Anak Sehat | Edisi 57/viii/mei/2012
WASPADAI FLU PADA ANAK
Flu merupakan penyakit yang biasa dijumpai pada saat kondisi cuaca mulai tidak menentu . Penyakit ini sangat mudah menular. Jika anak mempunyai daya tahan tubuh yang rendah , maka akan mudah terkena . Kini terdapat berbagai jenis penyakit flu , yaitu flu singapura , flu burung , serta common cold . Berikut akan dipaparkan berbagai jenis flu tersebut dan cara pencegahan agar tidak mudah terkena .
1. Flu Singapura
Dimulai dengan demam dan munculnya ruam di mulut berupa bintik-bintik merah, yang kemudian menjadi luka atau blister. Bila mendapati gejala tersebut, waspadalah! Bisa jadi itu Flu Singapura atau HFMD (Hand, Foot, and Mouth Disease).
Gejala awalnya adalah demam selama 2 hari dan mulut penuh sariawan. Pada tangan dan kaki anak muncul bercak-bercak merah. Selain itu, ia tidak mau makan, tapi masih mau minum susu.
Apakah benar penyakit ini berbahaya?
Rumor yang beredar, Flu Singapura sama berbahayanya dengan Flu Burung? Apakah perlu anak saya dirawat? Bila anak terkena penyakit ini, jangan panik. Infeksi virus HFMD biasanya ringan, asalkan segera mendapat perawatan yang benar.
Penyebab dan Gejala HFMD
HFMD akhir-akhir ini marak lagi. Belakangan,
kasusnya cukup banyak ditemukan di Indonesia. Sebenarnya istilah Flu
Singapura untuk HFMD ini adalah kurang tepat. Istilah ini muncul oleh
karena adanya wabah HFMD pada tahun 2000 di Singapura, sehingga
penyakit ini lebih dikenal dengan Flu Singapura.
Virus yang berasal dari kelompok enterovirus (non polio) merupakan
penyebab HFMD. Di dalamnya meliputi Grup Coxsackie tipe A (A1-A24),
Coxsackie tipe B (B1-B26), Echovirus (grup 1-33), dan Enterovirus
(68-71). Penyebab terbanyak pada kasus rawat jalan adalah Coxsackie
A16. Sedangkan infeksi Enterovirus yang memerlukan perawatan biasanya
menyebabkan Enterovirus 71.
Gejala HFMD diawali demam sedang selama 2-3 hari, diikuti sakit leher
(faringitis), tidak ada nafsu makan, pilek, yang merupakan gejala flu
pada umumnya yang tidak mematikan. Lalu, timbul vesikel (bentol berisi
cairan) di mulut, kemudian pecah, menjadi luka atau blister di mulut
seperti sariawan pada lidah, gusi, pipi dalam, yang terasa nyeri
sehingga sukar menelan.
Timbul ruam yang tidak gatal di telapak tangan dan kaki. Kadang-kadang
ruam ada di bokong. Walau namanya penyakit tangan, kaki dan mulut,
ruamnya tidaklah muncul di tiga tempat tersebut. Terkadang hanya di
mulut dan tangan saja. Umumnya ruam ini akan membaik dengan sendirinya
dan tidak perlu perawatan di rumah sakit.
Penularan dan Penanganan HFMD
Pada umumnya HFMD tidak berbahaya. HFMD Coxsackie A16 adalah penyakit
ringan dan akan sembuh dalam 7-10 hari. Komplikasi jarang dijumpai.
Sangat jarang ditemukan anak dengan infeksi virus Coxsackie menderita
meningitis viral dengan gejala demam tinggi, sakit kepala, kaku kuduk,
sehingga memerlukan rawat inap.
Dari grup enterovirus didapatkan HFMD Enterovirus 71 yang dapat menyebabkan meningitis viral (radang selaput otak), ensefalitis (radang otak), atau paralisis (kelumpuhan). Ensefalitis oleh karena Enterovirus 71 ini dapat berakibat fatal.
Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi pada musim panas. Penularannya melalui jalur pencernaan, saluran pernapasan, yaitu dari butiran ludah, ingus, air liur, tinja, cairan dari luka, dan cairan tubuh lainnya.
Penularan kontak tidak langsung dapat terjadi melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan dan mainan yang terkontaminasi sekret (cairan) tubuh. Sejak mulai terinfeksi hingga mulai timbul gejala (masa inkubasi) adalah 3-7 hari. Demam merupakan gejala pertama HFMD. Seorang akan menularkan penyakitnya dalam minggu pertama ketika dia sakit.
HFMD paling sering menyerang anak di bawah usia 10 tahun. Setiap orang, baik itu anak-anak maupun dewasa, mempunyai risiko terinfeksi, tetapi tidak semua yang terinfeksi itu akan sakit. Bayi, anak-anak, dan remaja lebih rentan terinfeksi dan menderita sakit HFMD ini karena antibodi dan imunitas tubuh mereka lebih lemah dibanding orang dewasa.
HFMD didiagnosis berdasarkan riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan fisik. Sedangkan diagnosis laboratorium untuk deteksi virus dapat dilakukan dengan mengambil sampel dari tinja, usap atau swab rektal cairan serobrospinal, usap atau swab luka di mulut, tenggorokan, vesikel kulit, dan biopsi otak.
Tidak ada terapi yang spesifik untuk infeksi enterovirus. Pastikan istirahat yang cukup serta pemberian terapi simptomatik untuk meredakan gejala demam dan nyeri di mulut. Anak dapat diberikan antiseptik untuk daerah mulut, analgesik-antipiretik misalnya parasetamol, cairan yang cukup, dan pengobatan suportif lainnya. Bila ada gejala yang cukup berat, barulah penderita perlu dirawat di rumah sakit.
Gejala yang cukup berat antara lain hiperpireksia, yaitu demam tinggi (suhu >39 °C), demam tidak turun-turun, takikardia (nadi menjadi cepat), takipneu (napas menjadi cepat dan sesak), malas makan, muntah, diare, berulang dengan dehidrasi, lemas dan mengantuk terus, nyeri pada leher, lengan dan kaki, atau terjadi kelumpuhan saraf kranial.
Pencegahan HFMD
Cegahlah HFMD dengan higiene-sanitasi lingkungan dan perorangan. Cara yang paling mudah adalah dengan membiasakan diri selalu mencuci tangan, khususnya bila berdekatan dengan penderita.
Penting dilakukan desinfeksi peralatan makanan, mainan, dan handuk yang mungkin sudah terkontaminasi dengan cairan klorin. Hindari kontak dengan penderita HFMD dan istirahatkan anak penderita HFMD sementara dari sekolah atau tempat perawatan anak, untuk mencegah penularan virus kepada anak yang lain.
Tips Perawatan Penderita HFMD
1. Segera ke dokter untuk memastikan apakah anak atau penderita benar terkena HFMD.2. Common cold
2. Isolasikan penderita.
3. Jaga kebersihan.
4. Anjurkan istirahat yang cukup. 5. Berikan asupan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi. 6. Berikan nutrisi yang sehat dan gizi seimbang. 7. Berikan obat-obatan simptomatik untuk mengurangi gejala demam dan nyeri mulut. 8. Anjurkan penderita untuk tidak beraktivitas di luar (bersekolah atau ke kantor) selama 7-10 hari setelah ruam muncul.
Merupakan infeksi primer di nasofaring dan hidung yang sering dijumpai pada bayi dan anak . Pada anak lebih tepat disebut nasofaringitis akut karena infeksi lebih luas dan disertai demam yang tinggi .
Penyebab dan gejala
Penyebab penyakit ini adalah virus , dipicu oleh factor kelelahan , gizi buruk , anemia dan kedinginan . Penyakit ini sering diderita pada waktu pergantian musim . Gejalanya antara lain pilek , batuk sedikit dan kadang-kadang bersinn. Dari hidunh keluar secret cair dan jernih yang dapat kental dan purulen bila terjadi infeksi sekunder oleh bakteri coccus . Sumbatan hidung menyebabkan anak bernafas melalui mulut dan anak menjadi gelisah . Pada anak yang lebih besar kadang-kadang didapat rasa nyeri pada otot , pusing dan nafsu makan berkurang . Sumbatan hidung disertai selaput lender tenggorok yang kering menambah rasa nyeri .
Komplikasi
Jika tidak mendapatkan perawatan yang adekuat , penyakit ini akan berlanjut dan mengakibatkan komplikasi antara lain ;
1) Sinusitis paranasalPencegahan
2) Dapat terjadi penutupan tuba eustachii dengan gejala tuli atau infeksi menembus langsung ke daerah telinga tengah dan menyebabkan otitis media akut (OMA)
3) Penyebaran infeksi nasofaring ke bawah dapat menyebabkan radang saluran nafas bagian bawah seperti laryngitis , trakeitis , bronchitis dan bronkopneumonia
a) Lindungi diri dari anak lain yang sudah terinfeksi3. Flu Burung
b) Selalu mencuci tangan terutama bila berdekatan dengan penderita
c) Membersihkan peralatan yang terkontaminasi penyakit
d) Membiasakan diri dengan pola hidup sehat ; hindari merokok ; makan makanan bergizi ; istirahat cukup
Flu burung adalah penyakit menular dikalangan hewan(unggas dan babi) yang disebabkan oleh virus influenza tipe A (H5N 1).Virus ini juga dapat menyerang manusia. Menular dari unggas ke unggas dan dari unggas ke manusia melalui air liur, lendir, dan kotoran unggas yang sakit. Dan dapat pula menular melalui udara yang tercemar oleh virus H5N1 yang berasal dari kotoran unggas yang sakit.
Penyakit ini perlu diwaspadai karena cepat sekali menelan korban jiwa . Berdasarkan data per 3 juli 2006 , dari 54 penderita terdapat 41 orang yang meninggal . Hal ini membuktikan penyakit ini mempunyai angka kematian yang cukup tinggi pada manusia , dimana 70% penderitanya meninggal dunia .
Tanda dan gejalanya
- Pada Unggas ;
a. Jengger,pial,kulit , kaki ,yang tidak ditumbuhi bulu berwarna biru keunguan, .
b. Keluar cairan dari mata dan hidung,
c. Pembengkakan di bagian muka dan kepala, .
d. Perdarahan di bawah kulit, .
e. Perdarahan titik pada daerah dada,kaki dan telapak kaki, .
f. Batuk,bersin dan terdengar suarangorok, .
g. Diare , .
h. Kematian tinggi dalam populasi .
- Pada manusia ;
a. Demam tinggi ; (>38°C) ,Apa yang harus dilakukan
b. sakit tenggorokan, sakit kepala,nyeri tulang, batuk pilek
c. Dalam waktus ingkat dapat makin menghebat disertai sesak nafas .
d. Ada riwayat kontak dengan hewan unggas yang sakit/mati tanpa sebab atau disekitarnya ada unggas yang sakit/mati
1) Jika ada gejala tsb segera periksa ke dokter puskesmas/Rumah Sakit sebelum 2 X24 jam (2 Hari)!!!5 langkah mencegah tertular flu burung
2) Jangan lupa menyampaikan kepada dokter/perawat apabila ada unggas yg sakit/mati mendadak di lingkungan anda
1) CUCI tangan dengan air dan sabun hingga bersih . Biasakan untuk sering mencuci tangan, terutama sebelum/sesudah makanSumber ;
2) Pisahkan Unggas dari manusia (Jauhkan unggas dari lingkungan rumah untuk menghindari kemungkinan menularnya virus flu burung). Bersihkan kandang UNGGASdari kotoran & disemprot dengan air sabun
3) Segera pergi ke klinik terdekat puskesmas rumah sakit jika menemukan gejala flu burung sebelum 48 jam!!! (2 hari) Jangan lupa menyampaikan kepada dokter/perawat apabila ada unggas yg sakit/mati mendadak di lingkungan anda
4) Sebelum dikonsumsi daging dan telur unggas dimasak hingga matang
5) Laporkan ke RT/RW,petugas dinas pertanian setempat jika ada unggas yang sakit/mati mendadak !!! sangat penting untuk menghindari penyebaran virus flu burung
1) Dr. Rasmita U. Ginting, Sp. A . Tim Dokter Spesialis Anak Eka Hospital BSD Tangerang
2) Ilmu kesehatan anak FKUI
3) www.depkes.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar