Info Obat | Edisi 57/viii/mei/2012
Ironi “Kehebatan” Probiotik
Telah lewat dua edisi sebelumnya yang menjelaskan
tentang fenomena probiotik. Pada kesempatan ini kita akan memaparkan
beberapa hal yang menjadi perdebatan seputar ”kehebatan” probiotik.
Pada tulisan pertama telah dipaparkan pernyataan
EFSA (European Food Safety Authority) yang menolak klaim tentang
khasiat dari probiotik, ternyata sampai saat ini pun masih terjadi
perdebatan seputar manfaat dari probiotik, perdebatan itu melibatkan
banyak pakar ilmu gizi di dunia. Berikut ini kami akan menyampaikan
beberapa isi perdebatan para peneliti dan tentunya EFSA sebagai badan
yang konsern terhadap isu probiotik.
Untuk pihak yang kontra, jelas telah dipaparkan pada
pernyataan EFSA di seri pertama tulisan seputar probiotik sebelumnya,
namun pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan pendapat para pakar
dari yang mendukung manfaat dari probiotik dan juga yang menolaknya
dalam artikel yang di publikasi oleh www.preparedfood.com berjudul Debating Probiotics.
- Prof. Bob Rastall (Reading University) mengatakan, “Probiotik tetap ada gunanya”, ia melanjutkan,”Probiotik dianggap semisal dengan makanan fungsional yaitu produk yang terkandung di dalamnya bahan-bahan atau komponen yang membantu meningkatkan kesehatan atau mengurangi resiko terkena penyakit”, “tetapi ia (probiotik) bukanlah obat karena tidak dapat mencegah atau mengobati penyakit” tegasnya.
- DR. Hellen Crawley (City Univercity) mengatakan,”Banyak orang yang melaksanakan diet dari sembarang makanan,( dan memakan makanan sehat penj.) seperti sayuran akan memiliki fungsi usus yang sehat, namun untuk kasus gangguan kesehatan usus seperti karena penggunaan antibiotik (yang membunuh bakteri normal usus penj.) maka mereka dapat mengambil manfaat dari makanan yang mengandung probiotik, namun ini tidak terbatas pada produk probiotik seperti yogurt atau minuman khusus probiotik saja”
- Rastall menambahkan,”Intinya probiotik itu adalah cadangan untuk bakteri sehat di usus”.
Dari penjelasan diatas jelas manfaat probiotik masih
menjadi perdebbatan sengit baik di Eropa dan di belahan bumi lain,para
ilmuwan masih melakukan penelitian-penelitian berkesinambungan seputar
itu. Adapun jika ada yang mempublikasi manfaat probiotik yang luar
biasa maka itu masih berupa asumsi-asumsi yang masih sulit terbukti
ilmiyah secara detail. Ini adalah contoh-contoh asumsi dari khasiat
probiotik diluar fungsi penyeimbangan bakteri normal di usus.
- Probiotik dapat menanggulangi alergi, ini adalah asumsi karena pada dasarnya alergi adalah reaksi sistem kekebalan di dalam tubuh yang agak berlebihan, sementara tubuh kita memiliki sistem tersendiri yang manakala bahan penyebab alergi itu memiliki kadar tinggi maka akan turun dengan sendirinya, jadi sampai saat ini belum diketahui dengan jelas mekanisme probiotik menanggulangi alergi karena dengan atau tanpa probiotik alergi itu bisa menurun dengan sendirinya tergantung kondisi penderita.
- Probiotik dapat menanggulangi diare akut, ini juga asumsi karena fakta di lapangan menunjukkan penggunaan antibiotik pada kasus diare akut tetap menjadi pilihan utama. Probiotik hanya dapat digunakan sebagai penyeimbang bakteri normal di usus yang ikut terbasmi oleh antibiotik.
- Probiotik dapat meningkatkan sistem kekebalan. Untuk yang ini masih jauh panggang dari api, sejauh ini belum ada uji klinis (uji pada manusia) tentang khasiat ini, kalaupun ada pada hewan coba dan itupun hasilnya masih sangat lemah.
Lalu mengapa banyak orang percaya konsumsi probiotik
? berdasarkan pengamatan kami, penyebabnya adalah karena iklan dari
produk probiotik yang begitu berlebihan “heavy advertising” (meminjam
istilah EFSA) sehingga banyak orang terbuai dengan iklan tersebut.Pun
demikian di dalam negeri (Indonesia) iklan seputar probiotik pun begitu
berlebihan sampai-sampai ada produk yang membekali tenaga marketingnya
dengan hasil penelitian produknya dari universitas ternama di Bandung,
padahal jika hasil penelitian itu dilihat oleh orang yang mengerti
tentang penelitian berbasis sains, maka sungguh aneh hasil
penelitiannya karena banyak ketidakakuratan dalam metode maupun
pengolahan datanya. Namun, itulah masyarakat kita yang masih suka
dengan nama-nama besar titel besar yang dijadikan tameng untuk sebuah
kebohongan terselubung. Untuk itu tulisan demi tulisan ini
diperuntukkan untuk menyadarkan seputar maraknya iklan probiotik yang
bernada “heavy” tersebut. Semoga bermanfaat dan dapat dijadikan bahan
evaluasi bersama jika ada diantara kita yang bersinggungan langsung
dengan fenomena Probiotik Si Kuman “baik”. (Angga Dimas Persada, S.
Farm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar