Info Obat | Majalah Hilal Ahmar Edisi 54/VIII/Februari/2012
Kapan Waktu Minum Obat Yang Baik
Kali ini kami sajikan prinsip pokok tentang kapan waktu minum obat yang tepat. Harapannya dengan penjelasan berikut, kita dapat lebih cermat menentukan waktu minum obat sehingga menambah efektivitas kerja obat dan tentunya kita harapkan juga dengan ini kesembuhan semakin cepat dengan izin Alloh Azza Wa Jalla.
Untuk mendapatkan efek obat yang optimal, obat harus diminum pada waktu yang tepat. Tepat bisa terkait dengan sebelum atau sesudah makan, atau terkait dengan waktu pagi, siang, atau malam. Beberapa obat mungkin bisa diminum setiap saat tanpa mempengaruhi efeknya, sedangkan obat lain sebaiknya diminum pada saat-saat tertentu. Mengapa ada obat yang harus diminum sebelum atau sesudah makan? Pada umumnya orang berpendapat bahwa sebaiknya sebelum minum obat harus makan dulu sebagai “alas”. Tapi benarkah demikian ? Tidak, begini penjelasannya.
Obat adalah suatu senyawa kimia yang memiliki aneka sifat dan efek. Ketika obat diminum, tentu akan melewati lambung dan masuk ke dalam usus. Sebagian kecil obat diserap di lambung, dan sebagian besar adalah di usus halus yang permukaannya sangat luas. Pada dasarnya obat-obat dapat diserap dengan baik dan cepat jika tidak ada gangguan di lambung maupun usus, misalnya berupa makanan. Obat dapat berinteraksi dengan makanan. Uniknya, ada obat-obat yang penyerapannya terganggu dengan adanya makanan, ada yang justru terbantu dengan adanya makanan, dan ada yang tidak terpengaruh dengan ada/tidaknya makanan. Hal ini akan menentukan kapan sebaiknya obat diminum, sebelum atau sesudah makan. Tapi jangan salah, yang dimaksud dengan sebelum makan adalah ketika perut dalam keadaan kosong. Sedangkan sesudah makan adalah sesaat sesudah makan, ketika perut masih berisi makanan, jangan lewat dari 2 jam.
Kalau lebih dari dua jam setelah makan, makanan sudah diolah dan diserap, kondisinya bisa disamakan dengan sebelum makan. Antibiotika eritromisin dan amoksisilin misalnya, dan analgetika parasetamol, akan diserap lebih baik jika tidak ada makanan, sehingga lebih baik jika diminum sebelum makan. Sedangkan obat anti epilepsi fenitoin, atau obat hipertensi propanolol misalnya, akan terbantu penyerapannya dengan adanya makanan, sehingga sebaiknya diminum sesudah makan. Selain interaksi dengan makanan secara umum, obat tertentu dapat berinteraksi secara khusus dengan senyawa tertentu dari makanan. Contoh terkenal adalah antibiotika tetrasiklin. Tetrasiklin dapat berikatan dengan senyawa kalsium membentuk senyawa yang tidak dapat diserap oleh tubuh, sehingga mengurangi efek tetrasiklin. Jadi jika tetrasiklin diminum bersama susu, atau suplemen vitamin-mineral yang mengandung kalsium, efek tetrasiklin bisa jadi berkurang. Selain tetrasiklin, ada juga antibiotika golongan kuinolon, seperti siprofloksasin, ofloksasin, yang juga bisa mengikat logam-logam bervalensi dua atau tiga, seperti kalsium, magnesium, dan aluminium. Karena itu, sebaiknya tidak minum obat ini bersama-sama dengan obat-obat yang mengandung logam2 tersebut seperti pada komposisi obat maag (antasid). Jika terpaksa harus menggunakan obat maag (antasid) bersamaan dengan antibiotika tetrasiklin atau golongan kuinolon, sebaiknya diberi selang waktu sedikitnya 2 jam.
Selain interaksinya dengan makanan, sifat suatu obat juga menentukan kapan sebaiknya obat diminum. Beberapa obat tertentu dapat mengiritasi lambung sehingga menyebabkan tukak lambung, atau memperparah sakit maag. Contoh terkenal obat yang termasuk golongan ini adalah aspirin/asetosal, kortikosteroid (deksametason, hidrokortison, dll), dan obat-obat antiradang seperti diklofenak, piroksikam, dll yang sering digunakan untuk obat rematik. Obat-obat ini harus diminum sesudah makan.
Demikian penjelasan singkat prinsip tentang waktu meminum obat yang tepat. Insya Alloh pembahasan ini akan bersambung di edisi berikutnya.
(Angga Dimas Persada)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar