Sehat Khusus | Majalah Hilal Ahmar Edisi 54/VIII/Februari/2012
PNEUMONIA
Definisi
Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus maupun jamur.
Pneumonia secara klinis dibedakan atas pneumonia lobaris, bronkopneumonia aspirasi misalnya akibat aspirasi minyak tanah. Kuman penyebab banyak macamnya dan berbeda menurut sumber penularan (komunitas / nosokomial). Jenis komunitas 47 – 74% disebabkan oleh bakteri, 5 – 20% oleh virus atau mikoplasma, dan 17 – 43% tidak diketahui penyebabnya. Pengobatan jenis komunitas ini sangat memuaskan apapun penyebabnya.
Penyebab
- Penyebab pneumonia adalah :
1. Bakteri (paling sering menyebabkan pneumonia pada dewasa):
- Streptococcus pneumoniae
- Staphylococcus aureus
- Legionella
- Hemophilus influenzae
2. Virus: virus influenza, chicken-pox (cacar air)
3. Organisme mirip bakteri: Mycoplasma pneumoniae (terutama pada anak-anak dan dewasa muda)
4. Jamur tertentu.
Pneumonia pada anak-anak paling sering disebabkan oleh virus pernafasan, dan puncaknya terjadi pada umur 2 – 3 tahun. Pada usia sekolah, pneumonia paling sering disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae.
Klasifikasi Pneumonia :
1. Berdasarkan klinis dan epidemiologis :
a. Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
b. Pneumonia nosokomial (hospital-acquired / nosocomial pneumonia)
c. Pneumonia aspirasi
d. Pneumonia pada penderita immunocompromised
pembagian ini untuk memudahkan penatalaksanaan
2. Berdasarkan bakteri penyebab :
a. Pneumonia bakterial / tipikal. Dapat terjadi pada semua usia. Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang pada seseorang yang peka,misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik, Staphylococcus pada penderita pasca infeksi influenza.
b. Pneumonia atipikal,disebabkan Mycoplasma, Legionalle dan Chlamidia.
c. Pneumonia virus
d. Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder. {Predilkesi terutama pada penderita dengan daya tahan tubuh rendah.
3. Berdasarkan predileksi :
a. Pneumonia lobaris. Sering pada pneumonia bakterial, jarang pada bayi dan orang tua. Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus, misalnya : pada aspirasi benda asing atau proses keganasan
b. Bronkopneumonia. Ditandai denganbercak-bercak infiltrat pada lapangan paru. Dapat disebabkan oleh bakteria atau virus. sering pada bayi atau orang tua. Jarang dibungkan dengan obstruksi bronkus.
c. Pneumonia interstitial.
Patogenesis
Dalam keadaan sehat, tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru. Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru. Apabila terjadi ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dapat berkembang biak dan menimbulkan penyakit.
Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas. Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan :
1. Inokulasi langsung
2. Penyebaran melalui pembuluh darah
3. Inhalasi Bahan Aerosol
4. Kolonisasi di permukaan mukosa
Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi. Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus, mikroorganisme atipikal, mikrobakteria atau jamur. Kebanyakan bakteri dengan ukuran 0,5 -2,0 m melalui udara dapat mencapai bronkus terminal atau alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi. Bila terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung, orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme, hal ini merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru. Aspirasi dari sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50 %) juga pada keadaan penurunan kesadaran, peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse).
Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8-10/ml, sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0,001 - 1,1 ml) dapat memberikan titer inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia.
Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi atau aspirasi. Umumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas sama dengan di saluran napas bagian bawah, akan tetapi pada beberapa penelitian tidak di temukan jenis mikroorganisme yang sama.
Gambaran klinis
- Secara klinis gambaran pneumonia bakterialis beragam menurut jenis kuman penyebab, usia penderita , dan beratnya penyakit. Beberapa bakteri penyebab memberikan gambaran yang khas, misalnya pneumonia lobaris karena S. pneumoniae, atau empiema dan pneumatokel oleh S. aureus.
- Klasifikasi pneumonia pada balita sesuai dengan manajemen terpadu balita sakit yaitu batuk disertai dengan napas cepat (usia < 2 bulan > 60 x/menit, 2 bulan – 1 tahun > 50 x/menit, 1-5 tahun > 40 x/menit)
- Pada dasarnya gejala klinisnya dapat dikelompokkan atas :
· gejala umum infeksi: demam, sakit kepala, lesu, dll.
· gejala umum penyakit saluran pernapasan bawah: seperti takipneu, dispneu, retraksi atau napas cuping hidung, sianosis.
· tanda pneumonia: perkusi pekak pada pneumonia lobaris, ronki basah halus nyaring pada bronkopneumonia dan bronkofoni positif.
· batuk yang mungkin kering atau berdahak mukopurulen, purulen, bahkan mungkin berdarah.
· tanda di ekstrapulmonal
- Leukositosis jelas pada pneumonia bakteri dan pada sputum dapat dibiak kuman penyebabnya.
- Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan foto toraks, sedangkan uji serologi dapat menentukan jenis infeksi lainnya. Selain memastikan diagnosis, foto toraks juga dapat digunakan untuk menilai adanya komplikasi.
Diagnosis
- Pada anak dibawah usia 2 bulan, tidak dikenal diagnosis pneumonia.
- Pada pemeriksaan dada dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara ronki.
- Pemeriksaan penunjang : rontgen dada, pembiakan dahak, hitung jenis darah, gas darah arteri.
Penatalaksanaan
· Penderita pneumonia dapat dirawat di rumah, namun bila keadaannya berat
· penderita harus dirawat di rumah sakit untuk mendapat perawatan yang memadai, seperti cairan intravena bila sangat sesak, oksigen, serta sarana rawat lainnya. Bayi memerlukan perhatian lebih khusus lagi.
· Diberikan kotrimoksazol 2 x 2 tablet.
- Dosis anak:
§ 2 – 12 bulan : 2 x ¼ tablet
§ 1 – 3 tahun : 2 x ½ tablet
§ 3 – 5 tahun : 2 x 1 tablet
· Antibiotik pengganti adalah amoksisilin atau ampisilin.
· Pada kasus dimana rujukan tidak memungkinkan diberikan injeksi amoksisilin
· dan / atau gentamisin.
· Pada orang dewasa terapi kausal secara empiris adalah penisilin prokain 600.000 – 1.200.000 IU sehari atau ampisilin 1 gram 4 x sehari terutama pada penderita dengan batuk produktif.
· Bila penderita alergi terhadap golongan penisilin dapat diberikan eritromisin 500mg 4 x sehari. Demikian juga bila diduga penyebabnya mikoplasma (batuk kering).
· Tergantung jenis batuk dapat diberikan kodein 8 mg 3 x sehari atau brankodilator (teofilin atau salbutamol).
(dr Andika Arie P.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar