Sebenarnya jika diurut sejak edisi pertama majalah kesehatan Hilal Ahmar, maka kami telah menjelaskan tentang Hilal Ahmar Solo. Namun, karena perkembangan dan pertumbuhan Hilal Ahmar Solo, maka banyak hal yang perlu kami ulang , supaya tidak ada kebingungan para pembaca dan masyarakat.
Bermula dari sebuah kegalauan akan sistem kesehatan yang dipraktikkan di Indonesia. Menurut pandangan kami, sistem kesehatan ini tidak berpihak kepada pasien. Sebagai sebuah pelayanan publik (masyarakat), maka sudah seharusnya dibangun sebuah sistem yang murah, mudah, dan terjangkau semua kalangan masyarakat. Inti dari pelayanan kesehatan di Indonesia yang kami risaukan, adalah pembayaran tunai (cash payment). Ini kami gelisahkan pada akhir tahun 2000.
Setelah melakukan serangkaian diskusi dengan para teman sejawat, maka kami sepakat untuk mencoba mendirikan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang fokus kepada kesehatan. Karena sistem kesehatan ini regulasinya dimonopoli negara, maka tidak mungkin kami melakukan perubahan peraturan sistem kesehatan nasional. Upaya yang kami tempuh adalah mencoba masuk kedalam penyediaan sebuah sistem pelayanan yang bisa dilakukan oleh pihak masyarakat dengan bentuk bukan pembayaran tunai.
Kami negosiasi dengan lembaga amil zakat untuk pendanaan. Berembug dengan teman sejawat untuk kesediaannya melayani masyarakat. Silaturahmi ke alim ulama untuk mendapat argumentasi yang kuat dari sisi ajaran Islam. Serta berkunjung kepada orang yang Allah telah menitipkan harta kepadanya. Dari gabungan unsur ini maka kami mencoba melangkah melakukan pelayanan kesehatan secara Cuma-Cuma kepada masyarakat.
Inilah awal kiprah Hilal Ahmar Solo. Kami sengaja memberi nama ini, karena tidak ada larangan dari Kementrian Hukum dan Ham RI, ketika nama ini kami ajukan dalam akte notaris dan disahkan oleh Kementrian Hukum dan Ham RI. Istilah Hilal Ahmar dari kata hilal yang berarti bulan sabit dan ahmar yang berarti merah . Namun kami tidak mau berpolemik tentang arti nama itu, sehingga kami tidak menerjemahkan istilah tersebut. Solo berarti nama tidak resmi sebuah kota bernama Surakarta, atau nama sebuah kawasan di wilayah Surakarta dan sekitarnya, seperti aliran Bengawan Solo, dari Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Surakarta, Karanganyar, dan Sragen. Solo juga bisa bermakna satu.
Dari gagasan yang menginginkan terbentuknya sebuah sistem pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat dan sesuai dengan contoh yang dilakukan ketika Islam berjaya, maka kami terus menerus melakukan kampanye gagasan ini kepada semua kalangan. Tidak mudah. Berbagi ide ini kepada banyak orang. Kesehatan masih dianggap sebagai perdagangan. Yang cara menghitungnya sangat sederhana, untung dan rugi. Dari paradigma ini maka sudah bisa dibayangkan bagaimana sistem kesehatan nasional dibangun.
Banyak dari pihak alim dan orang kaya, juga terkejut ketika kami paparkan bagaimana di jaman khalifah Islam dulu sebuah sistem kesehatan dibangun. Yang banyak dibaca dari jaman Kekhalifahan Islam adalah perluasan wilayah, pertikaian politiknya, keunggulan armada perangnya, dan perbedaan mazhab. Sehingga umat Islam hanya melihat pergantian dinasti, tokoh-tokoh perang (mujahidin), alat persenjataan, dan perdebatan ahli fikih. Sedangkan kemajuan di bidang kesehatan tidak pernah disebarkan. Padahal salah satu unsur pelayanan publik inilah yang menjadikan negara Khalifah Islam sejahtera.
Sistem kesehatan Islam yang dibangun ketika Islam berjaya meletakkan pelayanan kesehatan sebagai hak dan kewajiban sektor publik. Dari segi pendanaan dikeluarkan dari baitul mal (Kas Perbendaharaan Negara) saat itu. Berasal dari berbagai sumber yang halal seperti zakat, rampasan perang, waqf, infaq, dan lain-lain. Sedangkan penyedia pelayanan kesehatan berupa rumah sakit akan memberikan pelayanan secara bebas biaya bagi seluruh warga negara tanpa kecuali, karena seluruh pembiayaan sudah ditanggung oleh baitul mal.
Saat itu siklus pelayanan kesehatan bermula dari pendidikan dokter yang diselenggarakan di rumah sakit yang seluruh pendanaan ditanggung baitul mal. Kemudian diadakan pengujian atau sertifikasi bagi dokter untuk berpraktik. Setelah itu para dokter bekerja di rumah sakit yang bebas biaya dengan gaji yang cukup. Para guru besar kedokteran melakukan berbagai penelitian dan menerbitkan banyak buku yang terkait dengan kemajuan di bidang kedokteran. Serta penemuan berbagai alat dan obat yang mampu mengatasi penyakit pada saat itu. Ada dewan hisbah yang mengawasi kompetensi para dokter. Dan penyebaran pelayanan kesehatan ke seluruh wilayah dan sektor.
Sekarang, siklus itu berubah karena paradigma kesehatan sebagai komoditas perdagangan. Pendidikan dokter menelan biaya yang paling mahal dibanding kuliah jurusan lain. Rumah sakit memberi tarif sesuai dengan kehendak pemilik modal baik untuk jasa, obat dan kamar yang semuanya itu membebani pasien. Kemudian penelitian dan penemuan terbaru di bidang kedokteran hampir seluruhnya diimpor dari Barat, sehingga harganya mahal.
Paradigma yang kami usung adalah, "Kesehatan bukan merupakan komoditas yang diperdagangkan, melainkan sebuah hak dan kewajiban sektor publik." Ini pilihan jalan hidup Hilal Ahmar Solo. Melayani tanpa memilih, mengobati tanpa imbalan.
Untuk mewujudkannya kami mencoba membagi menjadi beberapa unit kegiatan. Unit bhakti sosial/klinik berjalan pengobatan gratis. Unit majalah kesehatan Islam Hilal Ahmar. Unit penerbitan buku bernama Hilal Ahmar Press. Dan Unit penanggulangan bencana bernama HASI (Hilal Ahmar Society Indonesia).
Unit bhakti sosial/klinik berjalan pengobatan gratis menyelenggarakan kegiatan berupa pelayanan pengobatan secara bebas biaya baik di kantor maupun di tempat lain seperti masjid, sekolah-sekolah, balai kampung, pondok pesantren, dan lain-lain. Untuk kelancaran pelayanan ini dibantu dengan tersedianya ambulance Hilal Ahmar. Kami melakukan kegiatan ini setiap hari, dengan tenaga medis yang berganti-ganti.
Wilayah utama cakupan kegiatan meliputi Solo Raya (Wonogiri, Sukoharjo, Surakarta, Klaten, Boyolali, Karanganyar, dan Sragen) sedangkan wilayah tambahan yang lebih jauh sesuai dengan yang membutuhkan. Dari kegiatan ini sudah ratusan ribu pasien kita layani. Selain itu setiap tahun kami juga melakukan kegiatan khitanan masal di berbagai tempat. Sudah ribuan anak telah kami khitan. Unit inilah yang kedepan akan mencoba merencanakan pembangunan Klinik Rawat Inap Pratama Hilal Ahmar di wilayah Sukoharjo (Jawa Tengah).
Unit majalah kesehatan Islam Hilal Ahmar melakukan kegiatan berupa penerbitan majalah yang berisi tentang kesehatan berfungsi sebagai penyuluhan dan edukasi bagi pembaca dan masyarakat. Terbit setiap bulan sekali. Sampai tulisan ini dimuat telah terbit sebanyak 63 edisi. Majalah ini didistribusikan dalam bentuk penyebaran secara komunitas, bukan komersial.
Unit penerbitan buku bernama Hilal Ahmar Press, berfungsi untuk menerbitkan sebuah buku yang menjelaskan pandangan kita tentang kesehatan. Buku perdana yang kami terbitkan berjudul "Revolusi Ilmuwan Muslim bagi Dunia Kedokteran".
Unit penanggulangan bencana bernama HASI (Hilal Ahmar Society Indonesia). Kami melakukan kegiatan penanggulangan bencana baik bersifat lokal, nasional maupun internasional. Sedangkan jenis bencana mencakup bencana alam (natural disaster) dan bencana karena buatan manusia (man made disaster). Untuk kegiatan penanggulangan bencana alam kami telah melaksanakan kegiatan pada tahun 2006 pada waktu terjadi bencana gempa di Yogyakarta dan Klaten (Jawa Tengah). Pada tahun 2008 ketika terjadi bencana banjir Bengawan Solo di wilayah Surakarta dan sekitarnya. Pada tahun 2009 ketika terjadi bencana gempa di Tasikmalaya dan sekitarnya. Dan juga gempa di Sumatera Barat (2009). Serta bencana meletusnya gunung Merapi di Jawa Tengah dan DIY (2010). Kemudian bencana yang bersifat karena buatan manusia (man made disaster) kami mengirim tim ke Gaza, Palestina (2010) setelah terjadi serangan dari pihak Israel kepada penduduk Gaza. Kemudian melakukan pengiriman tim untuk assesmen pembangunan Bank Darah Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina (2010/2011). Pengiriman tim untuk kampanye damai Global March to Jerusalem (GMJ) pada tahun 2012 di Yordania. Dan pengiriman tim relawan kemanusiaan untuk membantu kaum muslim Suriah korban konflik bersenjata antara penduduk muslim Suriah dengan penguasa dzalim Bashar Assad (2012/2013).
Karena unit ini bersifat kerja nasional dan internasional, maka kami membuka perwakilan unit ini (HASI) di Jakarta. Guna memudahkan unit ini bekerja efektif dan optimal. Perwakilan Jakarta di dikoordinasikan oleh pengurus kami yang telah berpengalaman terjun ke wilayah bencana bersifat nasional dan internasional. Karena salah satu tugasnya membangun hubungan dengan NGO/LSM lain yang bersifat nasional dan internasional.
Karena tujuan dan kepentingan bersama, maka kami terbuka terjadinya networking dengan teman sejawat kami di wilayah lain untuk membuka Lembaga Swadaya sejenis yang bernama Hilal Ahmar, baik di Jakarta, Lampung, Yogyakarta, Semarang dan Surabaya. Ikatan kerja bersifat networking. Kami memiliki tujuan bersama untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan secara bebas biaya bagi masyarakat. Sementara untuk penanggulangan bencana, semua relawan di masing-masing LSM/NGO bisa bersama-sama bekerja dalam koordinasi HASI.
Demikian sekilas perjalanan Hilal Ahmar Solo dan unit kerjanya. Semoga bermanfaat. (dr. Sunardi)
Majalah Hilal Ahmar | 63/IX/FEB2013 | Sepotong Kata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar