First Aid | Edisi 57/viii/mei/2012
CEDERA PADA BAGIAN PUNGGUNG DAN TULANG BELAKANG (SPINE)
Selain ditopang oleh ke 2 kaki, salah satu penopang
tubuh yang penting lainnya adalah tulang belakang (spine/vertebrae).
Bagian ini sangat penting dalam fungsi organ tubuh manusia, disamping
sebagai penopang, di dalam rangkaian tulang belakang terdapat pula jalur
persyarafan tubuh yang menyalurkan informasi dari dan ke syaraf pusat
(otak). Demikian pentingnya jalur persyarafan ini, maka kita tak boleh
menganggap sepele /remeh bila kita temukan penderita yang mengalami
perlukaan pada punggung/bagian belakang tubuh nya.
Kira-kira apa resiko terburuk yang dialami penderita
yang mengalami trauma tulang belakang? Resiko yang paling fatal adalah
terjadinya kelumpuhan anggota gerak, penderita mengalami kelumpuhan
permanen dan bahkan bisa ke arah kematian jika patahan brada di daerah
leher. Maka di sinilah pentingnya peran penolong pertama (first
aider)untuk dapat memberikan pertolongan secara benar danmenyelamatkan
penderita.
Tulang belakang yang mengalami perlukaan akan didapatkan salah satu kondisi berikut :
- Patah tulang belakang.
- Salah letak /pergeseran lempengan (disc inter vertebrae) antar ruas tulang belakang karena mengalami penekanan.
- Terkilir (sprain dan strain)pada bagian tukang belakang.
Patah
tulang belakang maupun perlukaan pada ruang antar tulang belakang akan
mengakibatkan perlukaan pada persyarafan yang terletak di dalamnya. Oleh
karena itu setiap perlukaan yang terjadi pada tulang belakang, kita
patut curiga terjadinya patah tulang belakang, hal ini akan mendorong ke
arah kehati-hatian penolong. Pada penderita dengan perlukaan bagian
tulang belakang penderita akan merasakan gangguan gerak. Berat
ringannya gangguan gerak ini, selanjutnya akan mendukung ke arah
penegakan diagnosa patah tulang belakang atau cedera (syaraf)spinal
cord tulang belakang. Riwayat terjadinya kecelakaan sehingga menimbulkan
cedera tulang belakang perlu dikaji, karena hal itu akan memperkuat
penegakan diagnosa cedera tulang belakang.
Untuk
lebih mengenal cedera tulang belakang, baiklah apabila kita mengenal
struktur anatomi tulang belakang. Tulang belakang terdiri dari kumpulan
tulang-tulang kecil (vertebrae), salah satu bagiannya merupakan jalur
persyarafan yang mirip canal (saluran) yang tempatnya disebut
spinalcord. bagian –bagian kecil tulang ini dipisahkan semacam tulang
kering yang mirip lempengan/piringan sehingga disebut Intervertebral
disc. Tulang belakang sendiri memiliki keterbatasan rentang gerak yang
dipengaruhi lempengan tulang kering tadi, sehingga fungsi intervertebal
disc tadi mirip shock absorber (per peredam). Pemahaman anatomis
selanjutnya adalah, tulang belakang-lempengan- spinal cord dibungkus
sekumpulan otot-otot yang sangat kuat sehingga menambah kekuatan
penegakan tubuh.
Jalur persyarafan (spinal
cord)terdiri dari serabut persyarafan yang dimulai dari otak sampai
dengan tulang ekor. Jalur persyarafan ini mengontrol banyak sekali
fungsi-fungsi tubuh, seperti pernapasan, saluran perkencingan
pencernaan dan gerak anggota tubuh (tangan dan kaki). Oleh karenanya,
sangat membahayakan apabila terjadi cedera tulang belakang, karena akan
mempengaruhi anggota tubuh di bawah tulang belakang yang mengalami
cedera. Pengaruh cedera tulang belakang antara lain : kelumpuhan, mati
rasa (loss of sensation), dan berkurangnya kekuatan tubuh.Terkadang
jalur persyarafan ini dapat mengalami penjepitan dikarenakan terjadinya
pergeseran lempengan tulang belakang.
PATAH TULANG BELAKANG
Patah
tulang belakang tidak seperti jenis patah tulang anggota tubuh yang
lain, karena setiap terjadi patah tulang belakang penggolongannya
termasuk kelompok patah tulang yang bersifat serius. Hal ini mengingat
efek patah tulangnya yang dapat mengakibatkan kelumpuhan menetap pada
anggota tubuh di bawahnya, jika terjadi kerusakan di spinal cord (jalur
syaraf).
Cedera tulang belakang dapat terjadi karena :
- Pukulan/trauma langsung maupun tidak langsung yang mengenai bagian tulang belakang.
- Tabrakan beruntun.
- Kejatuhan obyek benda berat yang mengenai tulang belakang.
- Jatuh terduduk, dimana kepala/bokong sebagai tumpuan tubuh waktu jatuh.
- Trauma WHIPLASH, dimana kepala dan leher mendapat pukulan/mengalami pergerakan dari arah depan dan belakang. Pada type cedera ini, otot, syaraf di dalam spinal cord, selubung tulang belakang bagian leher maupun leher sendiri secara keseluruhan mengalami cedera cukup berat. Kecelakaan ini biasa terjadi pada kendaraan yang mundur ke belakang kemudian mengalami tabrakan, sehingga tubuh penderita terdorong ke depan.Hal tersebut di atas dapat menyebabkan perlukaan serius pada tulang belakang dan bahkan dapat terjadi patah tulang leher.
TANDA DAN GEJALA
- Penderita merasakan nyeri hebat pada bagian punggung dan merasakan mati rasa separo tubuh (bagian bawah tubuh).
- Penderita tak dapat mengontrol dan menggerakkan anggota tubuh (tangan dan kaki). Untuk mengeceknya perintahkan penderita mencoba menggeakkan tangan, telapak kaki, jari-jari. Bila dapat menggerakkan, biasanya gerakan nya sangat lemah atau bahkan tak dapat sama sekali.
- Kehilangan sensasi rasa bila dirangsang sentuhan atau cubitan. Lakukan pengecekan dengan tanpa diketahui penderita, untuk mengetahui benar apakah dia mengalami kelumpuhan atau tidak.
Mencegah terjadinya cedera pada jalur persyarafan (spinal cord) dan cedera tulang belakang.
PERTOLONGAN UMUM
- Lakukan teknik ABC secara berurutan, periksa lebih dahulu pernapasan, nadi dan tingkat kesadaran. Posisi penderita selanjutnya tergantung dari hasil pemeriksaan ini dan prioritas yang perlu dilakukan.
CATATAN
: menganngkat dan memindah pasien pada kasus cedera tulang belakang
bukan merupakan kompetensi seorang penolong pertama, dikarenakan resiko
yang fatal, kecuali dalam kondisi yang sangat ekstrem misal kebakaran,
reruntuhan dsb. Jangan pindahkan penderita sampai dengan kedatangan tim
ambulans
- Jaga posisi penderita pada posisi ketika anda temukan kecuali ada kondisi membahayakan seperti kebakaran, gas beracun reruntuhan gedung dsb. Juga keadaan-keadaan yang mengancam tersumbatnya jalan napas, pernapasan dan sirkulasi darah /perdarahan. Jika situasi sangat membahayakan, pindahkan penderita semampu anda dengan menjaga kestabilan tulang belakang.
- Jika penderita tak sadar. Buka jalan napas sesuai teknik jaw thrust- slight head tilt.
- Periksa pernapasan dan bila perlu lakukan napas buatan.
- Periksa sirkulasi darah (nadi) jika tak ada nadi dapat dilakukan kompresi dada (baca edisi-edisi sebelumnya).
- Lengkapi pemberian bantuan dengan teknik ABC tadi berikan posisi SPINAL INJURY recovery jika perlu. JANGAN MENUNGGU, KERJAKAN SESUAI PENGETAHUAN ANDA.
- Jika terjadi mutah pada penderita yang sadar, posisikan pada spinal injury recovery.
- Tetap dukung posisi penderita supaya bagian spine tidak bergerak-gerak dengan menempatkan ke-2 tangan anda pada ke-2 telinga penderita (jangan menggunakan traksi/bidai). Lanjutkan dukungan posisi tadi sampai dengan petugas ambulans datang, posisi ini tetap dipertahankan baik ketika penderita sudah berada di tandu, berada di ambulans hingga masuk IGD RS.
- Jika cedera terjadi di leher,pasang pengaman leher (neck collar) untuk lebih menjaga keamanan daerah leher. Tetapi pemasangan pengaman leher ini tidak kemudian menghentikan dukungan posisi kepala penderita dengan ke-2 tangan kita tadi. Tetap kita lakukan pengamanan kepala, dengan memegang pada bagian telinga penderita.
Terimakasih, artikelnya sangat bermanfaat, jika anda mencari Springbed orthopedic / kasur kesehatan tulang punggung merk american di Malang silahkan cek di sini:
BalasHapusSpringbed American
Springbed American vs Central
Springbed American Imperial
Springbed American King
Springbed American Pillo
Springbed American Pillow
Springbed American vs Bigland
WA : 081249676477
Springbed Malang
Ruko Karangploso Kavling 3 C, Malang