Setelah melalui proses persalinan, hal selanjutnya yang merupakan
salah satu kewajiban bagi seorang ibu adalah memberikan air susu ibu
(ASI) kepada anaknya. Perlu diingat bahwasannya ASI (air susu ibu)
adalah makanan yang terbaik untuk bayi. Karena air susu ibu (ASI)
khusus dibuat untuk bayi manusia, manfaatnya pun banyak. Kandungan gizi
dari ASI sangat khusus dan sempurna serta sesuai dengan kebutuhan
tumbuh kembang bayi. Inilah salah satu dari tanda-tanda kebesaran Allah
Ta'ala kepada manusia.
Beberapa manfaat menyusui
Bagi ibu
- Bila menyusui ini segera dilakukan setelah kelahiran bayi atau dikenal dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) maka hal ini bermanfaat pula untuk mengurangi resiko terjadinya perdarahan pasca melahirkan dan itu terjadi secara alamiah.
- Menyusui akan menekan resiko depresi pasca kelahiran, berdasarkan hasil sebuah penelitian di Australia.
- Dengan menyusui setidaknya dalam pemberian ASI esklusif selama 6 bulan maka hal ini akan bermanfaat bagi sang ibu dalam hal mengurangi penambahan berat badan. Karena dalam masyarakat kita setelah melahirkan ibu hamil akan bertambah berat badannya dan dengan menyusui ini akan mengurangi hal tersebut.
- Manfaat menyusui bagi ibu lainnya adalah bahwa keadaan rahim ibu menyusui akan lebih cepat kembali (recovery) ke dalam kondisi semula daripada yang tidak menyusui karena adanya pengaruh dari hormon.
- Bagi kondisi psikologi ibu sendiri adalah semakin mendekatkan hubungan antara ibu dengan sang anak.
Bagi anak
- Kolostrum (susu pertama di hari pertama) banyak mengandung zat kekebalan yang melindungi bayi terhadap penyakit dan infeksi. Kolostrum adalah cairan dengan viskositas kental , lengket dan berwarna kekuningan. Kolustrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI matur. Selain itu, kolustrum masih mengandung rendah lemak dan laktosa. Protein utama pada kolustrum adalah imunoglobulin (IgG, IgA dan IgM), yang digunakan sebagai zat antibodi untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit.
- Bayi yang diberi ASI lebih jarang menderita sakit. Hal ini karena kandungan yang terdapat pada ASI. Pemberian ASI akan membantu dalam mengurangi risiko seperti : muntah, diare, gastroenteritis, sembelit kronis, kolik, dan gangguan perut lainnya.
- Anak yang memperoleh dan mendapatkan ASI esklusif dan juga mendapatkan kolostrum akan memiliki kekebalan terhadap alergi lebih baik daripada yang tidak mendapatkan ASI.
- Hubungan psikologis bagi anak dengan ibu akan semakin erat dengan adanya pemberian ASI ini.
Hukum menyusui dalam pandangan Islam
Menyusui merupakan kewajiban bagi seorang ibu, karena hal ini diperintahkan oleh Allah dalam firman-Nya, "Para
ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi
makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak
dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya,
dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih
(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka
tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh
orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." [QS. Al-Baqarah 233].
Menyusui ini adalah syariat yang telah ditentukan dalam agama Islam.
Tentunya dalam sebuah syariat yang telah Allah tentukan akan banyak
hikmah dan manfaat bagi kesehatan ibu dan anak.
Sebagai orang tua kita pasti ingin memberikan yang terbaik untuk
anak, termasuk dalam memberikan makanan. ASI adalah satu-satunya
makanan terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan. Ketika ada suatu keadaan
yang mungkin berpengaruh atau memiliki dampak terhadap proses menyusui,
atau jika kita tidak tahu efek keadaan tersebut, tentu kita merasa
khawatir.
Masa menyusui yang berbarengan dengan masa kehamilan anak
berikutnya, adalah contoh salah satu keadaan yang sering menimbulkan
kekhawatiran ini. Sehingga seringkali timbul pertanyaan, bisakah
menyusui sewaktu hamil? apakah tidak berbahaya? Bagaimana hukumnya?
karena biasanya jarak anak pertama dan kedua berdekatan, belum selesai
anak pertama menyusu 2 tahun, sang ibu sudah hamil lagi.
Menyusui di saat hamil
Menurut hukum Islam, menyusui di saat hamil hukumnya boleh. Dalam fiqih dikenal dengan istilah al-ghilah (الغيلة ). Kebolehan al-ghilah ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam,
"Sungguh, aku ingin melarang (kalian) dari perbuatan ghilah.
Lalu aku melihat bangsa Romawi dan Persia dimana mereka melakukan
ghilah terhadap anak-anak mereka. Ternyata hal itu tidak membahayakan
anak-anak mereka". ( HR. Muslim, no. 1442).
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ditanya tentang
seorang wanita yang menyusui anaknya selama setahun saja (menyapihnya)
karena hamil lagi, beliau mengatakan bahwa permasalahan ini diserahkan
kepada suami istri, jika mereka berdua ridha menyapihnya maka tidak
mengapa dan jika mereka berdua ridha untuk tetap menyusuinya maka
silahkan tetap menyusui dan hal ini tidaklah berbahaya bagi si bayi.
Berdasarkan firman Allah Ta'ala,
"Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan
kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas
keduanya.." [Al-Baqarah: 233].
Kebolehan al-ghilah ini berdasarkan berdasarkan pengamatan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam terhadap orang-orang Romawi dan Persi yang melakukan al-ghilah terhadap anak-anak mereka, dan ternyata tidak membahanyakan kesehatan anak. Awalnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
beranggapan bahwa hal itu akan membahayakan anak, anggapan ini karena
memang orang Arab pada saat itu beranggapan bahwa air susu wanita yang
hamil adalah penyakit (air susu campur darah) sehingga perbuatan al-ghilah harus dihindari.
Dalam dunia medis, anggapan demikian itu tidak benar karena
faktanya hal itu tidak membahayakan anak. Tubuh wanita yang hamil akan
banyak memproduksi hormon estrogen sehingga berpengaruh terhadap ASI
(kadang rasanya berubah) sehingga dengan bayi mungkin akan berhenti
sendiri atau mengurangi menyusu atau menyapih dirinya sendiri. Berikut poin-poin yang harus diperhatikan dalam kondisi menyusui di saat hamil:
- Kontraksi rahim (khawatir keguguran)
Proses menyusui melibatkan hormon oksitosin yang akan menyebabkan
kontraksi pada payudara dan rahim. Namun tingkat kontraksi dari hormon
oksitosin ini tidak memiliki dampak yang terlalu besar pada rahim
selama hamil, tidak sampai pada tingkatan bisa menyebabkan kelahiran
bayi, kecuali jika waktu melahirkan sudah mendekati harinya atau ada
hal-hal lain yang berpengaruh. Kontraksi rahim ini dapat dibandingkan
dengan kontraksi yang terjadi pula pada saat berhubungan seks. Hubungan
seks akan menyebabkan rahim berkontraksi, namun seks tidak serta-merta
dihentikan ketika ibu sedang hamil. Akan tetapi ada juga yang tidak
tahan menahan kontraksi rahim akibat menyusui atau bahkan merasa nyeri,
jika sampai keadaan seperti ini, maka sebaiknya menyusui dihentikan.
Ibu hamil sekaligus menyusui harus mendapat super ekstra asupan gizi.
Asupan makanan dengan kandungan protein dan karbohidrat yang lebih
tinggi dibutuhkan seorang ibu yang hamil dan menyusui, karena keadaan
ini memang memerlukan tambahan tenaga. Disarankan untuk makan-makanan
alami dalam pemenuhan kebutuhan ini.
Produksi ASI biasanya akan berkurang perlahan-lahan, karena semakin
meningkatnya kadar hormon estrogen di dalam tubuh. Rasa ASI bisa jadi
berubah, bisa juga tidak dan bayi mungkin akan berhenti sendiri atau
mengurangi menyusu atau menyapih dirinya sendiri. Tidak ada istilah ASI basi, karena selama berada di dalam tubuh, ASI tidak akan pernah basi.
Ketika hamil, sensitifitas pada daerah payudara meningkat, sehingga
ibu akan lebih mudah merasa geli dan nyeri ketika menyusui saat hamil,
dibanding jika tidak sedang hamil. Maka ini juga perlu di perhatikan.
Menyusui atau hamil saja sudah pasti akan membuat ibu merasa lelah,
apalagi jika keduanya terjadi secara bersamaan. Sang ibu pasti merasa
lelah secara fisik dan psikis, belum lagi mual dan muntah karena
kehamilan (morning sickness). Jika seorang ibu menyusui
merasa kelelahan, maka hal ini dapat mengurangi jumlah ASI yang
dikeluarkannya Oleh karena itu perlu diperhatikan keadaan ibu, jika
tidak memungkinkan maka jangan menyusui ketika hamil, lebih banyak
beristirahat
Jangan hanya mendengar perkataan orang atau perkataan orang lain,
tetapi konsultasikan kepada dokter ahlinya mengenai keadaan anda. Karena
Setiap orang memiliki kondisi tubuh dan kesehatan yang berbeda. Jika
ada pertimbangan kesehatan khusus, misalnya punya riwayat keguguran
yang sering, sudah lama menikah namun belum juga dikaruniai anak,
kontraksi rahim berlebihan ketika menyusui, atau keadaan yang lain,
sebaiknya tetap didiskusikan dengan dokter anda."Maka bertanyalah kepada orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahui!". [An-Nahl : 43].
Penutup
Pada dasarnya seorang ibu yang sedang hamil ketika ingin menyusui
bayinya hukumnya boleh-boleh saja. Islam pun tidak melarangnya. Akan
tetapi harus tetap memperhatikan beberapa hal yang telah disebutkan di
atas. seorang istri hendaknya mendiskusikannya dengan suaminya mengenai
masalah itu. Jangan percaya begitu saja pendapat atau perkataan orang
lain. Harus tetap didiskusikan dengan ahlinya (dokter/bidan). Pepatah
mengatakan, "Malu bertanya, sesat di jalan". Wallahu a'lam bishshawab.
- Majalah Hilal Ahmar | 64/IX/MAR2013 | Ibu Sehat
sangat bermanfaat informasinya tentang menyusui saat hamil
BalasHapus