Majalah Hilal Ahmar EDISI 41/VI/ DESEMBER 2010 |
BILIK REDAKSI |
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu!
Bismillah. Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Shalawat dan salam sejahtera semoga terlimpah pada junjungan kita Muhammad saw, keluarga, para sahabat, dan yang terus mengumandangkan dakwah Islam ke penjuru dunia hingga datang hari kemudian.
Perang tak pernah henti. The Long War. Sepuluh tahun terakhir ini, dunia berada dalam suasana perang yang tidak pernah berhenti. Perang yang tidak jelas, siapa yang menang dan siapa yang kalah. Tidak ada komandan perang yang mengumumkan menyerah dengan segala konsekuensinya. Namun, dipihak lain ada komandan perang yang menyatakan telah menang perang, meski pertempuran masih terjadi setiap hari. Perang yang terjadi bukan antara negara dengan negara. Namun, hanya perang antara negara dengan sebuah jamaah. Sebuah perang yang tidak seimbang. Bentuk perang yang tidak pernah dikenal dalam kamus perang satria.
Perang bisa saja masih berkecamuk. Yang merasa menang bisa saja mendominasi berita media massa. Menyatakan bahwa dirinya masih berkuasa atas wilayah tertentu. Namun, perang yang tidak diyakini kebenarannya oleh prajurit yang sedang bertempur akan memberi dampak bagi pribadi prajurit dan korps tempurnya.
Gangguan kesehatan mental, seperti stress, depresi, gangguan penyesuain, gangguan kepribadian dan upaya bunuh diri menimpa para prajurit tentara Amerika Serikat yang disebar ke Iraq dan Afghanistan.
Perang yang berdasarkan kepentingan minyak dan melindungi ideology kufar memberi dampak bagi pendukungnya. Karena kedzaliman dan berani menantang kebenaran, selalu akan berakhir dengan kebangkrutan. Tentang waktu, hanya Allah Yang Maha Mengetahui.
Akhirnya, Merapi meletus juga. Merapi memang tidak pernah ingkar janji. Semburan awan panas dan debu meluluhlantakkan kawasan di sekitarnya. Cangkringan, Pakem, Muntilan, Salam, Dukun, Srumbung, Kemalang, Cepogo, Selo adalah nama-nama kecamatan yang terkena musibah the big blow. Pengungsi menyerbu kota.
Alhamdulillah. Sejak meletus pertama kali, tim Hilal Ahmar sudah siap di lapangan untuk membantu korban bencana letusan gunung Merapi. Mengambil base camp di Muntilan, serta beberapa pos di Cangkringan, kami setiap hari mobile clinic membantu pengungsi yang belum terlayani kesehatannya. Di posko Hilal Ahmar, menampung hampir 200 pengungsi dari Dukun, Magelang. Debu yang beterbangan. Demikian judul sehat khusus edisi ini.
Tetap sehat, tetap membela yang benar dan selalu menolong pengungsi!
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh!
Sunardi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar