DARK SIDE
Berpakaian seragam rapi, penuh wibawa. Tidak akan pernah terbersit di benak siapapun jika orang tersebut adalah pecundang. Kotor, licik, suka menyakiti, senang menyiksa, gemar berzina, tukang peras, korup, dan tindakan lain yang anti sosial.
Bersurban putih, memakai jubah putih, kening berwarna kehitaman, berjenggot, tubuhnya selalu wangi, murah senyum. Setiap orang pasti akan menilai dia seorang yang baik, shalih, pembawa panji kebenaran. Namun, sisi gelapnya adalah seorang yang penuh hawa nafsu, nafsu berkuasa, nafsu wanita, dan nafsu harta, menjual ayat dengan harga murah, dan sanggup bekerjasama dengan musuh Islam untuk memerangi Islam. Tidak lebih dari seorang munafik.
“Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.” (Ghafir : 28).
“Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta.” (Adz-Dzariyat: 10).
“Sesungguhnya dusta itu menuntun kepada kedurhakaan, dan kedurhakaan itu menuntun kepada neraka. Seorang senantiasa berdusta hingga tercatatlah ia di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Adapun orang yang ditusuk rahang bawahnya hingga ke tengkuknya, lubang hidungnya hingga ke tengkuknya, dan matanya hingga ke tengkuknya adalah seorang yang keluar dari rumahnya lalu ia berdusta dan kedustaannya tersebar sampai ke seluruh penjuru bumi.” (HR. Bukhari).
“Seorang muslim berkarakter apa saja selain khianat dan dusta.”
“Orang yang membesar-besarkan sesuatu yang tidak ia miliki, bagaikan orang yang mengenakan dua pakaian dusta.” (HR. Muslim).
Berdusta kepada manusia itu terbagi menjadi dua. Pertama, ia berdusta dengan menampakkan bahwa dirinya adalah orang yang baik, bertakwa, dan beriman, padahal kenyataannya tidaklah demikian.
“Diantara manusia ada yang mengatakan, “Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhir”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.” (Al Baqarah 8).
Mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongannya, sedangkan mereka mengetahuinya. Merekalah orang-orang munafik, yaitu yang paling banyak berdusta kepada manusia di dalam pengakuan keimanan mereka.
Kedua, berbohong ketika berbicara dengan orang lain. Orang yang berbicara itu memiliki beberapa kemungkinan. Ia mengetahui sesuatu yang ia ketahui dengan ilmunya. Ia memutarbalikkan fakta. Ia mengikuti sesuatu yang tidak ia ketahui ilmu dan fakta yang sebenarnya.
Sisi gelap selayaknya tidak ada dalam sisi kehidupan seorang muslim. Maka terangilah kehidupan anda dengan kejujuran.
“Dan hendaknya kalian berlaku jujur, sesungguhnya jujur itu menuntun kepada kebaikan dan kebaikan menuntun kepada surga.” (HR. Bukhari).
(dr. Sunardi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar