Majalah Hilal Ahmar EDISI 41/VI/ DESEMBER 2010 |
SEHAT SEKILAS |
AMERIKA GAGAL MENCEGAH TENTARANYA BUNUH DIRI
Upaya pencegahan tindakan bunuh diri veteran perang tentara Amerika Serikat mengalami kegagalan, karena tentara yang mengalaminya tidak percaya kepada militer untuk membantunya, kata petinggi tentara Amerika.
Sedikitnya pelatihan, kekurangan koordinasi dan kekakuan tentara juga menjadi faktor, namun 76 rencana telah disusun untuk memperbaiki, kata Kolonel John Bradley, ketua dokter psikiatri di Rumah Sakit Tentara Walter Reed di Washington.
Bradley berkata sebuah team ahli menghabiskan penelitian beberapa tahun mewawancarai tentara yang mengalami upaya bunuh diri, anggota keluarga, dan yang lain untuk menyusun laporan dan rencana, dipresentasikan bulan lalu (Agustus 2010) kepada Sekretaris Pertahanan Robert Gates, yang melaporkan laporan ini ke Konggres dalam waktu 90 hari.
“Mereka bercerita kepada kami, lagi dan lagi, kenapa mereka gagal.” Bradley menyatakan di symposium kedokteran militer yang disponsori oleh Uniformed Services University of Health Sciences danYayasan Henry M. Jackson.
Setiap cabang pelayanan-Angkatan Darat, Udara, Laut dan Marinir- melakukan kreasi program pencegahan bunuh diri. Laporan ini merekomendasikan kepada kantor departemen pertahanan untuk mengambil alih koordinasi pencegahan bunuh diri.
Di lapangan, training pencegahan bunuh diri sering gagal ketika masih berlangsung karena tidak dimengerti pentingnya training tersebut, kata Bradley.
Menurut laporan, terdapat 1.100 kasus bunuh diri pada tahun 2005 sampai dengan 2009. Satu upaya bunuh diri setiap hari. Hampir 1,9 juta tentara laki-laki dan perempuan pulang dari Irak dan Afghanistan.
“Kami telah melakukan semuanya dengan baik namun demikian semua yang telah kami lakukan, angka bunuh diri tetap meningkat, terutama Marinir dan Angkatan Darat.” Kata Kolonel Charles Hoge dari Rumah Sakit Tentara Walter Reed.
“Sebagian besar prosentase veteran kami, tidak datang untuk mendapat bantuan pelayanan.” Dia tambahkan. “Ini tidak hanya presepsi saja bahwa kami akan merawat secara berbeda atau bagaimana ini akan mempengaruhi karier, tapi ini juga tidak percaya sistem dan tidak percaya ahli kesehatan mental dapat membantu mereka,” tambah Hoge.
“Mereka tidak percaya kami. Mereka percaya bahwa kami berbicara dengan lidah bercabang,” kata Bradley.
Paling banyak upaya bunuh diri pada tentara muda, dan laki-laki, kata ahli. “Marinir itu anak muda, mereka percaya diri, mereka agresif,” kata Letnan Jenderal Richard Zimmer dari Korps Marinir Amerika Serikat. “Mereka adalah yang yang terakhir mengangkat tangan dan berkata bahwa mereka mempunyai problem.”
Dan tentara yang datang mencari pelayanan kesehatan mental dapat kehilangan security clearances, senjata mereka, dan dibebaskan tugas dari kewajiban penting mereka, kata Hoge dan Bradley.
Ketika mereka pulang ke rumah dari perang, kehalian yang membuat mereka hidup dalam perang membuat mereka mengalami disfungsi pada masyarakat sipil, kata Hoge.
“Terdapat pesan yang tentara peroleh ketika mereka pulang bahwa mereka adalah gila.” Kata Dia.
“Dampaknya adalah ketidakseimbangan,” kata Bradley. “Dampaknya adalah kelelahan. Setiap orang yang tidak percaya bahwa mata mereka tertutup.”
Hoge menyatakan bahwa akibat fisik mempengaruhi pikiran. Tentara sering hanya tidur selama 3-4 jam pada malam hari dalam jangka panjang. “Mereka sering menderita nyeri, nyeri kronis,’ kata Dia. “Mereka telah melewati semua peristiwa, termasuk gegar otak. Ini menjelaskan perubahan fisik yang terjadi.”
Bradley berkata bahwa laporan ini memerlukan training keahlian dasar bagi komandan, tentara dan keluarga mereka. (snd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar