbicaralah dengan dokter keluarga anda.
- Berbicaralah kepada ahli kesehatan mental.
- Jika anda seorang veteran perang, kontak dengan rumah sakit militer terdekat.
- Berbicaralah dengan teman terdekat atau anggota keluarga. Dia akan dapat mendukung anda dan menemukan bantuan untuk anda.
- Berbicaralah dengan ahli agama.
Bagaimana PTSD berkembang?
Semua orang yang mengalami PTSD telah hidup melewati peristiwa traumatis yang menyebabkan mereka takut untuk hidup. melihat sesuatu yang mengerikan, dan merasa putus asa. Emosi yang kuat disebabkan oleh peristiwa merubah otak yang mengakibatkan PTSD.
Banyak orang yang mengalami peristiwa traumatis tidak menderita PTSD. Tidak jelas mengapa sesorang berkembang menjadi PTSD dan yang lain tidak. Bagaimana anda menderita PTSD tergantung beebrapa hal. Yaitu :
- Seberapa intens trauma.
- Jika anda kehilangan seseorang yang dicintai atau terluka.
- Bagaimana dekat anda dengan peristiwa tersebut.
- Bagaimana kuat reaksi anda.
- Seberapa besar anda merasa mengontrol peristiwa.
- Seberapa besar bantuan dan dukungan yang anda peroleh setelah peristiwa tersebut.
Gejala PTSD biasanya mulai segera setelah peristiwa traumatis, namun mereka tidak terjadi sampai beberapa bulan dan tahun kemudian. Mereka juga datang dan pergi selama beberapa tahun. Separuh orang penderita PTSD merasa baik pada suatu saat. Namun yang lainya selalu merasakan gejala PTSD.
Bagaimana PTSD dirawat?
Pengobatan PTSD yang paling efektif adalah :
- Konseling, yang dapat membantu anda mengerti pikiran anda dan mempelajari jalan untuk mengatasi perasaan anda. Ini dapat membantu anda merasa bisa mengkontrol dan kembali ke aktifitas semula dalam kehidupan anda.
- Obat-obat antidepresan.
PTSD tidak selalu terjadi sendiri. Kondisi medis lain yang sering menyertainya adalah :
- Penyalahgunaan alkohol dan obat-obat narkotika.
- Depresi.
- Bunuh diri.
- Marah dan Takut.
- Serangan panik.
- Masalah kesehatan fisik.
PTSD dapat mengganggu hubungan anda dengan keluarga dan masyarakat anda. Perasaan marah dan depresi dan tidak ingin bekerja sama dengan orang dapat membuat sulit untuk menghubungkan dengan mereka. Perhatikan bagaimana anda bersikap dengan keluarga anda dan cobalah jangan menjauh. Hubungan anda dapat membuat perbedaan besar dalam proses pemulihan dari PTSD.
- Kenali kapan saat kritis perlu bantuan. Kadang-kadang anda memerlukan bantuan pada jalan yang tepat. Ini pada kasus ketika anda memiliki pikiran tentang bunuh diri atau jika kemarahan berubah menjadi mengamuk.
- Bantulah keluarga anda. Keluarga anda memainkan bagian penting dalam pemulihan PTSD. Namun anda juga harus membantu mereka. Ini berarti berbicara dengan keluarga anda tentang PTSD dan apa yang terjadi pada anda, berbicara kepada anak-anak anda. Yakinlah mereka tahu mereka tidak bersalah, berbicaralah tentang pencetus anda, pencetus adalah tempat, suara dan pemandangan yang dapat menyebabkan gejala. Mereka bisa lokasi, peristiwa sosial atau liburan.
- Kenali bahwa transisi kehidupan, bahkan sesuatu yang positif seperti memperoleh anak, atau memulai pekerjaan baru, menikah dapat menyebabkan stress dan mengakibatkan gejala PTSD.
- Pahami bahwa hubungan anda dengan masyarakat dapat dirubah oleh PTSD.
Keluarga anda dan masyarakat adalah bagian pemulihan anda. Lakukan sebisa mungkin anda dapat bekerja dengan mereka. Dengan penegrtian, keluarga anda dan masyarakat dapat lebih baik membantu anda. (suna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar