Tubuh Kita
SESAK NAFAS
MENGENAL SESAK NAFAS
LEBIH DALAM
Sesak
napas atau dalam istilah medis sering disebut dispnea adalah perasaan sulit bernapas ditandai
dengan napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat
ditemukan pada penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit paru interstisial
atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru (emfisema,
bronkitis, asma), kecemasan
Sesak napas merupakan keluhan
subyektif (keluhan yang dirasakan oleh pasien) berupa rasa tidak nyaman, nyeri
atau sensasi berat, selama proses pernapasan. Pada sesak napas, frekuensi
pernapasan meningkat di atas 24 kali per menit. Sesak napas merupakan gejala dari suatu
penyakit serius yang tidak boleh diremehkan karena dapat menyebabkan kematian.
Oleh karena itu harus dicari penyebab awal dan segera diatasi.
Mekanisme terjadinya
sesak nafas
Hal-hal yang bisa menyebabkan sesak napas antara lain :
1. Faktor psikis.
2. Peningkatan kerja pernapasan.
·
Peningkatan ventilasi (Latihan jasmani, hiperkapnia,
hipoksia, asidosis metabolik).
·
Sifat fisik yang berubah ( Tahanan elastis paru
meningkat, tahanan elastis dinding toraks meningkat, peningkatan tahanan
bronkial).
3. Otot pernapasan yang abnormal.
·
Penyakit otot ( Kelemahan otot, kelumpuhan otot,
distrofi).
·
Fungsi mekanis otot pernafasan berkurang.
Semua penyebab sesak napas kembalinya adalah kepada lima
hal antara lain :
1. Oksigenasi jaringan menurun.
2. Kebutuhan oksigen meningkat.
3. Kerja pernapasan meningkat.
4. Rangsangan pada sistem saraf pusat.
5. Penyakit neuromuskuler.
Sesak napas dapat digolongkan
menjadi 2 kelompok besar berdasarkan penyebabnya, yaitu organik (adanya
kelainan pada organ tubuh) dan non organik (berupa gangguan
psikis yang tidak disertai kelainan fisik). Sesak napas organik tidak hanya disebabkan
oleh kelainan organ pernapasan, tetapi penyakit pada organ seperti jantung,
paru maupun ginjal dapat menyebabkan terjadinya keluhan sesak napas. Selain
karena kelainan organ, penyakit karena gangguan
metabolisme pada kelainan
ginjal, jantung, paru, dan kelainan metabolisme lainnya seperti diabetes,
dapat pula menimbulkan sesak napas.
Berbagai macam penyakit penyebab sesak nafas
PPOK
Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK) merupakan kelainan saluran pernapasan sering ditemukan.
Penyakit ini disebabkan oleh proses peradangan paru dan ditandai dengan
gangguan aliran udara dalam saluran pernapasan yang bersifat irreversible
(tidak dapat kembali kekeadaan semula). Gejala lain yang menyertai adalah batuk lama (kronik)
yang berdahak. Faktor resiko tonggi untuk menderita penyakit ini adalah
perokok, usia di atas 40 tahun, sering terpapar debu dan zat kimia dalam jumlah
banyak. Pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu roentgen dada, tes fungsi paru
dengan spirometri, pemeriksaan dahak (sputum), dan analisa gas darah. Cara
menangani penyakit ini adalah segera berhenti merokok pada orang perokok,
mengkonsumsi obat-obatan pelega pernapasan (bronkodilator), antiradang seperti pada
golongan steroid, dan antibiotik untuk mengatasi infeksi.
Asma
Sesak napas pada asma
muncul saat saluran pernapasan (bronkus) mengalami peradangan dan menyempit.
Gejalanya berupa sesak napas yang disertai bunyi napas tambahan yang tidak
normal seperti suara bersiul yang kasar, biasa disebut mengi (wheezing). Gejala
lainnya adalah batuk dan nyeri dada. Orang yang mempunyai riwayat asma dalam
keluarga memiliki rasiko tinggi untuk menderita penyakit ini. Selain itu pada
bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg dan orang yang sering terpapar
asap rokok, zat kimia dan polusi udar pun juga beresiko tinggi terkena asma.
Pemeriksaan dilakukan dengan tes fungsi paru dengan spirometri dan peak flow
meter. Asma tidak dapat disembuhkan tapi dapat dicegah dengan menghindari
hal-hal yang dapat memicunya jadi harus diketahui pasti zat yang dapat
merangsang serangan asma.
Penyakit infeksi paru
Penyakit infeksi paru
seperti pneumonia, TBC, flu babi, dan flu burung sering disertai dengan
gejala sesak napas. Selain itu pasien juga akan mengalami demam, batuk, nyeri
dada, dan badan lemas. Pada seseorang yang memiliki kekebalan tubuh rendah
seperti penderita HIV-AIDS, beresiko tinggi terkena penyakit infeksi paru. Bayi
dan orang berusia 65 tahun, perokok, dan orang yang sering bepergian ke negara
dengan angka kejadian kasus flu babi (influenza A/H1N1) yang tinggi, juga
beresiko tinggi mengalami infeksi paru. Pemeriksaan utama yang dilakukan untuk
kepastian kuman penyebab yaitu dengan pemeriksaan dahak (sputum). Foto roentgen
dada dan pemeriksaan laboratorium darah digunakan untuk menegakkan diagnosis.
Terapi dan obat yang diberikan tergantung dari penyebab infeksi paru tersebut.
Jika penyebabnya bakteri maka akan diberikan antibiotik, dan bila disebabkan
oleh virus maka akan diberikan antivirus. Lama pengobatan bervariasi,
tergantung penyebab dan kondisi pasien.
Emboli Paru
Emboli paru mempunyai
gejala utama sesak napas dengan onset akut. Gejala lain yang muncul termasuk nyeri dada pleuritik, batuk, hemoptisis, dan demam. Faktor
risiko meliputi deep vein thrombosis
(sumbatan pembuluh darah vena), operasi, kanker, dan riwayat tromboemboli sebelumnya.
Hal ini harus selalu dipertimbangkan
pada pasien dengan onset akut dari sesak napas
karena risiko kematian
yang tinggi walaupun diagnosis penyakit ini sulit. Pengobatan biasanya dengan antikoagulan untuk
mencegah sumbatan atau bekuan darah.
Gagal Jantung
Kelainan jantung yang
disertai keluhan sesak napas biasanya terjadi pada gagal jantung. Hal ini
disebabkan karena gangguan fungsi pompa jantung dalam mengisi dan memompa darah
dari paru, akibatnya terjadi penumpukan darah di paru (edema paru) dan
menyebabkan peningkatan tekanan pada pembuluh darah paru. Maka fungsi paru pun
terganggu dan terjadilah sesak napas. Keluhan sesak napas ini muncul saat
beraktivitas, misalnya naik tangga, yang akan membaik setelah beristirahat.
Jika tidak segera diatasi, keluhan tersebut dapat terus berlanjut walau pada
saat istirahat, yaitu ketika pasien tidur terlentang. Oleh karena itu pasien harus
tidur dengan banyak bantal menyangga kepala bahkan baru lega pada posisi
setengah duduk. Keluhan lainnya yaitu kaki yang membengkak. Untuk kepastian
diagnosis maka dilakukan pemeriksaan fisik, EKG, dan ekokardiografi. Obat yang
diberikan antara lain obat yang mengurangi beban jantung, misalnya golongan
diuretik.
Sindrom koroner akut
Sindrom koroner akut
sering menyebabkan ketidaknyamanan dada retrosternal dan kesulitan bernapas, namun
kadang-kadang
gejala yang muncul dapat hanya berupa sesak napas saja.
Faktor risiko penyakit ini meliputi usia
tua, merokok, hipertensi, hiperlipidemia,
dan diabetes. Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) dan enzim jantung
adalah penting baik untuk diagnosis
dan pengobatan. Pengobatannya
meliputi langkah-langkah
untuk mengurangi kebutuhan oksigen jantung dan upaya untuk meningkatkan aliran darah.
Penyakit Refluk
Gasteroesofageal (GERD)
Pada gangguan saluran
pencernaan bagian atas yaitu Gastro-Esophageal Reflux Disease (GERD) dan
dyspepsia, dapat terjadi keluhan sesak napas. Peningkatan asam lambung yang
kemudian naik dan masuk ke esophagus (kerongkongan), menimbulkan rasa sakit dan
nyeri terutama saat bernapas pada pasien penderita GERD. Sesak napas pada
dyspepsia timbul karena perut yang terisi penuh oleh gas dan angin menyebabkan
rasa kembung dan begah sehingga diafragma (otot pemisah antara rongga dada dan
perut) terdesak ke arah rongga dada. Untuk mengatasi sesak napas pada GERD,
diperlukan obat untuk menurunkan asam lambung. Penderita sesak napas pada GERD
harus segera dibawa ke dokter karena bila tidak segera diatasi dapat
menimbulkan penyakit kanker. Untuk dyspepsia diperlukan obat prokinetik (obat
untuk memperlancar gerakan saluran cerna) agar gas yang ada tidak terlalu
banyak dan proses pembukaan diafragma berkurang. Jika pemberian obat maag tidak
mengurangi keluhan maka pasien harus segera dibawa ke dokter untuk mendapat
pemeriksaan lanjutan karena dikuatirkan terjadi tukak lambung yang dapat
menimbulkan perdarahan saluran cerna.
Gangguan Metabolisme
Pada kelainan ginjal,
sesak napas terjadi karena adanya gangguan metabolisme keseimbangan asam-basa
yang menyebabkan darah menjadi lebih asam (asidosis). Penggunaan obat-obatan
diperlukan dan dilanjutkan dengan mengurangi cairannya. Kadang pasien
diharuskan pula untuk melakukan cuci darah. Pada diabetes, sesak napas terjadi
karena komplikasi asidosis diabetes. Darah menjadi asam sehingga tubuh
mengkompensasi dengan cara napas yang dalam dan cepat untuk mengeluarkan asam
di dalam darah. Pernapasan seperti ini disebut pernapasan kussmaul. Pengobatan
yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan cairan yang cukup, memperbaiki
kadar gulanya dan mengurangi kadar asam basa darah.
Semua sesak napas akibat
gangguan metabolisme dapat menyebabkan kematian, oleh karena itu pasien harus segera
dibawa ke dokter. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan sebelum mendapat
bantuan dokter yaitu dengan membebaskan jalan napas pasien bila ada gangguan,
melonggarkan segala hal yang menyulitkan pernapasan, menjaga posisi tubuh
pasien agar tidak menutup jalan napas. Jangan memberikan makanan dan minuman
pada pasien jika sedang terjadi sesak napas.
Penyakit sesak nafas
lainnya
Penyakit-penyakit lain yang mempunyai gejala sesak napas diantaranya tamponade jantung, anemia, anafilaksis, penyakit paru interstitial,
serangan panik atau cemas, hipertensi pulmonal dan lain-lain. Tamponade
jantung mempunyai gejala dispnea, takikardia, tekanan vena jugularis meningkat, dan
pulsus paradoksus. Anemia, yang berkembang secara bertahap, biasanya juga
mempunyai gejala sesak nafas, kelelahan,
kelemahan, dan takikardia. Hal ini dapat menyebabkan gagal jantung. Sesak pada anafilaksis biasanya dimulai
selama beberapa menit dengan onset akut. Gejala lain termasuk
urtikaria, tenggorokan bengkak, dan
gangguan pencernaan. Pengobatan
utama adalah epinefrin.
Serangan panik biasanya hadir dengan hiperventilasi,
berkeringat, dan mati rasa, namun hal tersebut merupakan diagnosis eksklusi. Sekitar 2 / 3 dari wanita mengalami sesak napas
sebagai bagian dari kehamilan normal. Kelainan neurologis seperti cidera tulang belakang, cidera
saraf diafragma, sindrom Guillain-Barre, amyotrophic
lateral sclerosis, multiple sclerosis dan distrofi otot semua dapat menyebabkan individu mengalami sesak
napas. (dr. Safir Sungkar)
Assalamu'alaikum wrwb.
BalasHapussalam kenal
nama saya Inggit usia saya 22
saya sering mengalami sesak nafas saat beraktifitas, berjlan cepat dan naik turun tangga.
yang ingin saya tanyakan adalah apa penyebab dari hal tersebut. karena jika sudah merasa sesak saya aka mersa lelas dan terengah-engah. dada sakit dan kepala menjadi pusing.
terima kasih atas jawab dan perhatiaanya