Sehat Khusus | Edisi 57/viii/mei/2012
ROKOK, PENYAKIT JANTUNG
DAN MATI MENDADAK
Bila kita berbicara mengenai masalah rokok maka
tidak diragukan lagi akan bahaya maupun akibat yang ditimbulkan oleh
rokok ini. Hal ini telah diketahui oleh hampir semua orang baik itu
perokok maupun bukan, bahkan pabrik rokokpun telah mencantumkan akan
bahaya rokok dalam kemasan sebuah rokok. Akan tetapi fenomena yang
terjadi di masyarakat secara umum, seakan peringatan tersebut hanya
dianggap sebagai sebuah hiasan atau slogan belaka sehingga para perokok
tetap dengan nyaman menghisap batang ‘beracun tersebut’ tanpa
memikirkan akibat yang ditimbulkan baik pada diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan.
Dalam tulisan ini saya akan menjelaskan bahaya rokok
khususnya dikaitkan dengan insiden penyakit jantung maupun mati
mendadak. Jenis penyakit jantung yang paling banyak disebabkan oleh merokok adalah penyakit jantung koroner.
Penelitian terhadap penyakit epidemik telah membuktikan bahwa merokok
dapat meningkatkan bahaya mengidap penyakit infark miokard dan denyut
jantung berhenti secara mendadak. Pengguna rokok dan produk tembakau
memiliki resiko tinggi terkena penyakit jantung yang disebabkan oleh
merokok daripada orang bukan perokok. Perokok yang memiliki serangan
jantung lebih mungkin untuk meninggal dalam waktu satu jam karena
serangan jantung. Bukankah hal ini mengerikan?
Menghisap rokok dan tembakau atau penggunaan
produk-produk tembakau memang sudah tidak terkendali. Sayangnya, hal
itu meningkatkan risiko penyakit koroner. Semua produk tembakau
mengandung ribuan bahan kimia dan nikotin yang sangat adiktif. Nikotin
tidak hanya menyebabkan bau mulut tak sedap dan perubahan warna gigi,
tetapi juga meningkatkan risiko kambuhnya penyakit jantung koroner
setelah. Merokok meningkatkan tekanan darah, menurunkan daya tahan saat
berolahraga, dan meningkatkan kecenderungan pembekuan darah. Ketika
bekuan darah terbentuk dan menutup pembuluh darah, maka terjadilah
serangan jantung.
Oleh karena itu, sudah ada bukti yang cukup bahwa
penyakit jantung yang disebabkan oleh merokok adalah penyakit jantung
koroner. Rokok yang dibakar akan menghasilkan ribuan zat yang
berbahaya, namun dalam hal ini kita bahas saja gas CO dan nikotin.
Gas CO
Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3 - 6%, gas ini
dapat di hisap oleh siapa saja. Oleh orang yang merokok atau orang yang
terdekat dengan si perokok, atau orang yang berada dalam satu ruangan.
Seorang yang merokok hanya akan menghisap 1/3 bagian saja, yaitu arus
yang tengah atau mid-stream, sedangkan arus pinggir (side - stream) akan
tetap berada diluar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap
tetapi ia semburkan lagi keluar. Gas CO mempunyai kemampuan mengikat
hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) lebih
kuat dibanding oksigen, sehingga setiap ada asap rokok disamping kadar
oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan
semakin kekurangan oksigen, oleh karena yang diangkut adalah CO dan
bukan O2 (oksigen). Sel tubuh yang menderita kekurangan oksigen akan
berusaha meningkatkan yaitu melalui kompensasi pembuluh darah dengan
jalan menciut atau spasme. Bila proses spasme berlangsung lama dan
terus menerus maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya
proses aterosklerosis (penyempitan). Penyempitan pembuluh darah akan
terjadi dimana-mana. Di otak, di jantung, di paru, di ginjal, di kaki,
di saluran peranakan, di ari-ari pada wanita hamil.
Dapat dipahami penyempitan itu dapat berakibat
sumbatan di otak, penyempitan pembuluh darah jantung, penyakit paru
menahun, betis kaki menjadi sakit malahan sampai pembusukan kering
(gangrene), kemandulan, keguguran atau kematian bayi di dalam
kandungan, atau bayi lahir prematur atau cacat. Pokoknya setiap organ
yang ada pembuluh darahnya akan diserang.
Nikotin
Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara
0.5 - 3 ng, dan semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau
plasma antara 40 - 50 ng/ml. Efek nikotin menyebabkan perangsangan
terhadap hormon kathekolamin (adrenalin) yang bersifat memacu jantung
dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan istirahat dan
tekanan darah akan semakin meninggi, berakibat timbulnya hipertensi.
Efek lain merangsang berkelompoknya trombosit (sel pembekuan darah),
trombosit akan menggumpal dan akhirnya akan menyumbat pembuluh darah
yang sudah sempit akibat asap yang mengandung CO yang berasal dari
rokok.
Dari gambaran diatas baik CO maupun nikotin berpacu
menyempitkan pembuluh darah dan menyumbatnya sekaligus. Untuk itu tidak
ada kata lain untuk kita kecuali "Stop Merokok".
Pada seorang yang merokok, asap rokok akan merusak
dinding pembuluh darah. Kemudian nikotin yang terkandung dalam asap
rokok akan merangsang hormon adrenalin yang akibatnya akan mengubah
metabolisme lemak dimana kadar HDL (lemak baik) akan menurun. Adrenalin
juga akan menyebabkan perangsangan kerja jantung dan menyempitkan
pembuluh darah (spasme). Disamping itu adrenalin akan menyebabkan
terjadinya pengelompokan trombosit. Sehingga semua proses penyempitan
akan terjadi. Jadi asap rokok yang tampaknya sederhana itu dapat
menjadi penyebab penyakit jantung koroner.
Merokok juga dapat menyebabkan terjadinya disfungsi
endotel, penumpukan radikal bebas, meningkatkan stres oksidatif,
meningkatkan kadar LDL (lemah jahat), meningkatkan molekul adhesi dan
leukosit, menyebabkan pertumbuhan dan proliferasi otot polos dalam
pembuluh koroner, mempercepat proses atherosklerosis (penyumbatan
pembuluh darah). Semua hal tersebut dapat memicu terjadinya penyakit
jantung koroner.
Demikian pula faktor stres yang akhirnya melalui
jalur hormon adrenalin, menyebabkan proses penyakit jantung koroner
terjadi sebagaimana asap rokok tadi. Seseorang yang stres
kemudian mengambil pelarian dengan jalan merokok sebenarnya sama saja
dengan melipat gandakan proses penyakit jantung koroner pada dirinya.
Sekitar 90% penderita arteritis obliteran pada
tingkat III dan IV umumnya akan menderita pula penyakit jantung. Oleh
karena proses penyempitan arteri koroner yang mendarahi otot jantung,
maka ketidak cukupan antara kebutuhan dengan suplai timbul kekurangan
darah (iskemia). Bila melakukan aktifitas fisik atau stres kekurangan
aliran meningkat sehingga menimbulkan sakit dada (angina pektoris).
Penyempitan yang berat atau penyumbatan dari satu atau lebih arteri
koroner berakhir dengan kematian jaringan (infark miokard, serangan
jantung). Komplikasi dari infark miokard termasuk aritmia jantung
(irama jantung tidak teratur) dan atau jantung berhenti mendadak yang
dapat menyebabkan kematin. Iskemia yang berat dapat menyebabkan otot
jantung kehilangan kemampuannya untuk memompa (gagal jantung) sehingga
terjadi pengumpulan cairan di jaringan tepi (bengkak/edema kaki) maupun
penimbunan cairan di paru (edema paru).
Orang yang merokok lebih dari 20 batang rokok perhari memiliki risiko 6 kali lipat terkena infark miokard dibandingkan dengan bukan perokok. Penyakit Kardiovaskuler merupakan penyebab terdepan dari kematian di negara-negara industri, yaitu sekitar 30% dari semua kematian karena penyakit jantung berkaiatan dengan akibat merokok. WHO melaporkan dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, lebih dari setengahnay (6 juta) disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah dimana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Berdasarkan survey Depkes RI terdapat peningkatan prosentase kematian akibat penyakit jantung dari 9,7% (peringkat 3) menjadi 16 % (peringkat 1).
Orang yang merokok lebih dari 20 batang rokok perhari memiliki risiko 6 kali lipat terkena infark miokard dibandingkan dengan bukan perokok. Penyakit Kardiovaskuler merupakan penyebab terdepan dari kematian di negara-negara industri, yaitu sekitar 30% dari semua kematian karena penyakit jantung berkaiatan dengan akibat merokok. WHO melaporkan dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, lebih dari setengahnay (6 juta) disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah dimana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Berdasarkan survey Depkes RI terdapat peningkatan prosentase kematian akibat penyakit jantung dari 9,7% (peringkat 3) menjadi 16 % (peringkat 1).
Merokok juga terbukti merupakan faktor resiko
terbesar untuk kejadian mati mendadak. Resiko ini meningkat 2-4 kali
pada perokok dibanding non perokok. Resiko ini semakin meningkat dengan
bertambahnya usia dan jumlah rokok yang dihisap per hari.
Tingkat Harapan Hidup Perokok berkurang sesuai dengan:
- Jumlah tahun merokok
- Jumlah rokok perhari yang dikonsumsi
- Tingkat kadar tar dan nikotin
- Semakin dalam diisap
- Semakin dekat dengan filter yang digunakan
- Merokok 1 - 2 bungkus perhari selama 25 tahun mengurangi umur 8.3 tahun dibandingkan dengan yang tidak merokok.
- Setelah 10 - 13 tahun berhenti merokok kemungkinan terkena kanker paru berkurang dan sama dengan yang tidak merokok.
Bahaya perokok pasif
Perokok pasif yaitu orang yang berada disekitar
orang yang merokok ikut mendapatkan dampak buruk dari asap rokok.
Perokok pasif menghisap asap rokok yang keluar dari ujung rokok maupun
asap yang keluar dari mulut perokok. Resiko yang ditimbulkan tidak
kalah besar dari seseorang yang merokok, bahkan bahayanya bisa lebih
besar. Untuk orang yang tidak biasa merokok tetapi berada dalam sebuah
ruangan yang penuh dengan asap rokok, akan menghirup CO (Karbon
Monoksida) dan nikotin yang bercampur di dalam darahnya akan meningkat.
Oleh karena itu adalah wajar jika ada orang yang terganggu dan melarang
orang lain yang merokok disebelahnya karena orang tersebut mempunyai
hak penuh untuk hidup sehat.
Kabar gembira bagi para perokok
Walaupun telah kita ketahui dampak mengerikan yang
ditimbulkan oleh rokok,akan tetapi ada angin segar yang akan mengurangi
kekhawatiran bagi orang yang telah berkomitmen untuk berhenti dan
meninggalkan rokok. Setelah berhenti merokok dalam waktu setahun,
penyakit jantung koroner berkurang sebanyak 50%. Dalam waktu 5 sampai
10 tahun, kandungannya mungkin akan mencapai tingkat yang sama dengan
orang yang masih merokok. Studi yang lain juga menunjukkan bahwa risiko
berkembangnya penyakit jantung yang disebabkan oleh merokok pada orang
yang telah tiga sampai lima tahun berhenti dari kebiasaan buruk ini,
adalah sama seperti orang yang tidak pernah merokok! Ini adalah kabar
baik untuk para perokok yang berjuang untuk berhenti dan untuk mereka
yang berpikir untuk berhenti merokok. Anda memiliki alasan yang tepat
untuk berhenti. Tidak pernah ada kata terlambat! Praktekkan gaya hidup
sehat dan berhentilah merokok agar Anda dapat hidup lebih lama dan
terlepas dari penyakit jantung. (dr. Safir)
Sumber :
Ambrose, Jhon. The pathophysiology of cigarette smoking and cardiovascular disease. J. Am. Coll. Cardiol.
Lilly, Leonard. Atherosclerosis : Pathophysiology of Heart Disease.
Kusuma, Dede. Rokok & Kesehatan Jantung. Pusat Jantung Nasional Harapan Kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar