Majalah Hilal Ahmar EDISI 35/VI/ MEI 2010
SEHAT UTAMA
KANKER PARU KARENA MEROKOK
Merokok dapat menyebabkan kanker, demikian tulisan yang terdapat dalam bungkus rokok dan iklan rokok. Anda percaya akan peringatan tersebut? Banyak yang tidak percaya, buktinya masih jutaan orang Indonesia merokok. Buktinya ketika organisasi massa Muhammadiyah memberi fatwa haram merokok, banyak yang memprotesnya, termasuk mantan petinggi ormas tersebut. Bahkan organisasi massa lainnya, meskipun memberi fatwa makruh, tetapi mempersilahkan umatnya untuk merokok, seolah-olah merokok itu halal.
Iklan rokok paradoks dengan kenyataan. Jika rokok dianggap menyebabkan impotensi, maka iklan rokoknya seorang pria petualang yang gagah. Jika dianggap menyebabkan kanker, maka iklan rokoknya pemain musik yang sehat. Bahkan jika dianggap menjadi “ahli hisap” rokok bisa terkena serangan jantung, iklannya serombongan teman dekat yang kocak dan suka menolong. Iklan rokok banyak memberi sponsor bagi kegiatan anak muda, padahal target kampanye anti merokok adalah kaum muda.
< gambar >
Tempat putih di lobus atas adalah kanker;
< gambar >
daerah warna hitam karena merokok .
Menghisap Zat Racun
Merokok merupakan penyumbang utama kanker paru. Asap rokok mengandung 60 zat penyebab kanker, termasuk radioisotope dari radon decay sequence, nitrosamine, dan benzopyrene. Nikotin menekan sistem pertahanan terhadap pertumbuhan keganasan pada jaringan yang terpapar. Di Amerika Serikat, merokok diperkirakan mencapai 87% penyebab kasus kanker paru. Pada perokok laki-laki, resiko waktu perkembangan kanker paru mencapai 17,2%, sementara pada perokok wanita 11,6%. Resiko pada yang tidak merokok adalah 1,3% pada laki-laki dan 1,4% pada wanita.
Waktu merokok seseorang meningkatkan pertumbuhan kanker paru. Jika seseorang berhenti merokok, kemungkinan ini menurunkan kerusakan paru dan partikel yang mengkontaminasi berangsur-angusr berubah. Sebagai tambahan, terdapat bukti bahwa kanker paru pada orang yang tidak merokok prognosisnya (kemungkinan sembuhnya) lebih baik dibanding perokok, dan pasien yang merokok pada saat di diagnosa memiliki waktu hidup yang lebih pendek dibanding yang tidak.
Perokok pasif-menghirup asap rokok dari perokok lainnya- sebagai penyebab kanker paru pada orang yang tidak merokok. Perokok pasif diklasifikasikan sebagai seseorang yang tinggal dan bekerja dengan perokok aktif. Penelitian di Amerika Serikat, Eropa, Inggris, dan Australia secara konsisten menunjukkan kenaikan yang signifikan resiko relatif diantara yang terpapar menjadi perokok pasif. Investigasi terkini dari orang yang terpapar asap rokok menunjukkan bahwa itu lebih berbahaya dibanding orang yang menghisap rokok langsung. Hampir 10-15% pasien kanker paru tidak pernah merokok. Ini berarti antara 20.000 sampai 30.000 orang yang tidak pernah merokok didiagnosa kanker paru di Amerika Serikat setiap tahun.
Hasil studi kohort selama 13 tahun di Jakarta oleh Dede Kusmana menunjukkan bahwa umur mulai merokok sangat mencemaskan, yaitu 8 tahun atau sama dengan kelas 2 SD. Sedangkan yang paling tua umur 50 tahun.
Merokok telah menimbulkan beban kesehatan yang besar, menyebabkan 15 kematian perhari. Satu dari lima penyebab kematian disebabkan oleh rokok, diantaranya 2.300 meninggal karena kanker yang merupakan 30% dari seluruh kematian karena kanker. Lebih dari 80% kematian kanker paru disebabkan oleh rokok.
Rokok mengandung berbagai macam zat berbahaya antara lain; nikotin, ethanol, methane, buthane, cadmium, acetone, DDT, formaldehid, ammonia, dan arsenic. Ketagihan merokok disebabkan oleh nikotin di dalam tembakau, yang memiliki sifat merangsang terhadap sistem syaraf pusat dan menyebabkan euphoria serta menghilangkan perasaan mengantuk.
Penyebaran Penyakit
Di dunia ini, kanker paru merupakan kanker paling sering terjadi baik kejadian penyakit dan angka kematian (1,35 juta kasus baru per tahun dan 1,18 juta kematian), dengan angka tertinggi di Eropa dan Amerika Serikat. Segmen populasi yang mengalami kanker paru adalah lebih dari lima puluh tahun, yang memiliki riwayat merokok. Kanker paru merupakan kanker kedua yang paling sering terjadi di negara-negara Barat, dan memimpin sebagai penyebab kematian. Berlawanan dengan angka kematian laki-laki yang mulai menurun selama 20 tahun terakhir ini, angka kematian kanker paru pada wanita mulai naik selama sepuluh tahun terakhir, dan mulai menetap. Evolusi “Big Tobacco” memainkan peranan penting dalam kebiasaan merokok. Perusahaan rokok memusatkan upaya mereka sejak tahun 1970, memasarkan produknya pada wanita dan para gadis, khususnya peluncuran rokok “light” dan “low tar”.
Tidak semua kasus kanker paru berkaitan dengan merokok, tetapi perokok pasif semakin meningkat dikenal sebagai faktor resiko kanker paru- menuntun ke kebijakan intervensi untuk menurunkan pemaparan yang tidak dikehendaki pada orang yang tidak merokok oleh asap rokok perokok. Emisi (pembuangan gas) dari mobil, pabrik, dan mesin juga menjadi resiko yang potensial.
Eropa Timur memiliki angka kematian kanker paru tertinggi pada laki-laki, sementara Eropa Utara dan Amerika Serikat memiliki angka kematian tertinggi pada wanita. Dengan kenaikan perokok di Negara berkembang, angka kejadian diperkirakan meningkat beberapa tahun ke depan, terutama Cina dan India.
Sejarah Kanker Paru
Kanker paru tidak biasa terjadi sebelum kedatangan rokok sigaret; bahkan tidak dikenal sebagai penyakit sampai tahun 1761. Aspek yang berbeda dari kanker paru dijelaskan lebih lanjut pada tahun 1810. Tumor paru ganas hanya 1% dari seluruh kanker yang terlihat pada otopsi di tahun 1878, tetapi meningkat sampai 10-15% menjelang awal tahun 1900. Laporan kasus di literature medis hanya 374 di seluruh dunia pada tahun 1912, tetapi tinjauan kembali kasus yang diotopsi menunjukkan bahwa kejadian kanker paru meningkat dari 0,3% di tahun 1852 menjadi 5,66% di tahun 1952. Di Jerman pada tahun 1929, dokter Fritz Lickint mengenalkan hubungan antara merokok dan kanker paru, yang mengarahkan kepada kampanye anti merokok secara agresif. Penelitian dokter Inggris yang diterbitkan pada tahun 1950, merupakan bukti epidemiologi utuh yang pertama hubungan antara kanker paru dan merokok. Sebagai akibatnya, pada tahun 1964 Ahli Bedah Umum di Amerika Serikat merekomendasikan untuk para perokok agar berhenti merokok.
Definisi
Kanker paru adalah penyakit dari pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada jaringan di paru-paru. Kanker paru penyebab paling sering kematian karena kanker pada laki-laki dan wanita. Kanker paru bertanggungjawab pada kematian 1,3 juta di dunia setiap tahun, seperti pada tahun 2004. Gejala yang paling sering adalah nafas pendek, batuk termasuk batuk berdarah, dan penurunan berat badan.
Jenis utama kanker paru adalah small cell lung carcinoma (sel kanker paru kecil) dan non-small sell lung carcinoma (sel kanker paru tidak kecil). Perbedaan ini penting karena penanganan jenis non-small cell lung carcinoma (NSCLC) adalah pembedahan sementara small cell lung carcinoma (SCLC) biasanya baik dengan kemoterapi dan radiasi. Penyebab utama kanker paru adalah pemaparan dalam jangka panjang dengan rokok tembakau. Terjadinya kanker paru pada orang yang tidak merokok, yang dihitung mencapai 15% kasus, sering disebabkan kombinasi faktor genetik, gas radon, asbestos, dan polusi udara, termasuk perokok pasif.
Kanker paru dapat dilihat dengan radiograph dada dan CT scan (computed tomography). Diagnosis ini dipastikan dengan biopsy. Biasanya dilakukan bronchoscopy (pemeriksaan bronki melalui sebuah bronkoskop) atau CT-guided biopsy. Pengobatan dan prognosis tergantung tipe histology (bagian anatomi yang mempelajari fungsi, komposisi, dan struktur halus jaringan) sel kanker, derajat penyebaran, dan keadaan pasien. Pengobatan yang mungkin adalah pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi. Tergantung derajat penyebaran dan pengobatan, angka bertahan hidup selama lima tahun sebanyak 14%.
Klasifikasi
Mayoritas kanker paru adalah carcinoma-keganasan yang berasal dari sel epithel. Lapisan epithel adalah lapisan seluler yang menutupi permukaan dalam dan luar tubuh, termasuk lapisan pada pembuluh darah dan rongga yang kecil. Terdiri atas sel-sel yang disatukan oleh bahan perekat dalam jumlah kecil dan diklasifikasikan berdasarkan jumah lapisan didalamnya dan bentuk sel-sel.
Terdapat dua tipe carcinoma paru, dikategorikan berdasar ukuran dan penampakan sel ganas yang dilihat seorang ahli histopatologi di bawah mikroskop; non-small cell (80,4%) dan small-cell (16,8%) carcinoma paru. Klasifikasi ini berdasar kriteria histopatologi memiliki implikasi penting untuk pengelolaan klinik dan prognosis (perkiraan kemungkinan perjalanan danhasil akhir gangguan) penyakit.
Derajat penyebaran (staging)
Derajat penyebaran kanker paru dinilai berdasar derajat penyebaran kanker dari sumber asalnya. Ini faktor penting bagi prognosis dan pengobatan kanker paru. Non-small cell lung carcinoma memiliki derajat IA (A satu artinya prognosa baik) sampai IV (empat artinya prognosanya buruk). Small cell lung carcinoma diklasifikasikan sebagai derajat terbatas jika mengenai satu bagian dada, namun berkebalikan untuk derajat lanjut.
Gejala dan Tanda
Gejala kanker paru adalah :
1. Dsypnea (nafas pendek)
2. Hemoptysis (batuk berdarah)
3. Batuk kronis atau perubahan bentuk batuk
4. Wheezing (mengi)
5. Chest pain (nyeri dada) atau nyeri perut
6. Cachexia (berat badan menurun), fatigue (lemah), dan kehilangan selera makan
7. Dysphonia (suara serak)
8. Pembengkakan kuku jari (tidak sering)
9. Dysphagia (kesulitan menelan)
Jika kanker tumbuh di jalan napas, mungkin akan menutupi jalan napas, menyebabkan kesulitan bernapas. Ini akan mengarah pada penumpukan secret, menjadi pencetus pneumonia (infeksi paru). Banyak kanker paru kaya akan suplai darah. Permukaan kanker akan mudah patah, menyebabkan perdarahan dari kanker ke jalan napas. Akibatnya darah akan dibatukkan.
Pada kanker paru terdapat beberapa fenomena yaitu Lambert-Eaton myasthenic syndrome (kelemahan otot berkaitan dengan auto antibody), hiperkalsemia, atau syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (SIADH). Tumor di puncak (aspek) paru disebut Pancoast tumor akan merusak bagian lokal dari sistem syaraf simpatis meyebabkan perubahan keringat dan gangguan otot mata (kombinasi yang dikenal dengan Syndrom Horner) sementara kelemahan otot di tangan berkaitan dengan rusaknya plexus brachial.
Banyak gejala kanker paru (nyeri tulang, demam, dan kehilangan berat badan) tidak spesifik. Dalam banyak kasus, kanker siap menyebar dari asalnya ketika memiliki gejala dan perlu perhatian medis. Tempat yang sering menjadi penyebaran (metastasis) adalah otak, tulang, kelenjar adrenal, bagian paru lainnya, pericardium, dan ginjal. Kurang lebih 10% pasien dengan kanker paru tidak memiliki gejala pada saat diagnosa; kanker ini secara tidak sengaja diketemukan pada pemeriksaan radiograph dada.
Penyebab
Penyebab utama banyak kanker terutama carcinoma adalah carcinogen-zat yang menyebabkan kanker seperti asap rokok, radiasi ion, dan infeksi virus.
Merokok sudah dijelaskan di atas. Asbestos dapat menyebabkan bermacam-macam penyakit paru, termasuk kanker paru. Terdapat efek sinergi antara asap rokok dan asbestos dalam membentuk kanker paru. Di Inggris, asbestos menyebabkan 2-3% kematian kanker paru pada laki-laki.
Virus diketahui menyebabkan kanker paru pada hewan dan bukti terbaru menyatakan kemungkinan pada manusia. Virus yang terkait adalah human papillomavirus, JC virus, simian virus 40 (SV 40), BK virus dan cytomegalovirus. Virus berdampak pada siklus sel dan menghambat apoptosis, mengijinkan divisi sel yang tidak terkontrol.
Gas radon tidak berwarna dan tidak berbau dihasilkan oleh penguraian radioaktif radium, yang berubah akibat runtuhnya uranium, diketemukan dalam kerak bumi. Paparan radon merupakan sebab kedua terbanyak kanker paru setelah merokok.
Penelitian oleh the American Cancer Society secara kohort hubungan antara zat tertentu dengan kanker paru. Sebagai contoh; jika konsentrasi partikel di udara meningkat 1%, resiko perkembangan paru meningkat 14%.
Diagnosa
Pemeriksaan radiograph dada adalah langkah pertama jika laporan gejala pasien mengarah ke kanker paru. Akan menunjukkan sebuah masa, pelebaran dari mediastenum (diperkirakan penyebaran kelenjar lymfe), atelectasis (kolap), consolidation (infeksi paru), atau pleural effusion. Jika tidak terdapat temuan radiographic tetapi kecurigaannya tinggi (seperti perokok berat dengan sputum yang mengandung darah), bronchoscopy dan atau CT scan akan memberi informasi penting. Broncoscopy atau CT guided biopsy sering digunakan untuk mengidentifikasi jenis tumor.
Penemuan sel abnormal di sputum (dahak) dihubungkan dengan kenaikan resiko kanker paru. Pemeriksaan cytology dahak digabungkan dengan pemeriksaan screening lainnya akan memberi deteksi dini kanker paru.
Pencegahan
Pencegahan adalah alat yang paling efektif untuk melawan kanker. Menghapus merokok merupakan tujuan utama pencegahan kanker paru, dan pembatasan merokok adalah alat pencegahan penting dalam proses ini. Yang paling penting adalah program pencegahan dengan target anak muda.
Kebijakan untuk menurunkan perokok pasif di tempat-tempat umum seperti di restoran tempat kerja menjadi lebih biasa di banyak Negara Barat, di California melarang merokok di area publik pada tahun 1998. Irlandia melakukan hal serupa di Eropa pada tahun 2004, diikuti Italia dan Norwagia pada tahun 2005. Skotlandia melakukan pada tahun 2006, Inggris pada tahun 2007, Perancis tahun 2008, dan Turki pada tahun 2009. Selandia Baru melarang merokok di area publik pada tahun 2004. Negara Bhutan melarang merokok sejak tahun 2005. Di beberapa negara, tekanan kelompok melakukan kampanye pelarangan merokok. Chandigarh menjadi kota pertama di India yang menjadi kota bebas rokok. India melarang secara total merokok di tempat-tempat umum pada 2 Oktober 2008.
Beberapa argumentasi yang melarang pelarangan ini adalah kriminalisasi merokok, meningkatnya resiko penyelundupan, dan resiko pelarangan yang tidak bisa ditegakkan.
Penggunaan jangka panjang suplemen multivitamin-seperti vitamin C, vitamin E, dan folat-tidak mengurangi resiko kanker paru. Bahkan asupan jangka panjang dosis tinggi vitamin E akan meningkatkan resiko kanker paru.
The World Health Organization (WHO) meminta pemerintah untuk melarang iklan merokok untuk mencegah orang muda menjadi pecandu rokok. Mereka menilai bahwa pelarangan iklan rokok mengurangi 16% konsumsi rokok.
Pengobatan
Pengobatan kanker paru tergantung jenis sel kanker, seberapa jauh menyebar, dan keadaan fisik pasien. Pengobatan yang sering adalah pembedahan, kemoterapi, dan terapi radiasi.
Jika pemeriksaan memastikan kanker paru, CT scan dan sering PET (positron emission tomography) digunakan untukmenentukan apakah penyakit ini terlokalisir sehingga bisa dilakukan pembedahan atau telah menyebar sehingga tidak bisa dilakukan pembedahan.
Tes darah dan spirometry (tes fungsi paru) juga perlu untukmenilai apakah pasien dalam keadaan baik untuk di operasi. Jika spirometry menunjukkan jelek (berkaitan dengan penyakit paru obstruktif menahun/PPOM), maka pembedahan merupakan kontraindikasi.
Pembedahan sendiri memiliki angka kematian operasi sekitar 4,4%, tergantung fungsi paru pasien dan faktor resiko lainnya. Pembedahan biasanya hanya pada non-small cell lung carcinoma pada salah satu paru, sampai derajat IIIA. Small cell lung carcinoma diobati dengan kemoterapi dan radiasi.
Prognosis
Faktor prognosis (perkiraan kemungkinan perjalanan dan hasil akhir gangguan) pada non-small cell lung cancer adalah ada atau tidaknya gejala sistem paru, ukuran tumor, jenis sel, derajat penyebaran, dan metastase (transfer penyakit dari satu organ ataubagian tubuh ke organ lain atau bagian lainnya yang tidak langsung berhubungan dengannya dapat disebabkan oleh transfer mikroorganisme patogenik atau transfer sel-sel) ke kelenjar limfe dan rusaknya pembuluh darah (vascular invasion). Pada pasien dengan penyakit yang bisa dioperasi, prognosis dipengaruhi oleh jeleknya keadaan fisik dan kehilangan berat badan lebih dari 10%. Faktor prognosis pada small-cell lung cancer adalah keadaan fisik, jenis kelamin, derajat penyakit, dan terkenanya sistem syaraf pusat atau hati pada waktu didiagnosis.
Untuk non-small cell lung carcinoma, prognosisnya biasanya buruk. Setelah pembedahan lengkap pada derajat IA, lima tahun bertahan hidup adalah 67%, derajat IB lima tahun bertahan hidup adalah 57%. Pada derajat IV NSCLC kurang lebih 1%.
Untuk small-cell lung carcinoma, prognosisnya juga buruk. Lima tahun bertahan hidup bagi pasien dengan SCLC kurang lebih 5%. Pasien dengan derajat lanjut SCLC rata-rata lima tahun bertahan hidup kurang dari 1%.
Fatwa Haram Merokok
Majelis Tarjih dan Tajdid memberi kesimpulan adalah; Pertama, karena merokok merusak kesehatan bahkan bisa sampai tingkat membunuh pelan-pelan. Ini bertentangan dengan firman Allah. Kedua, asap rokok membahayakan orang lain. Ketiga, merokok itu mubazir karena sama saja membakar uang. Keempat, merokok itu bertentangan dengan sabda Nabi SAW untuk meninggalkan yang memabukkan dan melemahkan, sementara merokok itu adalah bagian dari yang melemahkan. Kelima, secara umum merokok bertentangan dengan tujuan syariat yaitu perlindungan diri dan akal. Atas dasar itu dan dilengkapi dengan data-data empiris, maka Majelis Tarjih berkeyakinan bahwa merokok hukumnya haram untuk siapa saja dan kapan saja.
Saran
Bagi siapapun yang masih buta huruf dan tidak bisa membaca tulisan di bungkus rokok yang berbunyi, ”Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin,” maka silahkan untuk membuat dirinya terkena kanker, terkena serangan jantung, terkena impotensi, dan mengalami gangguan kehamilan dan janin dengan merokok. Namun jangan sekali-kali mengajak orang lain untuk terkena penyakit tersebut. Silahkan menghisap rokok di kamar anda pribadi, jangan di tempat umum. Jika anda melek huruf dan bisa membaca, silahkan untuk berpikir cerdas dengan tidak merokok.
(dr. Sunardi)
KANKER PARU KARENA MEROKOK
Merokok dapat menyebabkan kanker, demikian tulisan yang terdapat dalam bungkus rokok dan iklan rokok. Anda percaya akan peringatan tersebut? Banyak yang tidak percaya, buktinya masih jutaan orang Indonesia merokok. Buktinya ketika organisasi massa Muhammadiyah memberi fatwa haram merokok, banyak yang memprotesnya, termasuk mantan petinggi ormas tersebut. Bahkan organisasi massa lainnya, meskipun memberi fatwa makruh, tetapi mempersilahkan umatnya untuk merokok, seolah-olah merokok itu halal.
Iklan rokok paradoks dengan kenyataan. Jika rokok dianggap menyebabkan impotensi, maka iklan rokoknya seorang pria petualang yang gagah. Jika dianggap menyebabkan kanker, maka iklan rokoknya pemain musik yang sehat. Bahkan jika dianggap menjadi “ahli hisap” rokok bisa terkena serangan jantung, iklannya serombongan teman dekat yang kocak dan suka menolong. Iklan rokok banyak memberi sponsor bagi kegiatan anak muda, padahal target kampanye anti merokok adalah kaum muda.
< gambar >
Tempat putih di lobus atas adalah kanker;
< gambar >
daerah warna hitam karena merokok .
Menghisap Zat Racun
Merokok merupakan penyumbang utama kanker paru. Asap rokok mengandung 60 zat penyebab kanker, termasuk radioisotope dari radon decay sequence, nitrosamine, dan benzopyrene. Nikotin menekan sistem pertahanan terhadap pertumbuhan keganasan pada jaringan yang terpapar. Di Amerika Serikat, merokok diperkirakan mencapai 87% penyebab kasus kanker paru. Pada perokok laki-laki, resiko waktu perkembangan kanker paru mencapai 17,2%, sementara pada perokok wanita 11,6%. Resiko pada yang tidak merokok adalah 1,3% pada laki-laki dan 1,4% pada wanita.
Waktu merokok seseorang meningkatkan pertumbuhan kanker paru. Jika seseorang berhenti merokok, kemungkinan ini menurunkan kerusakan paru dan partikel yang mengkontaminasi berangsur-angusr berubah. Sebagai tambahan, terdapat bukti bahwa kanker paru pada orang yang tidak merokok prognosisnya (kemungkinan sembuhnya) lebih baik dibanding perokok, dan pasien yang merokok pada saat di diagnosa memiliki waktu hidup yang lebih pendek dibanding yang tidak.
Perokok pasif-menghirup asap rokok dari perokok lainnya- sebagai penyebab kanker paru pada orang yang tidak merokok. Perokok pasif diklasifikasikan sebagai seseorang yang tinggal dan bekerja dengan perokok aktif. Penelitian di Amerika Serikat, Eropa, Inggris, dan Australia secara konsisten menunjukkan kenaikan yang signifikan resiko relatif diantara yang terpapar menjadi perokok pasif. Investigasi terkini dari orang yang terpapar asap rokok menunjukkan bahwa itu lebih berbahaya dibanding orang yang menghisap rokok langsung. Hampir 10-15% pasien kanker paru tidak pernah merokok. Ini berarti antara 20.000 sampai 30.000 orang yang tidak pernah merokok didiagnosa kanker paru di Amerika Serikat setiap tahun.
Hasil studi kohort selama 13 tahun di Jakarta oleh Dede Kusmana menunjukkan bahwa umur mulai merokok sangat mencemaskan, yaitu 8 tahun atau sama dengan kelas 2 SD. Sedangkan yang paling tua umur 50 tahun.
Merokok telah menimbulkan beban kesehatan yang besar, menyebabkan 15 kematian perhari. Satu dari lima penyebab kematian disebabkan oleh rokok, diantaranya 2.300 meninggal karena kanker yang merupakan 30% dari seluruh kematian karena kanker. Lebih dari 80% kematian kanker paru disebabkan oleh rokok.
Rokok mengandung berbagai macam zat berbahaya antara lain; nikotin, ethanol, methane, buthane, cadmium, acetone, DDT, formaldehid, ammonia, dan arsenic. Ketagihan merokok disebabkan oleh nikotin di dalam tembakau, yang memiliki sifat merangsang terhadap sistem syaraf pusat dan menyebabkan euphoria serta menghilangkan perasaan mengantuk.
Penyebaran Penyakit
Di dunia ini, kanker paru merupakan kanker paling sering terjadi baik kejadian penyakit dan angka kematian (1,35 juta kasus baru per tahun dan 1,18 juta kematian), dengan angka tertinggi di Eropa dan Amerika Serikat. Segmen populasi yang mengalami kanker paru adalah lebih dari lima puluh tahun, yang memiliki riwayat merokok. Kanker paru merupakan kanker kedua yang paling sering terjadi di negara-negara Barat, dan memimpin sebagai penyebab kematian. Berlawanan dengan angka kematian laki-laki yang mulai menurun selama 20 tahun terakhir ini, angka kematian kanker paru pada wanita mulai naik selama sepuluh tahun terakhir, dan mulai menetap. Evolusi “Big Tobacco” memainkan peranan penting dalam kebiasaan merokok. Perusahaan rokok memusatkan upaya mereka sejak tahun 1970, memasarkan produknya pada wanita dan para gadis, khususnya peluncuran rokok “light” dan “low tar”.
Tidak semua kasus kanker paru berkaitan dengan merokok, tetapi perokok pasif semakin meningkat dikenal sebagai faktor resiko kanker paru- menuntun ke kebijakan intervensi untuk menurunkan pemaparan yang tidak dikehendaki pada orang yang tidak merokok oleh asap rokok perokok. Emisi (pembuangan gas) dari mobil, pabrik, dan mesin juga menjadi resiko yang potensial.
Eropa Timur memiliki angka kematian kanker paru tertinggi pada laki-laki, sementara Eropa Utara dan Amerika Serikat memiliki angka kematian tertinggi pada wanita. Dengan kenaikan perokok di Negara berkembang, angka kejadian diperkirakan meningkat beberapa tahun ke depan, terutama Cina dan India.
Sejarah Kanker Paru
Kanker paru tidak biasa terjadi sebelum kedatangan rokok sigaret; bahkan tidak dikenal sebagai penyakit sampai tahun 1761. Aspek yang berbeda dari kanker paru dijelaskan lebih lanjut pada tahun 1810. Tumor paru ganas hanya 1% dari seluruh kanker yang terlihat pada otopsi di tahun 1878, tetapi meningkat sampai 10-15% menjelang awal tahun 1900. Laporan kasus di literature medis hanya 374 di seluruh dunia pada tahun 1912, tetapi tinjauan kembali kasus yang diotopsi menunjukkan bahwa kejadian kanker paru meningkat dari 0,3% di tahun 1852 menjadi 5,66% di tahun 1952. Di Jerman pada tahun 1929, dokter Fritz Lickint mengenalkan hubungan antara merokok dan kanker paru, yang mengarahkan kepada kampanye anti merokok secara agresif. Penelitian dokter Inggris yang diterbitkan pada tahun 1950, merupakan bukti epidemiologi utuh yang pertama hubungan antara kanker paru dan merokok. Sebagai akibatnya, pada tahun 1964 Ahli Bedah Umum di Amerika Serikat merekomendasikan untuk para perokok agar berhenti merokok.
Definisi
Kanker paru adalah penyakit dari pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada jaringan di paru-paru. Kanker paru penyebab paling sering kematian karena kanker pada laki-laki dan wanita. Kanker paru bertanggungjawab pada kematian 1,3 juta di dunia setiap tahun, seperti pada tahun 2004. Gejala yang paling sering adalah nafas pendek, batuk termasuk batuk berdarah, dan penurunan berat badan.
Jenis utama kanker paru adalah small cell lung carcinoma (sel kanker paru kecil) dan non-small sell lung carcinoma (sel kanker paru tidak kecil). Perbedaan ini penting karena penanganan jenis non-small cell lung carcinoma (NSCLC) adalah pembedahan sementara small cell lung carcinoma (SCLC) biasanya baik dengan kemoterapi dan radiasi. Penyebab utama kanker paru adalah pemaparan dalam jangka panjang dengan rokok tembakau. Terjadinya kanker paru pada orang yang tidak merokok, yang dihitung mencapai 15% kasus, sering disebabkan kombinasi faktor genetik, gas radon, asbestos, dan polusi udara, termasuk perokok pasif.
Kanker paru dapat dilihat dengan radiograph dada dan CT scan (computed tomography). Diagnosis ini dipastikan dengan biopsy. Biasanya dilakukan bronchoscopy (pemeriksaan bronki melalui sebuah bronkoskop) atau CT-guided biopsy. Pengobatan dan prognosis tergantung tipe histology (bagian anatomi yang mempelajari fungsi, komposisi, dan struktur halus jaringan) sel kanker, derajat penyebaran, dan keadaan pasien. Pengobatan yang mungkin adalah pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi. Tergantung derajat penyebaran dan pengobatan, angka bertahan hidup selama lima tahun sebanyak 14%.
Klasifikasi
Mayoritas kanker paru adalah carcinoma-keganasan yang berasal dari sel epithel. Lapisan epithel adalah lapisan seluler yang menutupi permukaan dalam dan luar tubuh, termasuk lapisan pada pembuluh darah dan rongga yang kecil. Terdiri atas sel-sel yang disatukan oleh bahan perekat dalam jumlah kecil dan diklasifikasikan berdasarkan jumah lapisan didalamnya dan bentuk sel-sel.
Terdapat dua tipe carcinoma paru, dikategorikan berdasar ukuran dan penampakan sel ganas yang dilihat seorang ahli histopatologi di bawah mikroskop; non-small cell (80,4%) dan small-cell (16,8%) carcinoma paru. Klasifikasi ini berdasar kriteria histopatologi memiliki implikasi penting untuk pengelolaan klinik dan prognosis (perkiraan kemungkinan perjalanan danhasil akhir gangguan) penyakit.
Derajat penyebaran (staging)
Derajat penyebaran kanker paru dinilai berdasar derajat penyebaran kanker dari sumber asalnya. Ini faktor penting bagi prognosis dan pengobatan kanker paru. Non-small cell lung carcinoma memiliki derajat IA (A satu artinya prognosa baik) sampai IV (empat artinya prognosanya buruk). Small cell lung carcinoma diklasifikasikan sebagai derajat terbatas jika mengenai satu bagian dada, namun berkebalikan untuk derajat lanjut.
Gejala dan Tanda
Gejala kanker paru adalah :
1. Dsypnea (nafas pendek)
2. Hemoptysis (batuk berdarah)
3. Batuk kronis atau perubahan bentuk batuk
4. Wheezing (mengi)
5. Chest pain (nyeri dada) atau nyeri perut
6. Cachexia (berat badan menurun), fatigue (lemah), dan kehilangan selera makan
7. Dysphonia (suara serak)
8. Pembengkakan kuku jari (tidak sering)
9. Dysphagia (kesulitan menelan)
Jika kanker tumbuh di jalan napas, mungkin akan menutupi jalan napas, menyebabkan kesulitan bernapas. Ini akan mengarah pada penumpukan secret, menjadi pencetus pneumonia (infeksi paru). Banyak kanker paru kaya akan suplai darah. Permukaan kanker akan mudah patah, menyebabkan perdarahan dari kanker ke jalan napas. Akibatnya darah akan dibatukkan.
Pada kanker paru terdapat beberapa fenomena yaitu Lambert-Eaton myasthenic syndrome (kelemahan otot berkaitan dengan auto antibody), hiperkalsemia, atau syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (SIADH). Tumor di puncak (aspek) paru disebut Pancoast tumor akan merusak bagian lokal dari sistem syaraf simpatis meyebabkan perubahan keringat dan gangguan otot mata (kombinasi yang dikenal dengan Syndrom Horner) sementara kelemahan otot di tangan berkaitan dengan rusaknya plexus brachial.
Banyak gejala kanker paru (nyeri tulang, demam, dan kehilangan berat badan) tidak spesifik. Dalam banyak kasus, kanker siap menyebar dari asalnya ketika memiliki gejala dan perlu perhatian medis. Tempat yang sering menjadi penyebaran (metastasis) adalah otak, tulang, kelenjar adrenal, bagian paru lainnya, pericardium, dan ginjal. Kurang lebih 10% pasien dengan kanker paru tidak memiliki gejala pada saat diagnosa; kanker ini secara tidak sengaja diketemukan pada pemeriksaan radiograph dada.
Penyebab
Penyebab utama banyak kanker terutama carcinoma adalah carcinogen-zat yang menyebabkan kanker seperti asap rokok, radiasi ion, dan infeksi virus.
Merokok sudah dijelaskan di atas. Asbestos dapat menyebabkan bermacam-macam penyakit paru, termasuk kanker paru. Terdapat efek sinergi antara asap rokok dan asbestos dalam membentuk kanker paru. Di Inggris, asbestos menyebabkan 2-3% kematian kanker paru pada laki-laki.
Virus diketahui menyebabkan kanker paru pada hewan dan bukti terbaru menyatakan kemungkinan pada manusia. Virus yang terkait adalah human papillomavirus, JC virus, simian virus 40 (SV 40), BK virus dan cytomegalovirus. Virus berdampak pada siklus sel dan menghambat apoptosis, mengijinkan divisi sel yang tidak terkontrol.
Gas radon tidak berwarna dan tidak berbau dihasilkan oleh penguraian radioaktif radium, yang berubah akibat runtuhnya uranium, diketemukan dalam kerak bumi. Paparan radon merupakan sebab kedua terbanyak kanker paru setelah merokok.
Penelitian oleh the American Cancer Society secara kohort hubungan antara zat tertentu dengan kanker paru. Sebagai contoh; jika konsentrasi partikel di udara meningkat 1%, resiko perkembangan paru meningkat 14%.
Diagnosa
Pemeriksaan radiograph dada adalah langkah pertama jika laporan gejala pasien mengarah ke kanker paru. Akan menunjukkan sebuah masa, pelebaran dari mediastenum (diperkirakan penyebaran kelenjar lymfe), atelectasis (kolap), consolidation (infeksi paru), atau pleural effusion. Jika tidak terdapat temuan radiographic tetapi kecurigaannya tinggi (seperti perokok berat dengan sputum yang mengandung darah), bronchoscopy dan atau CT scan akan memberi informasi penting. Broncoscopy atau CT guided biopsy sering digunakan untuk mengidentifikasi jenis tumor.
Penemuan sel abnormal di sputum (dahak) dihubungkan dengan kenaikan resiko kanker paru. Pemeriksaan cytology dahak digabungkan dengan pemeriksaan screening lainnya akan memberi deteksi dini kanker paru.
Pencegahan
Pencegahan adalah alat yang paling efektif untuk melawan kanker. Menghapus merokok merupakan tujuan utama pencegahan kanker paru, dan pembatasan merokok adalah alat pencegahan penting dalam proses ini. Yang paling penting adalah program pencegahan dengan target anak muda.
Kebijakan untuk menurunkan perokok pasif di tempat-tempat umum seperti di restoran tempat kerja menjadi lebih biasa di banyak Negara Barat, di California melarang merokok di area publik pada tahun 1998. Irlandia melakukan hal serupa di Eropa pada tahun 2004, diikuti Italia dan Norwagia pada tahun 2005. Skotlandia melakukan pada tahun 2006, Inggris pada tahun 2007, Perancis tahun 2008, dan Turki pada tahun 2009. Selandia Baru melarang merokok di area publik pada tahun 2004. Negara Bhutan melarang merokok sejak tahun 2005. Di beberapa negara, tekanan kelompok melakukan kampanye pelarangan merokok. Chandigarh menjadi kota pertama di India yang menjadi kota bebas rokok. India melarang secara total merokok di tempat-tempat umum pada 2 Oktober 2008.
Beberapa argumentasi yang melarang pelarangan ini adalah kriminalisasi merokok, meningkatnya resiko penyelundupan, dan resiko pelarangan yang tidak bisa ditegakkan.
Penggunaan jangka panjang suplemen multivitamin-seperti vitamin C, vitamin E, dan folat-tidak mengurangi resiko kanker paru. Bahkan asupan jangka panjang dosis tinggi vitamin E akan meningkatkan resiko kanker paru.
The World Health Organization (WHO) meminta pemerintah untuk melarang iklan merokok untuk mencegah orang muda menjadi pecandu rokok. Mereka menilai bahwa pelarangan iklan rokok mengurangi 16% konsumsi rokok.
Pengobatan
Pengobatan kanker paru tergantung jenis sel kanker, seberapa jauh menyebar, dan keadaan fisik pasien. Pengobatan yang sering adalah pembedahan, kemoterapi, dan terapi radiasi.
Jika pemeriksaan memastikan kanker paru, CT scan dan sering PET (positron emission tomography) digunakan untukmenentukan apakah penyakit ini terlokalisir sehingga bisa dilakukan pembedahan atau telah menyebar sehingga tidak bisa dilakukan pembedahan.
Tes darah dan spirometry (tes fungsi paru) juga perlu untukmenilai apakah pasien dalam keadaan baik untuk di operasi. Jika spirometry menunjukkan jelek (berkaitan dengan penyakit paru obstruktif menahun/PPOM), maka pembedahan merupakan kontraindikasi.
Pembedahan sendiri memiliki angka kematian operasi sekitar 4,4%, tergantung fungsi paru pasien dan faktor resiko lainnya. Pembedahan biasanya hanya pada non-small cell lung carcinoma pada salah satu paru, sampai derajat IIIA. Small cell lung carcinoma diobati dengan kemoterapi dan radiasi.
Prognosis
Faktor prognosis (perkiraan kemungkinan perjalanan dan hasil akhir gangguan) pada non-small cell lung cancer adalah ada atau tidaknya gejala sistem paru, ukuran tumor, jenis sel, derajat penyebaran, dan metastase (transfer penyakit dari satu organ ataubagian tubuh ke organ lain atau bagian lainnya yang tidak langsung berhubungan dengannya dapat disebabkan oleh transfer mikroorganisme patogenik atau transfer sel-sel) ke kelenjar limfe dan rusaknya pembuluh darah (vascular invasion). Pada pasien dengan penyakit yang bisa dioperasi, prognosis dipengaruhi oleh jeleknya keadaan fisik dan kehilangan berat badan lebih dari 10%. Faktor prognosis pada small-cell lung cancer adalah keadaan fisik, jenis kelamin, derajat penyakit, dan terkenanya sistem syaraf pusat atau hati pada waktu didiagnosis.
Untuk non-small cell lung carcinoma, prognosisnya biasanya buruk. Setelah pembedahan lengkap pada derajat IA, lima tahun bertahan hidup adalah 67%, derajat IB lima tahun bertahan hidup adalah 57%. Pada derajat IV NSCLC kurang lebih 1%.
Untuk small-cell lung carcinoma, prognosisnya juga buruk. Lima tahun bertahan hidup bagi pasien dengan SCLC kurang lebih 5%. Pasien dengan derajat lanjut SCLC rata-rata lima tahun bertahan hidup kurang dari 1%.
Fatwa Haram Merokok
Majelis Tarjih dan Tajdid memberi kesimpulan adalah; Pertama, karena merokok merusak kesehatan bahkan bisa sampai tingkat membunuh pelan-pelan. Ini bertentangan dengan firman Allah. Kedua, asap rokok membahayakan orang lain. Ketiga, merokok itu mubazir karena sama saja membakar uang. Keempat, merokok itu bertentangan dengan sabda Nabi SAW untuk meninggalkan yang memabukkan dan melemahkan, sementara merokok itu adalah bagian dari yang melemahkan. Kelima, secara umum merokok bertentangan dengan tujuan syariat yaitu perlindungan diri dan akal. Atas dasar itu dan dilengkapi dengan data-data empiris, maka Majelis Tarjih berkeyakinan bahwa merokok hukumnya haram untuk siapa saja dan kapan saja.
Saran
Bagi siapapun yang masih buta huruf dan tidak bisa membaca tulisan di bungkus rokok yang berbunyi, ”Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin,” maka silahkan untuk membuat dirinya terkena kanker, terkena serangan jantung, terkena impotensi, dan mengalami gangguan kehamilan dan janin dengan merokok. Namun jangan sekali-kali mengajak orang lain untuk terkena penyakit tersebut. Silahkan menghisap rokok di kamar anda pribadi, jangan di tempat umum. Jika anda melek huruf dan bisa membaca, silahkan untuk berpikir cerdas dengan tidak merokok.
(dr. Sunardi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar