First Aid
GANGGUAN SIRKULASI DARAH
Pada  tulisan  edisi ini kita akan bersama belajar apa yang disebut sebagai  gangguan sirkulasi sirkulasi darah. Nampaknya sulit kita pahami istilah  ini, namun sebenarnya istilah-istilah yang sering kita dengar seperti :  pingsan, stroke, mati mendadak, serangan jantung dan lain-lain yang  semisal, pada dasarnya berhubungan dengan gangguan sirkulasi darah. Maka  kita sebagai first aider sebelum memberikan pertolongan dan bantuan  hidup dasar, baik apabila kita mengetahui dasar-dasar bekerjanya  sirkulasi darah dalam tubuh dan akibat apa yang terjadi bila dalam  sirkulasi darah tadi terjadi gangguan. Dua hal yang akan kita ketahui  bersama yang terpenting adalah darah dan pembuluh darah (blood vassel)  bagaimana komposisi masing-masing dan pola kerja kedua organ tadi.
Darah  dalam tubuh dapat beredar dikarenakan ada pemompaan yang dilakukan oleh  jantung. Jantung senantiasa memompa darah dan tak pernah berhenti  memompa sampai saatnya terjadi kematian. Pemompaan darah ini akan  berjalan lancer jika didukung oleh kwalitas pembuluh darah yang baik,  dimana pembuluh darah ini kita ibaratkan sebagai “pipa-pipa” pendukung  mengalirnya darah. Darah dipompa keluar dari jantung hingga mencapai  sel-sel dan jaringan diseluruh tubuh, dan selanjutnya kembali ke jantung   setelah melewati aliran jantung –paru untuk direoksigenasi, sehingga  darah kembali ke jantung dalam keadaan kaya oksigen. Nah untuk  terjadinya mekanisme diatas, terdapat beberapa factor yang mempengaruhi  sirkulasi darah yang perlu kita ketahui, antara lain:
- Volume darah dan kwalitas darah yang beredar dalam system peredaran darah.
 - Kekuatan pemompaan dimana darah akan diedarkan.
 - Kondisi kesehatan jantung dan pembuluh darah, kedua hal ini menentukan aliran darah dalam tubuh.
 
Jika  salah satu dari ketiga  hal tadi terdapat masalah, maka akan  menimbulkan gangguan sirkulasi darah. Marilah bersama-sama kita  perhatikan satu persatu. Kita mulai dari kwalitas darah. Darah yang  berwarna merah sebenarnya tersusun dari berbagai komponen yang bekerja  dan mempunyai tugas sendiri-sendiri. Darah yang sering diambil oleh  petugas kesehatan dan berwarna merah jika lama kita diamkan maka akan  terpisah menjadi dua bagian. Satu bagian berwarna cair kuning transparan  sering kita sebut dengan plasma yang di dlamnya terhimpun  berbagai zat  seperti sel darah merah, sel darah putih, trombosit dan masih banyak   protein lain yang terkandung. Sedang bagian lain mengendap kita kenal  dengan serum darah/sel darah. Sel darah merah sering disebut dengan  istilah Haemoglobine kita ketahui  sebagai pembawa oksigen , sedang sel  darah putih sebagai pelindung terhadap penyakit (infeksi), dan trombosit  kita kenal sebagai zat pembekuan darah.
Pada  orang dewasa, rata-rata volume darah yang beredar dalam tubuh berkisar 6  liter darah. Karena darah beredar / bersirkulasi dalam tubuh, tentunya  diperlukan tekanan jantung yang cukup untuk memompa darah-darah tadi  sehingga dapat mencapai seluruh area tubuh hingga sel-sel tubuh yang  teramat kecil. Bagaimana supaya darah dapat mencapai bagian terkecil sel  tubuh? Jawabnya jelas, yaitu tergantung dari tekanan darah (pemompaan  jantung) dan kwalitas pembuluh darah sebagai jalan darah untuk mencapai  sel tubuh tadi. Apabila tekanan darah terlalu rendah, tentu darah tak  dapat mencapai area yang diinginkan, seperti dalam kondisi kehilangan  darah yang terlalu banyak (contoh: karena patah tulang, persalinan  abnormal, perlukaan dalam dll), maka organ-organ tubuh yang penting  tidak akan berfungsi secara  baik, dan akan terjadi tanda-tanda  penurunan kesadaran (shock). Dan ini adalah salah satu bentuk dari tanda  terjadinya gangguan sirkulasi darah karena tekanan terlalu rendah.
Sebaliknya,  apa yang akan terjadi bila tekanan terlalu tinggi? Jika tekanan darah  terlalu tinggi dan biasanya disertai dengan pembuluh darah yang terlalu  kaku karena tebal lemaknya, maka akan terjadi pecahnya pembuluh darah  dan hal ini akan menyebabkan terjadinya perdarahan organ dalam tubuh.  Salah satu contoh dapat kita temukan pada penderita stroke, dimana  penderita stroke mengalami perdarahan dalam di bagian otak. Tentunya  perdarahan ini tak dapat kita lihat, kecuali dengan peralatan medis yang  canggih.
Kapan  kondisi sirkulasi darah akan menurun fungsinya? Dengan bertambah usia  seseorang, kondisi pembuluh darah akan mengalami penurunan/ memburuk  kondisinya. Kondisi ini akan berkontribusi dalam pembentukan  bekuan-bekuan kecil (clot/thrombus). Karena terdapat bekuan-bekuan  kecil, bekuan ini akan mempersempit luas penampang pembuluh darah,  padahal sebelumnya kondisi pembuluh darah juga sudah terdapat  deposit-deposit lemak yang banyak menempel pada dinding pembuluh darah,  dengan demikian kondisi  pembuluh darah akan semakin buruk. Terjadinya  gangguan sirkulasi darah dimulai dari hal ini, ketika thrombus tadi  menyumbat di bagian otak akan terjadi stroke, dan ketika terbawa hingga  ke paru, juga akan menyumbat paru, terjadilah sumbatan di paru yang  biasanya di tandai dengan sesak napas hebat yang tak segera berhenti.
Trombus  yang berhenti di otak dan paru sudah kita uraikan secara ringkas .  Sekarang bagaimana halnya jika thrombus ini menyumbat pembuluh darah  jantung? Pembuluh darah jantung, seperti pembuluh darah lainnya juga  dapat mengalami penyempitan, sehingga darah yang disuplaikan pun akan  mengecil volumenya. Suplai darah yang kurang ini  akan menyebabkan  terjadinya serangan jantung, diantaranya penderita mengeluh nyeri dada  yang hebat (angina pectoris) dan sesak napas. Kondisi ini yang disebut  dengan  serangan jantung, tak jarang karena hebatnya serangan jantung  ini penderita bisa meninggal mendadak. Demikianlah sekilas tentang  proses terjadinya gangguan sirkulasi darah. (Heru Pujihastono, S. Kep)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar