Sabtu, 02 Oktober 2010

First Aid
SHOCK

Pada edisi bulan lalu kita bersama diskusikan tentang gangguan sirkulasi darah, dimana gangguan ini kiata temukan dalam keseharian kita dan disekeliling kita. Salah satu gangguan sirkulasi darah yang lain, yang perlu kita kenal adalah apa yang disebut sebagai Shock atau Rejatan. Apakah Shock itu? Shock adalah satu keadaan dimana terjadi kegagalan sirkulasi darah secara normal yang dikarenakan salah satu dari hal ini adalah karena tekanan dan atau volume darah sampai pada level yang membahayakan tubuh. Seperti kita ketahui bahwa tubuh kita mempunyai level / batas normal sehingga tubuh kita  (tekanan dan volume) bekerja secara normal. Seperti tensi tubuh, kisaran normal untuk tekanan darah adalah 110/80 mm hg atau 120/80 mm hg, akan tetapi jika tekanan terlalu rendah missal 80/50 mm hg, maka tubuh akan gagal berfungsi secara normal sehingga mengakibatkan terjadinya shock.
Selanjutnya apakah akibat shock terhadap organ tubuh kita ?? Akibat tekanan yang terlalu rendah, maka suplai darah ke organ vital tubuh  (jantung-paru dan otak) juga akan berkurang, tentunya suplai oksigen juga berkurang. Padahal oksigen adalah unsur kehidupan sehingga sel tubuh berfungsi secara normal. Inilah suatu kondisi serius dan berbahaya, tak jarang bisa berakibat fatal (kematian). Karena organ penting tubuh mengalami  kekurangan oksigen.
Shock dapat menyertai pada bermacam-macam penyakit seperti sakit jantung, kondisi dehidrasi berat, kehilangan darah cukup banyak karena trauma dan pada penyakit-penyakit lain. Untuk memudahkannya, secara umum shock dikelompokkan pada dua kelompok:
  1. Jantung gagal memompa darah, sehingga tekanan darah sangat rendah dan yang terjadi adalah sirkulasi juga sangat rendah. Contoh dari kelompok ini seperti kasus penderita yang terkena aliran listrik, dimana aliran listrik tegangan tinggi menekan kerja jantung, juga pada kasus-kasus serangan jantung, dimana aliran darah terhenti mengaliri otot-otot jantung.
  2. Terjadinya penurunan volume darah pada sirkulasi  darah tubuh, seperti pada penderita yang mengalami perdarahan hebat, baik perdarahan luar maupun perdarahan dalam tubuh. Juga pada penderita luka bakar, muntaber, diare. Pada kasus-kasus tadi, bagian tertentu dari cairan tubuh (darah) mengalami penurunan, sehingga volume cairan tubuh berkurang dan terjadilah shock.

Cara kerja tubuh dalam bereaksi terhadp kekurangan cairan tubuh, adalah dengan mempertahankan suplai darah bagi organ-organ vital terlebih dahulu (maka otak, jantung dan ginjal adalah organ-organ prioritas untuk tetap dipenuhi suplai darahnya dibandingkan dengan organ  lain seperti kulit. Maka pada penderita yang mengalami dehidrasi berat akan menunjukkan turgor (kekenyalan) kulit mengalami penurunan. Rasa nyeri yang hebat, gelisah atau berguling ke kanan ke kiri juga menyertai tanda-tanda shock.

Tanda dan gejala yang ditemukan.

Ketika penderita mengalami shock dan penurunan kondisi, maka akan tampak tanda-tanda dan gejala sebagai berikut:
  • Penderita tampak pucat, wajah keabu-abuan, dan pada bibir tampak biru.
  • Kulit teraba dingin kadang disertai basah.
  • Penderita merasa sangat lemah dan pingsan (tak sadar).
  • Nadi lemah dan cepat.
  • Napas cepat.
  • Gelisah.
  • Penderita mengeluhkan rasa haus.
  • Rasa nyeri dan disertai muntah-muntah.
  • Perlahan-lahan menjadi tidak sadar.

Tujuan:

Meningkatkan suplai darah ke otak, jantung dan paru dan susun rencana rujukan ke RS.

Pertolongan:

Sekali-kali jangan posisikan penderita sehingga memperparah kondisinya.
  1. Lakukan pertolongan yang mungkin anda kerjakan, seperti menghentikan perdarahan luar pada kasusu shock yang terjadi karena perdarahan. Minimalkan gerak tubuh penderita dan jamin keamanan serta cegah terjadi cedera lebih lanjut.
  1. Baringkan penderita, jaga kepala penderita posisikan lebih rendah. Tujuan dari posisi ini adalah mencegah terjadinya sumbatan jalan napas bila terjadi muntah.
  1. Angkat kedua kaki lebih tinggi, gunakan alat yang ada , hati-hati bila penderita mengalami patah tulang.
  1. Kendrkan baju, ikat pinggang dan sepatu bila perlu dilepas.
  1. Jika perlu selimuti penderita bila temperature cuaca sangat ekstrem (dingin). Jaga penderita supaya nyaman basahi bibir penderita dengan air tetapi jangan diberi minum.
  1. Tangani perlukaan yang ada.
  1. Periksa dan hitung rata-rata pernapasan, denyut nadi dan tingkat kesadaran pada interval 10 menit.
  1. Jika penderita Nampak kesulitan bernapas, posisikan penderita pada posisi recovery (lihat edisi sebelumnya)
  1. Jika penderita tidak sadar, buka jalan napas dan periksa pernapasan penderita. Lakukan teknik A- B – C, lakukan teknik pemulihan dan posisi recovery.
  1. Susun segera rencana rujukan ke RS, dan tetap jaga posisi terbaik.

Catatan:
  • Pastikan anda berada disamping penderita.
  • Jangan memasukkan makanan/ minuman sama sekali, karena akan menunda pertolongan di RS, ketika penderita memerlukan pembiusan.
  • Jangan gunakan botol berisi air panas, karena hal ini akan meningkatkan suplai darah ke kulit dan mengurangi suplai darah di organ-organ penting tubuh.
  • Jangan perbolehkan penderita merokok atau menghirup asap. 
    (Heru Pujihastono, S. Kep)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar