Kebiasaan masyarakat Indonesia ketika dia sakit, adalah mengutakanan obat warung ketimbang pergi ke dokter. Memang selain ongkos dokter harga yang mahal, obat yang diberikan pun jauh lebih mahal ketimbang obat warung.
Yang lebih parah lagi, tanpa mengetahui dosis dan sakit yang dideritanya, banyak masyarakat yang menyimpulkan sendiri penyakitnya sehingga dengan sembarang pula membeli obat yang dijual secara bebas di warung.
Sebenarnya apakah tindakan tersebut sudah benar? Lalu, apa sajakah yang dimaksud dengan obat warung? Menurut informasi yang kami kutip dari http://www.spesialis.info, dijelaskan kalau obat yang dijual bebas di warung saat ini masih belum banyak yang mencantumkan informasi selengkapnya mengenai kandungan obat tersebut. Bahkan, hingga saat ini pengawasan yang dijalankan pemerintah pun belum dapat dilakukan secara maksimal.
Lebih lanjut situs tersebut mengatakan, tahukah anda apakah obat warung itu? Obat warung adalah istilah yang biasa diberikan bagi obat-obatan yang bisa dibeli bebas dan tidak membutuhkan preskripsi dari ahli medis profesional (dokter). Obat-obatan semacam ini bisa diperoleh di warung, supermarket, minimarket, apotik, dan hampir semua toko barang kebutuhan sehari-hari. Istilah kerennya adalah obat over the counter atau OTC, karena obat semacam ini ada di setiap etalase toko-toko pada umumnya.
Bukan rahasia lagi saat ini perusahaan farmasi baik yang berskala nasional maupun internasional mulai berlomba untuk menjaring konsumennya pada pasar obat warung. Karena terbukti obat-obatan semacam itu mampu mendobrak penjualan sejumlah perusahaan farmasi. Coba saja lihat porsi yang disediakan mereka untuk beriklan di media cetak atau elektronik.
Termasuk dalam produk OTC tersebut di antaranya adalah obat-obatan seperti obat pereda gejala flu, obat sakit kepala, obat penghilang nyeri, obat batuk, obat masuk angin, obat 'kuat', aneka macam jamu, sampai produk makanan dan minuman suplemen dan lain sebagainya. Persaingan promosi oleh produsen obat-obatan itu juga kian gencar, terutama untuk produk yang memiliki pangsa pasar yang sama seperti sakit kepala, flu, batuk pilek.
Mengapa Memilih Obat Warung?
Obat warung jauh lebih murah serta mudah dibeli karena tak perlu resep dokter. Mereka yang mengkonsumsi obat warung tersebut juga rata-rata yakin bahwa obat tersebut tidak menimbulkan efek samping. Fenomena ini muncul karena biaya kesehatan kian mahal. Sebagian masyarakat memang masih sulit menanggung biaya kesehatan yang tinggi seperti biaya konsultasi ke dokter, biaya obat-obatan, serta biaya operasi dan tindakan medis lain yang perlu. Mereka yang punya asuransi kesehatan pun sangat terbatas. Akhirnya mereka beralih ke obat warung yang murah, mudah didapat, dan diklaim cukup efektif meredakan rasa sakit mereka.
Meski disukai kalangan masyarakat menengah ke bawah yang hanya punya dana sedikit untuk mengatasi penyakit, masyarakat kelas menengah dan atas juga familier dengan produk-produk obat warung ini. Target pemasaran produk para produsen obat-obatan ini juga tidak hanya kalangan bawah saja, karena sekarang beberapa produk obat bahkan sudah hadir dalam website atau situs internet sendiri—yang notabene hanya bisa diakses kalangan menengah dan menengah ke atas.
Pengawasan
Sebenarnya masih banyak konsumen obat-obatan di Indonesia tidak memahami benar apa obat yang telah dikonsumsinya, baik obat resep dokter dan obat warung tersebut. Dari berbagai produk obat warung tersebut, tidak jarang produsen obat tidak mencantumkan seluruh petunjuk indikasi obat. Bahkan ada sebagian sosialisasi obat melalui iklan memberikan keterangan tidak pas dengan indikasi produk yang bersangkutan.
Karena itulah mengapa pemerintah semakin serius memantau peredaran obat-obatan yang ada di masyarakat dengan membentuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM). Selain itu Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tak kurang melakukan pemantauan peredaran produk obat obatan tersebut dan menangani berbagai keluhan masyarakat. Masyarakat pun diharapkan lebih waspada lagi saat mengkonsumsinya, dan banyak mencari informasi yang relevan dan terpercaya mengenai hal itu.
Perhatikan Peringatan
Walaupun berlabel "bebas", bukan berarti obat-obat tersebut bebas dikonsumsi begitu saja tanpa aturan. Walaupun Anda telah berusaha mengikuti dosis sesuai anjuran, pada dasarnya semua obat sama, bisa menjadi racun pada pemakaian berlebihan atau berkepanjangan. Anda juga harus memastikan apakah obat bebas tersebut benar-benar obat bebas yang aman, bukan obat yang membutuhkan resep dokter tetapi dapat dibeli secara bebas.
Perkembangan obat bebas di pasaran saat ini seringkali membingungkan konsumen. Pertama, banyak sekali obat penghilang nyeri yang dijual bebas dengan berbagai merek dagang. Lalu tiap merek dagang punya berbagai bentuk sediaan seperti tablet, kapsul, kaplet, tablet salut, dan lain-lain. Kemampuan yang ditawarkan juga bermacam-macam. Contohnya obat sakit kepala. Ada yang punya efek standar, formula siang-malam, formula dengan kekuatan ekstra, formula khusus anak-anak, dan sekarang juga muncul formula khusus migraine.
Cara Memilih Obat Warung
Bagaimana cara memilih obat warung yang terbaik dan berkhasiat, tanpa merusak diri kita sendiri? Langkah terbaik untuk memilih obat-obatan tersebut adalah dengan menentukan zat aktif mana yang paling berkhasiat untuk Anda.
Sesuaikan obat yang akan dikonsumsi dengan penyakit yang diderita. Misalnya, saat Anda batuk, perhatikan apakah batuk tersebut termasuk jenis batuk kering atau batuk berdahak. Batuk kering biasanya disebabkan karena adanya iritasi. Sedangkan batuk berdahak karena masuknya virus atau bakteri sehingga tubuh mengeluarkan lendir untuk melawannya.
Atau bila Anda menderita flu, dapat dideteksi apakah flu disebabkan virus atau bakteri. Flu yang disebabkan virus biasanya mengeluarkan cairan encer yang sebenarnya bisa disembuhkan dengan cukup beristirahat, minum banyak air, dan makan makanan bergizi dan mengandung vitamin khususnya vitamin C, tanpa perlu mengkonsumsi obat. Sebaliknya, bila cairan kental berarti flu disebabkan oleh bakteri yang perlu diatasi dengan mengkonsumsi obat atau dengan pergi ke dokter untuk mendapatkan antibiotik.
Anda perlu mengetahui apa kandungan yang terdapat dalam obat bebas dan memastikan agar Anda atau orang yang akan mengkonsumsi obat tersebut tidak memiliki alergi terhadap kandungan obat. Hindari mengkonsumsi kandungan tertentu dari obat dikonsumsi dengan dosis dua kali lipat atau lebih. Hal ini dimungkinkan apabila seseorang mengkonsumsi obat flu dan obat sakit kepala bersamaan sehingga kandungan parasetamol yang terdapat dalam kedua obat tersebut masuk ke tubuh dengan dosis ganda.
Selain itu, dalam memilih obat warung, perhatikan baik-baik komposisinya. Contohnya begini: jika Anda memiliki masalah gangguan perut, sebaiknya hindari obat-obat yang mengandung asetosal, ibuprofen, dan asam mefenamat. Pilihlah acetaminophen atau paracetamol. Dan kalau Anda cenderung sering mengalami sakit kepala yang disertai dengan rasa mual, sebaiknya Anda minum obat anti mual terlebih dahulu untuk menghilangkan rasa mual, setelah mereda akan lebih mudah bagi Anda untuk melakukan pengobatan pada sakit kepala atau migraine Anda.
Dalam sebuah tablet atau kapsul obat flu, biasanya terkandung parasetamol yang berfungsi menurunkan panas. Lalu ada juga antihistamin yang berfungsi meredakan bersin, serta dekongestan untuk melegakan saluran pernapasan. Obat batuk juga memiliki kandungan yang hampir mirip. Biasanya obat batuk mengandung parasetamol juga. Karena itu minumlah sesuai dosis yang dianjurkan apalagi jika dikonsumsi bersamaan dengan obat flu dan obat panas. Karena ketiga obat itu mengandung parasetamol sebagai penurun panas. Jadi jangan diminum secara sembarangan karena dosisnya akan berlebih.
Yang lebih penting lagi, jika Anda sedang mengkonsumsi obat dengan resep dokter, tanyakan pada dokter atau apoteker sebelum Anda mengkonsumsi obat warung tersebut, karena obat warung dapat berinteraksi dengan obat-obatan yang diresepkan dokter. Saat mengkonsumsi obat sebaiknya tidak dilakukan saat perut dalam keadaan kosong karena dapat menyebabkan efek yang buruk. Selalu gunakan air putih bukan kopi, susu, atau teh saat minum obat.
Bila Anda tidak kunjung sembuh setelah mengkonsumsi obat warung, sebaiknya Anda segera pergi ke dokter agar dapat diberikan obat yang tepat. Jangan ambil risiko jika sudah menyangkut kesehatan fisik Anda, karena penanganan yang salah bisa mengancam nyawa. (Angga Dhimas Persada)
Majalah Hilal Ahmar | 63/IX/FEB2013 | Info Obat
Yang lebih parah lagi, tanpa mengetahui dosis dan sakit yang dideritanya, banyak masyarakat yang menyimpulkan sendiri penyakitnya sehingga dengan sembarang pula membeli obat yang dijual secara bebas di warung.
Sebenarnya apakah tindakan tersebut sudah benar? Lalu, apa sajakah yang dimaksud dengan obat warung? Menurut informasi yang kami kutip dari http://www.spesialis.info, dijelaskan kalau obat yang dijual bebas di warung saat ini masih belum banyak yang mencantumkan informasi selengkapnya mengenai kandungan obat tersebut. Bahkan, hingga saat ini pengawasan yang dijalankan pemerintah pun belum dapat dilakukan secara maksimal.
Lebih lanjut situs tersebut mengatakan, tahukah anda apakah obat warung itu? Obat warung adalah istilah yang biasa diberikan bagi obat-obatan yang bisa dibeli bebas dan tidak membutuhkan preskripsi dari ahli medis profesional (dokter). Obat-obatan semacam ini bisa diperoleh di warung, supermarket, minimarket, apotik, dan hampir semua toko barang kebutuhan sehari-hari. Istilah kerennya adalah obat over the counter atau OTC, karena obat semacam ini ada di setiap etalase toko-toko pada umumnya.
Bukan rahasia lagi saat ini perusahaan farmasi baik yang berskala nasional maupun internasional mulai berlomba untuk menjaring konsumennya pada pasar obat warung. Karena terbukti obat-obatan semacam itu mampu mendobrak penjualan sejumlah perusahaan farmasi. Coba saja lihat porsi yang disediakan mereka untuk beriklan di media cetak atau elektronik.
Termasuk dalam produk OTC tersebut di antaranya adalah obat-obatan seperti obat pereda gejala flu, obat sakit kepala, obat penghilang nyeri, obat batuk, obat masuk angin, obat 'kuat', aneka macam jamu, sampai produk makanan dan minuman suplemen dan lain sebagainya. Persaingan promosi oleh produsen obat-obatan itu juga kian gencar, terutama untuk produk yang memiliki pangsa pasar yang sama seperti sakit kepala, flu, batuk pilek.
Mengapa Memilih Obat Warung?
Obat warung jauh lebih murah serta mudah dibeli karena tak perlu resep dokter. Mereka yang mengkonsumsi obat warung tersebut juga rata-rata yakin bahwa obat tersebut tidak menimbulkan efek samping. Fenomena ini muncul karena biaya kesehatan kian mahal. Sebagian masyarakat memang masih sulit menanggung biaya kesehatan yang tinggi seperti biaya konsultasi ke dokter, biaya obat-obatan, serta biaya operasi dan tindakan medis lain yang perlu. Mereka yang punya asuransi kesehatan pun sangat terbatas. Akhirnya mereka beralih ke obat warung yang murah, mudah didapat, dan diklaim cukup efektif meredakan rasa sakit mereka.
Meski disukai kalangan masyarakat menengah ke bawah yang hanya punya dana sedikit untuk mengatasi penyakit, masyarakat kelas menengah dan atas juga familier dengan produk-produk obat warung ini. Target pemasaran produk para produsen obat-obatan ini juga tidak hanya kalangan bawah saja, karena sekarang beberapa produk obat bahkan sudah hadir dalam website atau situs internet sendiri—yang notabene hanya bisa diakses kalangan menengah dan menengah ke atas.
Pengawasan
Sebenarnya masih banyak konsumen obat-obatan di Indonesia tidak memahami benar apa obat yang telah dikonsumsinya, baik obat resep dokter dan obat warung tersebut. Dari berbagai produk obat warung tersebut, tidak jarang produsen obat tidak mencantumkan seluruh petunjuk indikasi obat. Bahkan ada sebagian sosialisasi obat melalui iklan memberikan keterangan tidak pas dengan indikasi produk yang bersangkutan.
Karena itulah mengapa pemerintah semakin serius memantau peredaran obat-obatan yang ada di masyarakat dengan membentuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM). Selain itu Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tak kurang melakukan pemantauan peredaran produk obat obatan tersebut dan menangani berbagai keluhan masyarakat. Masyarakat pun diharapkan lebih waspada lagi saat mengkonsumsinya, dan banyak mencari informasi yang relevan dan terpercaya mengenai hal itu.
Perhatikan Peringatan
Walaupun berlabel "bebas", bukan berarti obat-obat tersebut bebas dikonsumsi begitu saja tanpa aturan. Walaupun Anda telah berusaha mengikuti dosis sesuai anjuran, pada dasarnya semua obat sama, bisa menjadi racun pada pemakaian berlebihan atau berkepanjangan. Anda juga harus memastikan apakah obat bebas tersebut benar-benar obat bebas yang aman, bukan obat yang membutuhkan resep dokter tetapi dapat dibeli secara bebas.
Perkembangan obat bebas di pasaran saat ini seringkali membingungkan konsumen. Pertama, banyak sekali obat penghilang nyeri yang dijual bebas dengan berbagai merek dagang. Lalu tiap merek dagang punya berbagai bentuk sediaan seperti tablet, kapsul, kaplet, tablet salut, dan lain-lain. Kemampuan yang ditawarkan juga bermacam-macam. Contohnya obat sakit kepala. Ada yang punya efek standar, formula siang-malam, formula dengan kekuatan ekstra, formula khusus anak-anak, dan sekarang juga muncul formula khusus migraine.
Cara Memilih Obat Warung
Bagaimana cara memilih obat warung yang terbaik dan berkhasiat, tanpa merusak diri kita sendiri? Langkah terbaik untuk memilih obat-obatan tersebut adalah dengan menentukan zat aktif mana yang paling berkhasiat untuk Anda.
Sesuaikan obat yang akan dikonsumsi dengan penyakit yang diderita. Misalnya, saat Anda batuk, perhatikan apakah batuk tersebut termasuk jenis batuk kering atau batuk berdahak. Batuk kering biasanya disebabkan karena adanya iritasi. Sedangkan batuk berdahak karena masuknya virus atau bakteri sehingga tubuh mengeluarkan lendir untuk melawannya.
Atau bila Anda menderita flu, dapat dideteksi apakah flu disebabkan virus atau bakteri. Flu yang disebabkan virus biasanya mengeluarkan cairan encer yang sebenarnya bisa disembuhkan dengan cukup beristirahat, minum banyak air, dan makan makanan bergizi dan mengandung vitamin khususnya vitamin C, tanpa perlu mengkonsumsi obat. Sebaliknya, bila cairan kental berarti flu disebabkan oleh bakteri yang perlu diatasi dengan mengkonsumsi obat atau dengan pergi ke dokter untuk mendapatkan antibiotik.
Anda perlu mengetahui apa kandungan yang terdapat dalam obat bebas dan memastikan agar Anda atau orang yang akan mengkonsumsi obat tersebut tidak memiliki alergi terhadap kandungan obat. Hindari mengkonsumsi kandungan tertentu dari obat dikonsumsi dengan dosis dua kali lipat atau lebih. Hal ini dimungkinkan apabila seseorang mengkonsumsi obat flu dan obat sakit kepala bersamaan sehingga kandungan parasetamol yang terdapat dalam kedua obat tersebut masuk ke tubuh dengan dosis ganda.
Selain itu, dalam memilih obat warung, perhatikan baik-baik komposisinya. Contohnya begini: jika Anda memiliki masalah gangguan perut, sebaiknya hindari obat-obat yang mengandung asetosal, ibuprofen, dan asam mefenamat. Pilihlah acetaminophen atau paracetamol. Dan kalau Anda cenderung sering mengalami sakit kepala yang disertai dengan rasa mual, sebaiknya Anda minum obat anti mual terlebih dahulu untuk menghilangkan rasa mual, setelah mereda akan lebih mudah bagi Anda untuk melakukan pengobatan pada sakit kepala atau migraine Anda.
Dalam sebuah tablet atau kapsul obat flu, biasanya terkandung parasetamol yang berfungsi menurunkan panas. Lalu ada juga antihistamin yang berfungsi meredakan bersin, serta dekongestan untuk melegakan saluran pernapasan. Obat batuk juga memiliki kandungan yang hampir mirip. Biasanya obat batuk mengandung parasetamol juga. Karena itu minumlah sesuai dosis yang dianjurkan apalagi jika dikonsumsi bersamaan dengan obat flu dan obat panas. Karena ketiga obat itu mengandung parasetamol sebagai penurun panas. Jadi jangan diminum secara sembarangan karena dosisnya akan berlebih.
Yang lebih penting lagi, jika Anda sedang mengkonsumsi obat dengan resep dokter, tanyakan pada dokter atau apoteker sebelum Anda mengkonsumsi obat warung tersebut, karena obat warung dapat berinteraksi dengan obat-obatan yang diresepkan dokter. Saat mengkonsumsi obat sebaiknya tidak dilakukan saat perut dalam keadaan kosong karena dapat menyebabkan efek yang buruk. Selalu gunakan air putih bukan kopi, susu, atau teh saat minum obat.
Bila Anda tidak kunjung sembuh setelah mengkonsumsi obat warung, sebaiknya Anda segera pergi ke dokter agar dapat diberikan obat yang tepat. Jangan ambil risiko jika sudah menyangkut kesehatan fisik Anda, karena penanganan yang salah bisa mengancam nyawa. (Angga Dhimas Persada)
Majalah Hilal Ahmar | 63/IX/FEB2013 | Info Obat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar