Perlu diketahui bagi penderita Osteoarthritis
Tubuh Kita | Edisi : 55/VII/Maret/2012
penulis : dr. Misbahudin
penulis : dr. Misbahudin
Osteoarthritis (OA) adalah pemyakit degeneratif yang menyerang sendi secara kronis dan mengakibatkan dampak ekonomi yang signifikan terhadap kesehatan kita. Osteoartritis diketahui paling sering di tungkai bawah, terutama sendi lutut,dimana kerusakan patologis akibat benturan pada sendi pasca trauma menyebabkan perubahan degenerasi tulang rawan yang dini. Gejala utama dari OA adalah nyeri, penurunan gerak sendi (ROM) dan kekakuan, kelemahan otot periarticular dan atrofi, efusi sendi dan pembengkakan, dan keterbatasan gerak. Meskipun prevalensi penyakit, patogenesis dan progesifitas OA tidak sepenuhnya dipahami khususnya pada perbedaan OA primer dibandingkan OA sekunder. Misalnya dalam hal inflamasi dan posttraumatic efek.
Pada dasarnya OA memiliki karasteristik dalam hal perubahan
struktural pada kesuluruhan bagian sendi. Berkurangnya ketebalan dari
kartilago artrikuler baik total maupun sebagian. Sklerosis pada tulang
subkondral, osteofit, penebalan pada kapsul sendi yang secara klinis
akan tampak pada penampakan radiologis. Meskipun perubahan secara
radiologis dapat di ikuti sesuai dengan waktu, penampakan klinis tidak
selalu berhubungan dengan penampakan radiologis. Tidak ada tatalaksana
untuk OA, kecuali dengan menanggulangi keluhan dengan obat dan juga
untuk mempertahankan patensi sendi dan operasi. kelemahan otot pada OA
adalah dikarenakan atrofi atrofi otot periartrikuler, yang diyakini
menjadi penyebab sekunder dari nyeri sendi yang timbul. (inhibisi
otot arthrogenic). penelitian terbaru menunjukkan bahwasannya
penurunan volume otot adalah factor resiko untuk terjadi mya OA. Cara
menanggulangi kelemahan otot yang terjadi adalah dengan latihan da olah
raga.
Ketidak seimbangan Otot dan atrofi Otot dapat memicu terjadinya OA
Otot memainkan peran penting dalam biomekanikal sendi karena otot
berperan dalam gerakan, menyerap beban yang ada, dan berperan dalam
stabilitas sendi, dengan demikian otot terlibat dalam adaptasi sendi dan proses degenerasi pada OA.
Beberapa penelitihan telah meneliti efek dari
kelemahan otot dan ketidakseimbangan dapat menginduksi terjadinya OA.
Hal ini umumnya berhubungan dengan usia dan trauma sebelumnya,
otot kurang intensif digunakan. Otot lemah tersebut tidak
hanya mengalami kelelahan, tetapi juga mengalami keterlambatan
reflek. Hal demikian yang menyebabkan fungsi otot sebagai pelindung
tulang mengalami pengurangan dan menyebabkan pergeseran dan
ketidakstabilan sendi. Sebagai akibatnya tekanan terus menerus
mengakibatkan mikrotrauma dan menyebabkan degenerasi kartilago, tekanan
patologis pada subchondral yang semakin meningkat dan akhirnya
menyebabkan sklerosis subkondral. Dan pergeseran axis dari sendi
tersebut dapat memicu timbulnya pathobiomekanikal OA yang terus menerus
menyerang sendi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Slemenda
menyebutkan bahwasannya pada wanita yang menderita OA pada lutut
mengalami kelemahan otot extensor tungkai ketika dibandingkan denga
pasien wanita yang tidak mengalami OA. Begitu juga penelitian yang
dilakukan oleh VAlderrabano melaporkan pasien dengan OA pada ankle
unilateral mengalami pengurangan kekuatan otot nya ketika di periksa
dengan elektromiografi.
Untuk selanjutnya dilakukan penelitian abnormalitas selular dari
otot yang mengalami kelelahan dan atrofi, beberapa penelitian
histology dan histokimia telah dilakukan. Pada biopsy yang dilakukan
pada manusia menunjukkan bahwasannya immobilisasi pada individu sehat
memicu terjadinya atrofi. Sehingga sangat ditekankan untuk melakukan
olah raga dalam pencegahan dan penanggulangan atrofi otot.
Olah Raga Bagi Penderita OA
Perlu di ketahui untuk pasien yang menderita OA, bahwasannya
tidak ada obat spesifik untuk menyembuhkan OA. Selama ini pengobatan
hanya di fokuskan
pada manajemen gejala yang timbul.
Menaggulangi Rasa sakit, perbaikan stabilitas sendi adalah tujuan utama dari terapi. Penelitian dilakukan dalam beberapa tahun terakhir memberikan data yang mendukung asumsi bahwa kelemahan otot dan atrofi otot dapat berkontribusi terjadinya OA.
Dengan demikian, rehabilitasi dan fisioterapi dianjurkan dengan maksud untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan
mobilitas.
Latihan harus dilakukan secara teratur untuk mengatasi atrofi otot. Rehabilitas difokuskan pada penguatan otot dan latihan peregangan atau aerobik dapat berupa jalan sehat,lari, atau berenang. Dalam sebuah penelitian, berenang telah terbukti kurang efisien dalam mengurangi rasa sakit dan meningkatkan fungsi otot dibandingkan jalan sehat atau lari. Aerobic terbukti dapat mengurangi gejala dalam jangka pendek pada pasien OA, khususnya OA sendi lutut, selain itu dapat menguatkan otot di sekitar lutut. Meskipun secara jangka panjang belum ada data penelitian yang tersedia.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Cadmus menyebutkan bahwasannya berenang hanya efektif pada OA dengan kelebihan berat badan. Berenang memungkinkan seseorang untuk bergerak secara lebih longgar dengan pengurangan rasa nyeri karena terbantu dengan adanya daya apung. Olah raga air dapat sebagai cara untuk menunjukkan bagian yang cacat. Setelah melihat beberapa penelitian yang dilakukan< brosceau menyimpulkan bahwasannya pengaruh latihan dengan mengunakan beban atau tidak
menggunakan beban dapat sama sama mengurangi nyeri dan memperbaiki fungsi sendi. Data menunjukkan peningkatan kecepatan berjalan sehingga beberapa peniliti berspekulasi bahwasannya kedua tipe terapi terapi tersebut dapat memperbaiki keseimbangan sendi dan rangsang prpioseptik penderita.
Selanjutnya dengan membandingkan pengaruh pelatihan dengan
menggunakan beban atau tidak menggunakan beban , pengembangan posisi
yang tepat dapat digunakan untuk menurunkan rasa nyeri dan meningkatkan
kekuatan otot. Sebuah penelitian terbaru menyebutkan bahwasannya olah
raga Tai Chi dapat digunakan sebagai salah satu metode terapi OA,
khususnya OA yang mengenai sendi lutut. Karena olah raga tai chi
mengkombinasikan kekuatan keseimbangan, flexibilitas. Dan kesimpulannya
dari keseluruhan progam pelatihan memiliki hasil yang baik dalam
mengurangi rasa nyeri, dan pebaikan fungsi fisik pada pasien yang
mengikuti olah raga Tai Chi.
Banyak literatur menunjukkan bahwasannya gejala OA mengalami perbaikan yang jelas pada pasien yang melakukan progam latihan aerobik, baik dalam hal pengurangan nyeri. Tetapi efek ini tidak akan tampak jika program latihan tidak dilakukan secara terus menerus. Dengan demikian, motivasi kepada pasien untuk melakukan latihan adalah penting. Banyak pasien yang nbsp;menderita OA menolak untuk melakukan olahraga dikarenakan sakit pada
persendia. Sehingga Dalam hal ini penggunaan obat penghilang rasa
sakit selama minggu pertama dari program latihan dapat membantu untuk
pergerakan sendi saat beolah raga karena rasa sakit yang timbul. Untuk kasus penyakit yang mengalami nyeri yang parah karena pasien obes, dapat dilakukan pada awal latihan dengan olah raga yang berbasis
air, Seperti berenang atau jogging dalam air yang dapat menyebabkan dilatihnya otot tanpa sendi mengalami pembebanan, sehingga nyeri dapat dikurangi.
(dr. Misbahudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar