Anak Sehat
KELAINAN JANTUNG ANAK
Kelainan
jantung pada anak dapat dibagi menjadi dua golongan , yaitu :
- 1) Penyakit jantung bawaan
- 2) Penyakit jantung didapat
PENYAKIT
JANTUNG BAWAAN ( PJB )
Yang
dimaksud dengan penyakit jantung bawaan ialah kelainan susunan jantung ,
mungkin sudah terdapat sejak lahir . Kata “susunan” berarti menyingkirkan aritmia
jantung , sedangkan kata “mungkin” sudah terdapat sejak lahir berarti tidak
selalu dapat ditemukan selama beberapa minggu atau bulan setelah lahir .
Sampai
20 tahun terakhir , penyakit jantung reumatik - yang termasuk dalam kelompok
penyakit jantung didapat - ditemukan terbanyak pada anak . Namun kini penyakit
jantung bawaanlah yang terbanyak didapat di negeri yang sudah maju . Bayi
dengan kelainan jantung bawaan dimana
pada 20 tahun yang lalu meninggal , kini dapat ditolong dengan operasi .
Frekuensi
PJB bervariasi pada bermacam-macam umur . Terbanyak pada masa bayi dan
prasekolah ; kelainan ini merupakan persentase terkecil pada kelainan jantung
orang dewasa . Kerrebijn menyatakan bahwa kematian pada bayi lahir dengan PJB
adalah 80% pada umur tahun pertama ,
sepertiga daripada jumlah ini meninggal pada minggu pertama dan separuhnya pada
umur satu atau dua bulan pertama . Frekuensi macam-macam kelainan sulit
ditentukan dengan pasti secara teliti , oleh karena beberapa hal antara lain
karena untuk pemastian diagnosis diperlukan kateterisasi , operasi , atau
autopsy . Umumnya terbanyak defek septum ventrikel ( VSD ) , kemudian menyusul
VSD + PS ( Stenosis Pulmonal ) , ASD ( defek septum atrium ) , PDA ( duktus
arteriosus persisten) , koarktasio aorta , PS ( stenosis pulmonal ) , AS (
stenosis aorta ) , TGA ( transposisi arteri-arteri besar ), TF ( tetralogi fallot ) .
Cara
pembagian PJB bergantung sekali pada pendapat mengenai kelainan bentuk bawaan .
Jika pembagian berdasarkan pada anatomi , maka PJB dibagi menjadi ;
- a. Kelainan aorta ( koarktasio aorta , kelainan arkus aorta , cincin aprta , PDA , aortic pulmonary window , kelainan basis aorta dan pembuluh darah koroner )
- b. Kelainan arteri pulmonalis (dari distal ke proksimal) : kelainan pada vascular bed , stenosis arteria pulmonalis , aplasia salah satu cabang arteri pulmonalis , PS valvular , ketiadaan bawaan katup pulmonal .
- c. Kelainan katup atrioventrikular ( septum , atrium , ventrikel , system vena )
Dari
segi prinsip fisiologis , kerja yang dihasilkan jantung ialah beban volume dan
beban tekanan dan berdasarkan ini dapatlah dibuat pembagian PJB , yaitu golongan yang dipengaruhi oleh : 1.
Beban tekanan saja. 2.beban volume saja . 3. Kombinasi beban tekanan dan beban
volume . Contoh : Stenosis aorta (AS) menyebabkan obstruksi pada aliran ke luar
ventrikel kiri . Untuk mengatasi obstruksi ini maka tekanan ventrikel kiri
harus tinggi . AS merupakan beban tekanan pada jantung bagian kiri. Sebaliknya
pada ASD , adanya pirau kiri ke kanan menimbulkan membesarnya volume pada
ventrikel kanan dan atrium kanan ; ASD merupakan suatu beban volume pada
jantung bagian kanan . Dengan pembagian fisiologis ini lebih kurang 75% PJB
dapat digolongkan . Titik berat pembagian ini berdasarkan ; 1. Obstruksi akibat
kelainan bentuk katup atau jalan keluar ventrikel . 2 . Kelainan antara paru
dengan bagian sirkulasi badan lain .
PJB
merupakan kelainan yang disebabkan oleh
gangguan perkembangan system kardiovaskular pada masa embryo . Terdapat
peranan factor endogen dan eksogen . Masih disangsikan apakah tidak ada factor
lain yang mempengaruhinya . Factor tersebut adalah ;
- 1) Lingkungan
Diferensiasi bentuk jantung lengkap pada akhir
bulan kedua kehamilan . Faktor penyebab PJB terutama terdapat selama dua bulan
pertama kehamilan ialah adanya penyakit rubella pada ibu dan penyakit virus
lain , pemakaian talidomid , radiasi . Hipoksia juga dapat menjadi penyebab PDA
.
- 2) Hereditas
` Factor genetic mungkin memegang peranan
kecil saja , sedangkan kelainan kromosom biasanya tidak terdapat . Walaupun
demikian , beberapa keluarga yang mempunyai insidens PJB tinggi , jenis PJB
yang sama terdapat pada anggota keluarga yang sama . Kelainan jantung
kadang-kadang berhubungan dengan jenis kelamin , sebabnya adalah kelainan
genetic . Pada anak laki-laki banyak terdapat AS , koarktasio aorta , TPGV , TF
, sedangkan anak perempuan PDA , ASD , dan PS .
Kemungkinan
terjadi PJB mungkin dapat dikurangi dengan meniadakan berbagai factor di atas
pada ibu hamil . Viremia pada rubella dapat menetap selama beberapa minggu
sesudah infeksi rubella . Sebaiknya diberikan globulin gama dalam 10 hari
setelah infeksi tersebut , mungkin hal ini dapat melindungi . Pada kehamilan
muda sedapat-dapatnya jangan makan obat jika tidak perlu sekali , karena tidak
dapat dipastika bahaya obat itu . Pemeriksaan radiologis rutin semasa hamil
dilarang .
PENYAKIT
JANTUNG DIDAPAT
Yang
termasuk dalam penyakit jantung didapat adalah demam reumatik dan penyakit
jantung reumatik . Kedua penyakit ini dapat dicegah . Peran serta masyarakat
berupa kesadaran akan pentingnya kesehatan dan perbaikan keadaan lingkungan
benar-benar diperlukan dalam menanggulangi penyakit ini .
Demam
reumatik adalah sindrom klinis sebagai akibat infeksi beta-streptococcus
hemolyticus grup A, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu poliartritis
migrans akut , karditis , korea minor , nodul subkutan dan erotema marginatum .
Kedua
penyakit ini masih merupakan masalah penting bagi negara-negara yang sedang
berkembang , seperti Indonesia , India, negara-negara Afrika , bahkan di beberapa bagian benua
Amerika . Hanya di beberapa negara saja demam reumatik sudah sangat sedikit
ditemukan , seperti di Negara-negara Skandinavia . Insidens yang sebenarnya
sangat sukar ditentukan , karena penyakit ini bukan merupakan penyakit yang
harus dilaporkan , serta tidak adanya keseragaman dalam kriteria diagnosis .
Di
negara-negara yang sudah maju , insidens demam reumatik baik berupa serangan
pertama maupun serangan ulangan telah menurun dengan tajam dalam 30-40 tahun
terakhir ini . Demikian pula beratnya penyakit serta angka kematian juga telah
berubah . Perbaikan yang terus menerus dalam keadaan social ekonomi , hygiene,
penggunaan obat anti streptokok serta mungkin perubahan yang terjadi pada
kumannya sendiri telah menurunkan angka kejadian demamreumatik . Di
negara-negara yang mencatat demam reumatik dan penyakit jantung reumatik , pada
umumnya dilaporkan 10-30 kasus baru setiap 10.000 penduduk setiap tahun.
Seperti
halnya penyakit lain , demam reumatik merupakan akibat dari interaksi individu
, penyebab penyakit dan faktor lingkungan. Penyakit ini berhubungan sangat erat
dengan infeksi saluran nafas bagian atas oleh beta-Streptococcuc hemolyticus
grup A . Berbeda dengan glomerulonephritis yang berhubungan dengan infeksi
Streptokokus di kulit maupun saluran nafas , demam reumatik agaknya tidak
berhubungan dengan infeksi Streptococcus di kulit .
Factor-faktor
predisposisi yang berpengaruh pada timblnya demam reumatik dan penyakit jantung
reumatik terdapat pada individunya sendiri serta pada keadaan lingkungan .
Berikut beberapa factor predisposisi tersebut ;
1) Genetic
Banyak demam
reumatik / penyakit jantung reumatik
yang terjadi pada satu keluarga maupun pada anak-anak kembar . Meskipun
pengetahuan tentang factor genetic pada demam reumatik ini tidak lengkap ,
namun pada umumnya disetujui bahwa ada factor keturunan pada demam reumatik ini
, sedangkan cara penurunannya belum dapat dipastikan .
2) Jenis
kelamin
Dahulu sering
dinyatakan bahwa demam reumatik lebih sering didapatkan pada anak wanita
dibandingkan dengan anak laki-laki. Tetapi data yang lebih besar menunjukkan
tidak ada perbedaan jenis kelamin , meskipun manifestasi tertentu mungkin lebih
sering ditemukan pada salah satu jenis kelamin . Misalnya gejala korea ( yaitu
gerakan-gerakan cepat , bilateral , tanpa tujuan dan sukar dikendalikan,
seringkali disertai kelemahan otot ) jauh lebih sering ditemukan pada wanita
daripada laki-laki .
Kelainan katup
sebagai gejala sisa penyakit jantung reumatik juga menunjukkan perbedaan jenis
kelamin . Pada orang dewasa gejala sisa berupa stenosis mitral lebih sering
didapatkan pada wanita , sedangkan insufisiensi aorta lebih sering ditemukan
pada laki-laki .
3) Golongan
etnik dan ras
Data di
Amerika utara menunjukkan bahwa serangan pertama maupun ulang demam reumatik
lebih sering didapatkan pada orang kulit hitam dibandingkan orang kulit putih .
Tetapi data ini harus dinilai dengan hati-hati , sebab mungkin pelbagai factor
lingkungan yang berbeda pada kedua golongan tersebut ikut berperan atau bahkan
merupakan sebab yang sebenarnya .Yang telah dicatat dengan jelas ialah
terjadinya stenosis mitral . Di negara-negara barat umumnya stenosis mitral
terjadi bertahun-tahun setelah serangan penyakit jantung reumatik akut . Tetapi
data di India menunjukkan bahwa stenosis mitral organic yang berat seringkali
sudah terjadi dalam waktu yang relative singkat , hanya 6 bulan - 3 tahun
setelah serangan pertama .
4) Umur
Umur agaknya
merupakan factor predisposisi terpenting pada timbulnya demam reumatik/penyakit
jantung reumatik . Penyakit ini paling sering mengenai anak berumur antara 5-15
tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun . Tidak biasa ditemukan pada anak umur
3-5 tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun
. Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan insidens infeksi Streptokokus
pada anak usia sekolah .
(
BERSAMBUNG , INSYA ALLOH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar