Patah tulang atau retak tulang sering terjadi akibat benturan/trauma
yang sangat keras. Pada beberapa kasus yang jarang dapat terjadi suatu
patah tulang tanpa ada proses benturan keras, patah tulang ini
tidaklah wajar terjadi pada tulang yang sehat inilah yang disebut
fraktur patologis atau fraktur spontan atau fraktur sekunder. Tubuh
tersusun atas tulang yang fungsinya tak hanya sebagai kerangka penguat
tubuh. Tulang menyusun sendi-sendi untuk gerakan, tulang sebagai tempat
melekatnya otot-otot dimana saat kontraksi maka otot tersebut merubah
posisi tulang yang menyebabkan tubuh kita bergerak.
Tulang dibentuk oleh zat anorganik Ca, P, CO2 disamping
protein-lemak dan pertumbuhannya pun dibutuhkan hormon-hormon, vitamin
D, sinar ultraviolet. Jika semuanya berjalan seimbang maka tulang dapat
tumbuh dengan kuat dan sehat. Pada pertumbuhan tulang, tulang tidak
tumbuh membesar karena bertambah banyaknya jaringan tulang saja. Pada
waktu pertumbuhan tulang selalu dibuat jaringan tulang yang baru, yang
berlapis-lapis dan menempel pada jaringan tulang yang lama. Untuk
menghindari jangan sampai tulang itu menjadi tebal dan berat maka
diadakan usaha dari tubuh kita yaitu pada setiap penambahan jaringan
tulang diikuti oleh penghancuran atau pengrusakan dan resobsi jaringan
tulang yang telah ada, dimana jika disebelah luar terjadi jaringan
tulang maka disebelah dalam terjadi resobsi. Kerja dari pembentukan dan
perusakan resobsi tulang tersebut terjadi secara seimbang sehingga
tulang pun dapat tumbuh dengan baik.
Kita sering mendengar istilah osteoporosis dimana tulang mengalami
pengeroposan pada orang tua sehingga tulang menjadi rapuh dan suatu
saat dapat patah jika terkena beban atau benturan yang besar. Tidak
semua tulang yang mengalami fraktur spontan pada orang tua disebabkan
karena osteoporosis, apalagi jika terjadi pada orang dewasa atau
anak-anak. Dalam hal ini perlu dikaji lebih lanjut tentang penyebab
terjadinya fraktur patologis terutama jika terdapat riwayat fraktur
sebelumnya di tulang yang lain karena bisa jadi penyakit yang
sebenarnya lebih parah daripada hanya sekedar patah tulang.
Terdapat
banyak penyakit yang mendasari terjadinya fraktur patologis antara lain
osteogenesis imperfekta dari yang ringan terjadi saat anak-anak yang
tulangnya tumbuh terbelakang dan mudah patah hingga tingkat yang berat
bayi telah mati saat lahir tulangnya hancur, Displasia fibrosa adalah
kelainan kongenital dimana terjadi destruksi jaringan tulang digantikan
jaringan fibrosa, Sindrom Albright terdapat displasia fibrosa disertai
lesi kulit berpigmentasi dan pubertas prekok atau adanya perubahan
endokrin pada anak-anak. Osteomielitis akut terjadi sejak infeksi
sampai 10-15 hari dimana anak panas, rewel, nyeri hebat pada tulang,
pembengkakan, dehidrasi. Osteomielitis kronis rasa sakit tidak begitu
berat, anggota yang terkena bengkak-merah, terdapat fistel.
Tumor jinak enkhondroma terdiri dari sel tulang rawan atau kartilago
misalnya pada jari tangan, bahkan Khondroma pada tulang panjang utama
dapat menjadi Khondrosarkoma bila mengalami perubahan menjadi ganas
terutama bila membesar saat usia dewasa. Osteosarkoma adalah tumor
ganas tulang, gejala nyeri menetap, pembengkakan tulang, pertumbuhan
progresif hingga tulang yang normal terjadi peningkatan destruksi
hingga terjadi fraktur patologis, dapat menyebar ke paru bahkan tulang
lain, hanya kira-kira seperlima pasien yang dapat bertahan lima tahun.
Mieloma multipel tumor ganas tulang yang terjadi pada dewasa usia
pertengahan, nyeri tersebar akibat deposit tulang multipel atau timbul
mendadak satu tempat, fraktur patologis pada pinggang dengan kolapsnya
tulang vertebra, destruksi sumsum tulang merah menyebabkan anemia
berat. Tumor ganas lain pada paru-paru, payudara, ginjal, prostat,
tiroid dapat metastase atau menyebar ke tulang berakibat fraktur
patologis.
Rickets atau Rachitis adalah penyakit kerangka disebabkan
kurangnya zat anorganik terutama yang perlu dalam pertumbuhan tulang.
Zat anorganik terutama terdiri dari Ca dan P. Metabolisme kedua zat ini
di dalam pertumbuhan tulang sangat dipengaruhi oleh sinar ultraviolet.
Dengan demikian kekurangan vitamin D menimbulkan kekurangan Ca dan P
dan terjadi penyakit Rachitis. Malahan dalam bentuk klasik kekurangan
vitamin inilah yang menjadi sebab penyakit Rickets. Di samping itu
gangguan metabolisme Ca dan P juga disebabkan karena penyakit ginjal,
sehingga demikian juga dapat timbul penyakit Rickets. Juga
penyakit-penyakit pada usus dapat menimbulkan terganggunya pengambilan
zat Ca dan P ke dalam darah sehingga dapat pula menimbulkan penyakit
Rickets.
Pada Rickets akut anak-anak terdapat gejala banyak keringat,
tidak ada ketenangan saat anak tidur, kelemahan anggota gerak,
peradangan catarrh. Setelah tenang gejala tersebut menjadi kepala
membesar, perut membesar, dada sempit, tulang rusuk terdapat
pembengkakan di epifise khas seperti tasbih (rickets rosarry),
tulang panjang terdapat pembengkakan epifise, pembengkakan dekat sendi,
pembentukan gigi terlambat, pembesaran hati-limpa, kekuatan otot
terganggu-terlambat jalan. Jika Rickets terjadi pada anak-anak,
Osteomalasia terjadi pada orang dewasa setelah fusi epifise dimana
tulang dapat melengkung bahkan fraktur.
Terapi dari fraktur patologis tidak hanya tindakan pembedahan
untuk menyambung, rekontruksi, membersihkan infeksi tulang yang patah
saja, namun perlu dicari penyebab yang mendasari fraktur patologis
tersebut. Karena jika tidak dicari penyebabnya dan diterapi lebih
lanjut, dapat terjadi fraktur patologis yang berulang. (dr. Adi Surya Dharma)
- Majalah Hilal Ahmar | 64/IX/MAR2013 | Sehat Khusus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar